Untitled Part 10

2.7K 264 16
                                    

terkadang aku berfikir apakah semua ini hanyalah sebuah kebohongan? walaupun Kirana sedang tertawa dan tersenyum bersama yang baru, aku bertanya-tanya apakah dia merasa kesepian? semua yang dikatakan Brasil sehingga membuatnya bahagia seperti ini, apakah dia masih mengingat kata-kata manis dariku?

aku tidak mengerti, Kirana bersikap seperti dia tidak mengenalku. dia bahkan tidak menunjukan amarahnya setelah apa yang hampir kulakukan dengan Emma. pagi ini kami bertemu muka dengan muka, dan dia hanya tersenyum padaku.

itu hal yang bagus. aku tahu itu.

tapi kenapa aku lebih mengharapkannya marah padaku?

"Chandra? oi.. kamu dengarin aku gak si?" Raja bertanya didepanku membangunkanku dari pemikiranku tentang Kirana

aku melihat Raja yang sudah cemberut dihadapanku "oh... sorry... kenapa Raja?"

"gak jadi..." jawabnya menundukan wajahnya sambil mengunyah sarapannya

aku menghelakan nafas "i'm sorry... hey" aku menggelitikan perutnya sehingga membuatnya tertawa malu. aku tersenyum melihat betapa mudahnya aku bisa menghibur Raja "ada apa?" tanyaku

Raja menelan makanannya "menurutmu restauran yang bagus untuk kencan ku dengan Diana itu apa?"

"kamu kan punya diner, bawa aja kesana" jawabku

Raja melihatku seperti aku sudah gila "jika disitu tempat kamu membawa perempuanmu untuk kencan, aku tidak akan pernah mengerti bagaimana kamu bisa membuat wanita-wanita tergila padamu" jawabnya membuat Brasil tertawa

aku melihat Brasil, merasa terganggu akan keberadaannya. Brasil melingkarkan tangannya di bahu Kirana dan menghadapku "kamu benar-benar harus belajar sebelum mempertimbangkan diri untuk pergi kencan dengan pacarku" jawabnya lalu mencium dahi Kirana

Kirana melihatku dengan tatapan yang kosong sambil dengan pelan-pelan menjauhkan Brasil dari wajahnya

aku menatap balik tatapan Brasil, dengan senyuman aku berkata "oh Brasil... Kirana tidak akan pernah setuju dengan itu, aku yakin dia tidak berfikir aku butuh belajar disaat dia meneriakan namaku dikasur"

mendengar hal itu Brasil tidak bisa menahan amarahnya dan berdiri dari tempat dia terduduk dan datang menghampiriku. Kirana, tentu saja berusaha untuk memberhentikannya sebelum dia bisa melakukan apa yang dia ingin lakukan padaku "Brasil stop okay?"

Brasil melihat Kirana dengan tatapan marahnya "kamu membelanya? kenapa aku tidak heran si?!"

Kirana menghelakan nafasnya "maksudku dia tidap pantas membuatmu marah bukan?" Kirana berkata sambil memeluk leher Brasil dihadapanku. menenangkan diri, Brasil mencium bibir Kirana.

aku menolak untuk melihat mereka dan pergi dari hadapan mereka dan pergi ke ruang keluarga.

"honey.." aunt Sylvia masuk dari pintu depan bersama suami dan kedua orang tua ku, mereka semua memakai baju golf memberikanku jawaban akan ke absen an mereka. Sepertinya mereka lebih suka menghabis kan waktu tanpa anak-anak mereka. Aunt Sylvia berdiri di belakang sofaku dengan mama, tangannya membelai rambut ku "ada apa sayang kok makan sendirian? yang lain mana?"

Aku menghelakan nafas masih tidak menyukai apa yang baru aku saksikan "di ruang makan aunt Sylvia"

"kalian senang dengan liburan kalian?" tanya mama ku

"oh tentu sangat senang, aku bertemu teman baru namanya Brasil dan dia sangat sangat menyenangkan" jawabku

Mama dan aunt Sylvia merasakan sarkasme dari nadaku berbicara dan hal itu mendiamkan mereka

Sophomore Year (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang