Untitled Part 12

2.6K 249 13
                                    

Chandra's POV

"kamu kalah"

Aku menghelakan nafasku "secara teknik, bermain billiard tidak di perkenankan dengan mendorong lawan nya disaat mereka sedang bermain" Bela ku, Kirana tidak bisa bermain secara adil dan aku seharusnya tidak pernah setuju bermain dengannya

"mungkin kamu bisa saja menang jika kamu tidak menghabiskan perhatianmu pada wanita berseragam ketat dan pendek itu" jawabnya dengan senyuman licik tergambarkan di bibirnya. Kirana mendekatiku dan menepuk bahu kananku dengan tangan kirinya "selamat berjuang menuruti perintahku selama dua minggu"

Aku melihatnya berjalan dihadapanku dengan pinggulnya yang terayunkan ke kanan dan ke kiri. Dan seperti dia tahu dengan apa yang sedang aku lakukan, dia memutarkan tubuhnya menangkap pandanganku yang sedang memperhatikan tubuhnya itu. Alisnya terangkat satu dan dengan senyuman di bibirnya dia berkata "apa yang kamu tunggu? antar aku pulang"

Mata ku berkedip satu atau dua kali, berusaha fokus dengan apa yang dia katakan sambil menahan mataku untuk berhenti menaruh pandanganku di tubuh Kirana "wh-what? Now?" tanya ku

"yes, now" jawab Kirana dengan tegasnya

Aku menghelakan nafasku sambil berjalan kearahnya "Kirana, aku juga bawa kendaraanku kesini, dan aku tahu kamu tidak akan pernah mau naik motor butut ku kan? jadi jika aku mengantarmu pulang dengan mobilmu, bagaimana kabar motor ku?" tanya ku, berharap dia bisa memberikan ku kemudahan

Kirana membuat wajah berfikirnya sambil melihat keatas dengan jarinya yang menepuk-nepuk dagunya "hm... Tinggal in motor kamu disini lalu kamu anterin aku pulang lalu kamu bisa jalan kaki untuk mengambil scooter mu" jawabnya tanpa beban

Aku menatapinya dengan tatapan kosong "kamu jahat"

Kirana menarik tanganku dengan tangannya dan menuntunku ke tempat parkiran. Sesampai disana dia memutarkan tubuhnya dan menghadapiku sambil memainkan kunci mobilnya didepan wajahku "buka pintu mobilnya" perintahnya dengan senyuman yang semakin lama semakin melebar

"kamu sangat menikmati semua ini huh?" tanyaku lalu merampas kunci mobil dari tangannya. Aku membuka pintu kursi penumpang untuknya

Kirana menggigit bibirnya disaat dia menahan untuk tidak tertawa tentang hal ini  "I really do" jawabnya sambil membuatnya nyaman dikursi mobilnya "tolong pasangkan sabuk pengamannya"

"are you serious?" aku menggelengkan kepalaku lalu menunduk kearahnya. Menarik sabuk pengaman itu dan menguncinya di depan Kirana. Tanganku bersandar di sebelah kanan dan kiri Kirana dan kami sangat dekat disaat ini "are you happy princess?" tanyaku dengan suara yang serak. Aku melihat Kirana tergugup di bawah pandanganku dan tatapannya turun kearah bibirku. Aku tersenyum licik mengetahui aku masih bisa memberikannya efek seperti ini "syukurlah" jawab ku disaat Kirana menolak untuk meneruskan penyiksaannya terhadapku

perjalanan kerumahnya tidak begitu jauh tetapi dengan Kirana yang menolak untuk berbicara padaku membuatku sedikit bingung, setiap kali aku melihat wajahnya dia selalu melemparkan semua perhatiannya kearah luar jendela. "Kirana" aku memanggilnya

"what" jawabnya tanpa melihat kearahku

"jutek banget..." jawabku dan hal itu membuatnya mau melihat kearahku

"apa... Chandra..." tanyanya sambil memalsukan senyumannya

aku ikut tersenyum "kangen gak ama aku?" tanyaku. Kirana memutarkan kedua bola matanya sambil menyembunyikan senyuman aslinya lalu melihat keluar jendela lagi. aku menghelakan nafasku "aku kangen dengerin suara ngorok kamu" candaku hanya untuk menganggunya

Kirana menoleh kearahku dengan sangat cepatnya, aku menahan tawa akan reaksi yang kudapatkan darinya "aku gak pernah ngorok" belanya

aku berusaha sebisaku memasang muka serius "kamu tahu apa? kamu kalau lagi ngorok kan berarti kamu lagi tidur"

Sophomore Year (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang