Untitled Part 35

2.1K 191 10
                                    

Emma's POV

"Lihat lehernya, Emma. Sangat menggoda pisau tajam ini untuk memamerkan ketajamannya"

"no... please Jesper aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan, please don't kill her. you can kill me but not her. not her. no, not her..."

Melihat Jesper yang masih mempunyai pisau di leher Tessa adalah sesuatu yang tidak pernah terfikirkan oleh ku. Mengapa aku bisa melihat orang yang paling aku sayangi seperti ini? apa kesalahan Tessa?

Pandangan Tessa tidak pernah teralihkan dariku. Dari rasa takut, sayang, menyesal, semuanya tercampur aduk di mata nya "i love you" ia menggerakan bibirnya kata kata itu tanpa bersuara

Aku ingin sekali membalaskan ucapan itu padanya tetapi aku tahu jika Jesper mendengarku, ia akan melakukan hal hal yang menakutiku

Lalu Jesper mendekap tubuh Tessa dengan eratnya dan mencium leher Tessa sambil memastikan aku menyaksikan apa yang sedang ia lakukan pada kekasihku. Tessa menutup mata menahan tangisannya. Dan aku pun tidak kuat melihat pemandangan itu sehingga lebih banyak lagi air mata yang berjatuhan dari kedua mata ku

"i will kill you Jesper" gumam ku dengan kebenciam yang tak bisa tertahankan lagi. Jesper tertawa "stop laughing asshole! kenapa harus Tessa? dia gak bersalah!"

Tawa Jesper terhentikan, ia melihat kearah Tessa lalu kepadaku lagi dengan tatapan bingung "enggak bersalah kamu bilang?"

Tessa menghindari tatapan ku "kita bisa bicarakan hal ini berdua Jesper, tidak dihadapan Emma"

Mendengar itu, aku melihat mereka dengan tatapan bingung. Apa yang mereka maksud? apakah ini ada hubungannya dengan apa yang Tessa sembunyikan dari ku?

Rahang Jesper mengeras dan mata nya memerah seperti ingin menangis "kamu tidak tahu tentang kematian kakak ku?!" tanya nya padaku lalu melihat kearah Tessa "kamu dan Becca membunuh kakak ku!"

What?! aku melihat Tessa dengan seribu pertanyaan tetapi yang Tessa jawab hanyalah tangisan yang semakin deras di pipi nya "what does he mean..." tanya ku

Jesper melepaskan tubuh Tessa dari dekapannya hanya untuk menghampiriku. Melihat itu, teman Jesper yang pernah kita temui di bandara menjaga Tessa dengan tatapan nya yang lapar melihat Tessa dari atas sampai bawah.

"let me tell you a story princess..." Jesper berkata sambil melipat lengan kemejanya. Menaruh pisaunya di saku belakang celananya, ia jongkok untuk menyamakan ketinggianku yang sedang bertekuk lutut didepannya "kakak ku, Scott Walker. Ia hanya seorang kakak yang selalu menjaga adik nya dari seorang ayah yang selalu bersikap kasar pada kedua anaknya. Seorang ayah yang tega memukuli ibu dari kedua anak nya. Seorang ayah yang selalu membawa pelacur kedalam rumah yang seharusnya hanya menjadi tempat untuk keluarganya" Jesper berhenti sebentar lalu berdiri dari hadapan ku "aku selalu mengikuti jejak kakak ku. Dengan begitu aku bisa belajar bagaimana menghadapi ayah ku" Jesper melihat kearah ku lagi "lalu ia bertemu kakak mu. Becca Miller, the president of Franklin's High. Anak dari pemilik perusahaan yang bersaingan dengan perusahaan ayah kita. Yang selalu menghalangi kakak ku melakukan apa yang ia inginkan" Jesper tertawa sejenak "Aku dan kakak ku terkagum dengan orang orang yang selalu memakai jabatannya untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Melihat ayah ku menderita di bawah pengawasan ayah mu hanyalah salah satu kenikmatan yang ada di depan mata kami" melihatku dengan pandangan yang penuh memory, Jesper meneruskan dongengnya "kakak ku, Becca dan Tessa adalah teman yang selalu menghabiskan waktu mereka bersama, tetapi sayangnya Becca dan Tessa tidak selalu bisa searah dengan pemikiran kakak ku" Jesper berpaling kearah Tessa sehingga aku bisa melihat pisau yang ada di kantong belakangnya "lalu semuanya kembali terlihat baik baik saja ketika kakak ku mulai menaruh hatinya pada pelacur ini" hati ku hancur mendengar kata pelacur yang diarahkan pada Tessa, sehingga darah yang mulai menidih didalam ku mulai menyuruhku untuk merebut pisau itu "tidak kah kamu tahu Emma? pacar mu yang kamu sayang ini pernah hamil"

Aku melihat Tessa yang sudah menangis "please stop..." mohon nya

Jesper melihatnya lalu melihatku lagi "itu benar Emma, aku hampir menjadi seorang paman"

"hampir...?" aku melihat Tessa, tidak terlalu berharap jika mereka akan menjawab pertanyaanku, karena aku tahu aku tidak akan menyukai jawaban ini

"sayangnya belum sampai satu bulan, kakak mu menyuruh Tessa untuk mengugurkan bayi itu-"

"kamu salah!" Tessa berteriak sambil terisak "Becca adalah satu satunya yang menguatkanku untuk menjaga bayi itu! tapi kakak mu yang terlalu pengecut untuk menolak perintah ayah kalian dan memaksaku menikahi kakak mu agar perusahaan kalian terselamatkan!"

"shut up!" bentak Jesper "jika kalian bisa menuruti kakak ku! malam itu tidak akan menjadi malam dimana kakak ku pergi..." suara Jesper mulai memelan disaat dirinya mulai mengingat kembali apa yang telah terjadi di malam itu "dia hanya berusaha memperbaiki keadaan... dia sedang melindungiku dan ibu ku..." suara dan tubuh Jesper mulai bergetar "tapi dia tidak bisa melakukan hal itu tanpa bantuan kalian. Kakak ku berharap dengan kedatangan kalian dan ayah nya Becca, ayah ku mau membuka hatinya dan mendengar" Jesper melihatku dengan tatapan memelasnya, dan hal itu membuatku merasa kasihan padanya "tetapi karena ayah mu tidak hadir, ayah ku hanya bisa kembali menganggap kakak ku sebagai sebuah kegagalan" Jesper melihat ke langit malam yang gelap "ayah ku yang sedang dalam keadaan mabuk mengambil botol vodka nya dan melemparkannya kearah kakak ku karena tidak berhasil membuat Tessa jatuh cinta padanya" Jesper menghelakan nafas dan melihat Tessa dengan penuh kebencian dimatanya "jika kamu tidak mencintainya, mengapa kamu menerimanya?"

Tessa menundukan kepalanya, jelas tidak sanggup menatap mata Jesper "aku mencintai kakak mu Jesper, tapi kita selalu tahu bahwa kita tidak pernah pacaran karena hatiku hanya milik Becca" Jesper menghusapkan air matanya, seluruh tubuhnya bergetar disaat Tessa terus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi "kakak mu datang kerumah Becca, dan aku ada disana. Kami berusaha membantu kakak mu yang sedang dalam keadaan berdarah darah karena kita tahu jika kakak mu pergi kerumah sakit, paparazi akan mempertanyakan kehidupan dirumah seorang konglomerat seperti ayah kalian. Namun kakak mu terus memohon padaku untuk menikahinya. Becca sama sekali tidak ikut campur dalam masalah ini, dia selalu memberikanku pilihan. Tapi tidak ketika kakak mu menodongkan pistolnya kearah perutku" Tessa mulai terisak lagi seakan ia tidak ingin mengingat kejadian ini "Becca berdiri dihadapan pistol yang kakak mu todongkan karena Becca yakin bahwa masih ada kebaikan didalam kakak mu" Jesper dan Tessa menangis didalam kesedihan mereka "dan kakak mu yang tidak kuat menahan rasa sakit yang ia dapatkan dari ayah kalian, memutarkan arah pistol kearah kepalanya lalu menarik pelatuk-"

"stop! stop! stop!!" Jesper menutup kedua telinganya sambil berteriak memohon Tessa untuk berhenti.

"Jesper it's okay..." aku berdiri dari lututku dan menghampirinya

"no it's not okay! kalian seharusnya menahan kakak ku!" Jesper mengambil pisau di saku celananya lalu menusuk perut Tessa. Melihat itu aku berteriak memanggil nama Tessa yang sedang melihatku

"i love you..." ia berkata lalu pandangannya mulai terkosongkan disaat Jesper mendorongnya kearah jurang hutan yang gelap

"Tessa!" aku berteriak dan menangis sambil mencari jalan untuk menghampirinya. Tetapi sayangnya Jesper dan temannya menangkapku dan menyeretku kedalam mobil mereka.

Aku terus melawan dan melawan tetapi tidak ada hasilnya. Dua laki laki bertubuh besar memiliki kemungkinan untuk menang yang lebih besar jika lawan mereka hanyalah aku seorang diri. Lutut ku sudah lemas, nafasku mulai tidak beraturan, dan yang bisa kulakukan hanyalah memohon Jesper untuk melepaskanku agar aku bisa melarikan Tessa ke rumah sakit.

Tapi disaat aku gagal, disitulah aku tahu bahwa semuanya telah terlambat.

-

Untuk kalian yg bisex, bisa cek cerita di bawah ini

Ber judul "IPA vs IPS" by @anotherclub

https://my.w.tt/VYEfoctZC8

-

Thank u for reading, have a good night.

Love wins.

Sophomore Year (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang