Emma's POV
Mengabaikan senyuman Tessa adalah hal yang tidak mudah ku lakukan. Seberapa besarnya aku ingin menjauhinya, aku tahu aku akan kembali kedalam dekapannya yang selalu menghangatkan ku. Belakangan ini aku selalu gelisah dengan semua hal hal terburuk yang dapat terjadi jika Jesper membuka mulutnya tentang hubungan ku dan Tessa. Aku tidak bisa berhenti merasa gelisah karena apa pun itu yang ku fikirkan, aku tahu Jesper bisa melakukan yang jauh lebih buruk.
"hey... kamu mikirin apa?" Tessa menaruh tangannya yang lembut dipipiku sambil menatap ku dengan tatapan hawatirnya. Bangun di pagi hari dengan dirinya disampingku membuatku merasa seperti orang yang paling beruntung di dunia ini. Tetapi tentu saja, tidak semua orang senang melihat kita bahagia.
"gak ada" jawab ku dengan senyuman yang lebar. Aku tidak mau Tessa tahu tentang ancaman Jesper padaku. Aku tidak mau Tessa mengakhiri apa yang telah kita bangun bersama.
Tessa berjalan menghampiri lemari baju dengan selimut yang menutupi tubuhnya "fine... jika kamu enggak mau kasih tahu apa yang sedang menganggumu, aku akan menanyakan hal ini pada Kirana, Chandra, Olivia, Ra-"
"kamu pernah membayangkan masa depan mu?" tanya ku mengalihkan perhatiannya
Tessa melihat kearah ku lalu kembali mencari baju yang ingin ia pakai "pernah, kenapa?" tanya nya. Tessa berjalan kearah ku dan membuka selimut yang menutupi tubuh cantiknya lalu memakai kaos putih yang berukuran sangat besar. Aku lupa dengan apa yang sedang kita bicarakan dan mata ku terus menatapi tubuhnya "ehem!" Tessa melipat kedua tangannya dan mengangkat satu alis nya, menatapi ku dengan senyuman tipis yang sangat memuji wajah cantiknya.
"oh! hm..." aku meneguk air liur di dalam mulut ku dan melanjutkan percakapan kami. Aku hanya bisa tersenyum ketika aku kembali tersadar bahwa orang seperti ku bisa memiliki wanita cantik yang berdiri di depan ku ini. Aku berdiri dari kasurnya. Memeluk Tessa dan mencium pipinya yang mulai memerah "apakah ada aku?" tanya ku
Melihat Tessa yang sekarang sedang berada di awan kesembilan disaat aku melanjutkan ciumanku kearah lehernya, Tessa membuka mulutnya dengan mata yang tertutup "hm?" Tessa melingkarkan kedua tangannya di pundak ku
"ketika kamu membayangkan masa depan mu, apa kah ada aku disana?" aku mengulangi pertanyaanku
Pertanyaan itu membuat Tessa tersadar tentang betapa pentingnya pertanyaan ini bagi ku, Tessa membuka matanya dan melihat ku dengan tatapan sayangnya "Emma, kamu lah masa depan ku" bisiknya membuat jantungku berdebar debar di dalam pelukannya
Aku tidak bisa menahan rasa bahagia ku dan ketika air mata mulai terbentuk di mataku, aku memeluk Tessa dan menyembunyikan air mata darinya. Semenjak Tessa hadir di hidup ku, semua lubang yang ada terlengkapi olehnya. Papa, mama, serta kak Becca telah memilih meninggalkanku, dan Tessa adalah satu satunya jawaban untuk ku.
"Emma aku enggak akan menukarkan mu dengan apapun. Kamu akan selalu menjadi satu satunya rumah untuk ku, kamu tahu itu?" Suara tangis ku tidak bisa tersembunyikan darinya dan aku hanya bisa memeluknya dengan erat "Emma" Tessa tertawa "hey... hust... baby kok nangis..." Tessa mengakhiri pelukannya lalu melihat kearah wajah ku "Emma? ada apa?" Tessa menjadi hawatir sehingga aku harus kembali memalsukan senyumanku "Emma please, ada apa?"
"Tessa"
"ya?"
"nikah yuk?"
Mata Tessa terbuka lebar "what?"
"aku bercanda" jawab ku sambil tertawa
"kamu kira ini lucu?" suara tawa ku terhentikan oleh nada amarahnya. Aku melihat Tessa seperti anak kecil yang sedang ketakutan jika orang tua nya marah. Tessa terlihat tersakiti oleh candaanku lalu meninggalkanku dikamarnya sendirian
KAMU SEDANG MEMBACA
Sophomore Year (gxg)
Romansa18+ (girlxgirl) TAMAT (01/04/19) Lanjutan cerita dari "Since You Came Along" Semenjak kematian kakak nya, Emma Miller menemukan diri nya semakin dekat dengan seseorang yang seharus nya menjadi pasangan kakak nya. Tessa Jenkins. Hubungan mereka sema...