RA-AYA'19

59.6K 5.8K 463
                                    

Nevan yang sedang duduk bersantai di ruang keluarga dengan koran yang ada di tangan menoleh saat mendengar suara langkah kaki.

Aya masuk dengan masih memakai seragam sekolah sambil tangannya membawa sesuatu.

"Lho, Aya bawa apa itu?" Tanya Reya juga baru datang sambil membawa toples kue lalu duduk di sebelah Nevan.

"Burung," wajah Aya terlihat begitu sumringah.

"Aya beli burung?"

"Enggak Pi, dibeliin sama kak Rafa." Aya menoleh ke belakang, "masuk dong."

Wajah Nevan berubah datar saat Rafa muncul dari balik dinding dan berdiri di sebelah Aya.

Rafa tersenyum pada Nevan dan Reya.

"Lucu kan Pi, Mi. Kak Rafa baik banget mau beliin burung lucu ini untuk Aya." Aya dan Rafa sudah duduk tepat di hadapan Nevan dan Reya.

"Papi bisa beliin burung kayak gitu kalo Aya mau, gak usah minta sama dia." Nevan menatap sinis Rafa.

"Ih Aya gak minta kok emang kak Rafa nya yang mau beliin. Tapi kemaren itu Aya sempet kode sih ke kak Rafa."

"Kode kayak mana? Udah pinter anak Mami pake kode-kodean segala." Reya tertawa begitupun dengan Aya.

"Iya kan waktu malem Minggu itu Aya sama kak Rafa keluar terus Aya sama kak Rafa ke taman, di deket taman ada orang jualan rame banget. Ada yang jual burung terus Aya nanya sama kak Rafa, kak Rafa mau beli burung itu gak."

"Terus?" Tanya Nevan bukan menatap Aya melainkan Rafa yang sudah mulai was-was sementara Aya sedang memperhatikan burung cantik yang ada di dalam kandang.

"Terus kak Rafa bilang kalo kak Rafa udah punya burung,"

Rafa tetap setia dengan eskpresi bahagianya dibalik jantung yang sudah berdebar-debar.

"Aya tanya lagi kan sama kak Rafa, dimana burung kak Rafa kok Aya gak pernah liat? Kata kak Rafa burungnya di kurung, Aya tanya dikurung dimana terus dibilang dimana-mana." Aya menatap Nevan setelah selesai bercerita.

"Papi, kan Aya yang cerita kenapa malah liatin kak Rafa? Mami juga kenapa ketawa? Kan cerita Aya gak ada yang lucu." Kata Aya sedikit kesal

Nevan menatap Aya, "jadi Aya udah liat burungnya si Rafa belum?"

Aya langsung menggeleng. "Kalo emang dikurung dimana-mana seharusnya Aya bisa liat dong burungnya kak Rafa pas di apartemen."

Pasrah, Rafa sudah pasrah sekarang dan siap apa yang akan terjadi kepadanya setelah ini.

"Oh apartemen?" Nevan terkejut dengan dibuat-buat.

"Iya, Aya sering kok main ke apartemen kak Rafa."

"Ooohhhhh..." Nevan meletakkan koran nya dan mengangguk-anggukkan kepala.

"Aya taruh burungnya dibelakang aja, ya." Ujar Nevan.

"Oke!" Aya berdiri sambil membawa burungnya.

"Eh, mau kemana?" Nevan bertanya pada Rafa yang ikut berdiri.

"Saya mau nemenin Aya dong om ke belakang, ya sebagai pacar yang baik."

"Di sini aja, biar Mami nya yang nemenin. Kamu di sini sama saya."

Rafa menggeleng, "gak usah om, saya aja yang nemenin Aya. Tante di sini aja nemenin om, berduaan gitu."

"Kamu temenin Aya, ya." Kata Nevan pada Reya.

Reya mengangguk seraya menahan senyumnya karena ia tahu apa yang akan terjadi pada Rafa sebentar lagi.

"Kak Rafa di sini aja sama Papi aku, siapa tau abis ini kak Rafa jadi deket terus Papi gak marah-marah lagi liat kak Rafa, oke?"

RA-AYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang