Untitled Part 25

2.6K 238 13
                                    

WARNING

SEX SCENE, if you're underage and if sex makes you uncomfortable please just skip this chapter, it's not good anyway

Emma's POV

Berkumpul di diner bersama teman teman ku adalah salah satu dari hal hal yang suka aku lakukan, tapi aku tahu hal ini akan jauh lebih menyenangkan jika Tessa juga bisa ikut Berkumpul bersama kami.

Huft, okay aku tahu terkadang kita bersikap seperti anak kecil, tapi setidaknya dia enggak usah menghabis kan waktunya bersama Tory. Bukannya aku enggak percaya padanya. Bagaimana jika Tory mencoba sesuatu? bagaimana jika Tory mencium pacarku? bagaimana jika Tessa membalas ciumannya trus jatuh cinta pada Tory? no. No!

Mataku terus menatap tajam kearah Hp ku yang tergeletak di atas meja kopi menunggu pesan dari Tessa.

Aku mendengar bisikan teman teman ku

"Emma kenapa?" Kirana bertanya pada seseorang

"gak tahu, dari tadi ngeliat in hp nya terus" Chandra menjawab pacarnya

"mungkin lagi kesurupan" terdengar asumsi boodoh nya Raja

"kesurupan setan milenial, makanya yang diliatin hp" jawab Olivia lalu tertawa mengira dirinya lucu

"oh! Aku tahu, pasti nungguin pesan kak Tessa" jawab Chandra yang lumayan pintar kalau dibanding dengan anak Figaro's High School. Mungkin karena sekarang dia bersekolah di sekolah ku, otak Chandra mulai ada isi nya

"mau taruhan gak?" muncul lagi Olivia "kita hitung sepuluh detik kalau Tessa enggak mengirimkannya pesan, kalian masing masing bayar aku satu juta"

"enggak ah" Chandra menolak hanya karena dia tidak selalu dimanjakan orang tua nya dengan uang yang berkelimpahan. Tidak seperti teman teman yang lain nya yang hanya dengan merengek mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan

"okay" Kirana setuju tanpa beban, dan begitu juga dengan Raja

Olivia mulai menghitung dan aku hanya melihat hp ku dan enggak ada ketertarikan akan teman teman yang mempertaruhkan uang mereka di atas kesengsaraanku

"enam, tujuh, delapan... Hehe siap siap ngasih aku uang" Olivia menyengir sebelum ia menyelesaikan perhitungan nya "sembilan..." tetapi sebelum dia bisa menyebut angka terakhir, hp ku berdering dan memamparkan nama pacar ku

"yesss!" aku dan teman teman ku bersorak sorai dan melompat di atas sofa atas kemenangan kita walaupun yang aku peduli kan hanyalah Tessa

"bayar" Chandra menagih walaupun dia enggak ikut taruhan

"apaan si kan aku enggak bilang kalau Tessa nelpon, aku cuman bilang kalau Tessa ngirim pesan"

Aku mengambil hp ku untuk menjawab telfon nya dan pergi dari kebisingan mereka

"hello cutie pineapple roasted peanut caramel chewy booty laffy taffy pie!" Sapa ku dengan girangnya membuat Tessa tertawa

"Emma you're so cute!" Tessa berteriak gemas

"kamu udah pulang?"

"belum, Tory masih nyari dress yang tepat untuk pesta pernikahan sepupunya, oh by the way aku di minta Tory untuk menemaninya pergi, tapi aku enggak mau pergi kalau kamu enggak merasa senang akan hal ini... Jadi...?" Tessa bertanya dengan hati hati nya seakan dia takut jika aku melarangnya

Aku enggak mau melarang Tessa, siapa aku bisa mengatur kehidupan pacar aku. Tapi aku juga enggak suka ide ini. Kenapa Tory harus me ngajak Tessa?

"Tessa kamu enggak butuh perizinan ku walaupun aku enggak suka kamu dekat dengan nya"

Sophomore Year (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang