Untitled Part 14

2.5K 252 15
                                    

Emma's POV

ulang tahun Kirana akan datang menghampiri dalam beberapa hari ini. Tessa mengajak ku dan teman-temannya ke diner Raja untuk mempersiapkan sebuah kejutan untuknya. mengetahui Kirana pesta ini harus menjadi pesta ulang tahun terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah. salah satu hal yang aku benci dari anak orang kaya.

"kita tidak harus mengundang semua orang" Tessa berkata dengan maksud agar Raja mengerti bahwa dia tidak diperbolehkan untuk mengundang teman-temannya yang bahkan tidak dikenal Kirana. jika Raja mengundang temannya dan temannya mengundang teman lainnya lalu teman lainnya mengundang teman lainnya lagi, pesta ulang tahun ini pasti akan berakhir seperti pesta anak-anak yang penuh dengan hormon remaja, dan Tessa sangat membenci pesta seperti itu.

"pesta ini akan menjadi sangat membosankan" Raja mengeluh. membela kehormatan Tessa, aku memukul kepala Raja dan menyuruhnya untuk diam

"bagaimana dengan hadiah? kita tidak harus memberikannya kado kan?" tanya Olivia dengan malasnya yang hampir membuatku tertawa

"kita bungkus aja Chandra" Raja bercanda tetapi entah mengapa lawakannya sama sekali tidak terdengar lucu bagi kita sehingga Raja harus menertawai lawakannya sendiri

"sorry Olivia kamu harus bawa kado. Kirana akan membunuhmu jika kamu tidak memberikan kado di hari ulang tahunnya" jawab Tessa tidak menghiraukan apa yang telah dikatakan Raja

"Kirana lagi kemana kak?" tanya Chandra

"lagi pergi dengan Brasil kayaknya" jawabnya lagi

"luar biasa" jawab Chandra dengan rahangnya yang telah mengeras karena kecemburuan yang sama sekali tidak bisa dia sembunyikannya

"aku bilang kayaknya" Tessa memutarkan kedua bola matanya "bisakah kamu berhenti melihatku seperti itu?" tanyanya padaku

mendengar hal itu semua mata tertuju padaku. berusaha menyembunyikan rasa malu aku membela diriku sendiri "kan kita lagi merencanakan pesta adek mu, ya mataku tertuju padamu lah" semua orang kecuali Tessa berusaha menyembunyikan tawa mereka karena kita semua tahu aku telah mempunyai rasa padanya. kenapa harus aku?

Tessa melihat kearah parkiran dan matanya terbuka lebar "oh shit... aku udah harus pergi"

penasaran dengan apa yang dilihatnya aku mengikuti matanya memandang, dan disanalah aku melihat Tory yang sedang berjalan kearah diner setelah dia mengunci mobilnya "kamu mau kemana?" tanyaku tetapi Tessa tidak mendengarku dengan perhatiannya yang masih sibuk mengambil uang untuk membayar minumannya "kita belum selesai Tessa" jelasku lagi berusaha untuk membuatnya menetap

"hey kamu sudah siap?" Tory bertanya disaat dia memasuki diner membuatku kepanasan karena kecemburuanku

"iya aku udah siap" jawab Tessa dengan senyuman

ugh.

Tory melihat kearah kami "sorry kids... Tessa butuh teman yang seumuran dengannya" jawabnya dengan senyuman, aku tidak tahu pasti maksud dari perkataannya. dia berkata dengan maksud bercanda atau dengan maksud membuatku kesal. Tessa dan Tory berjalan kearah pintu.

"Tessa" aku memanggilnya lagi

Tessa menghadapkan perhatiannya padaku "yes?"

aku tidak tahu harus berkata apa, dan aku juga tidak mengerti mengapa aku memanggilnya. yang aku tahu aku hanya ingin menghabiskan waktuku bersamanya. tetapi aku tahu aku tidak akan memberitahukannya tentang hal itu.

"be careful" jawab ku, memalsukan senyuman.

ada kesunyian diantara kami untuk beberapa detik sebelum Tessa tersenyum dan mengucapkan terimakasihnya padaku "thank you"

Sophomore Year (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang