RA-AYA'43

70.2K 6.1K 267
                                    

Rafa menatap Nevan seraya menghela napas, ketika ia hendak mengambil ayam goreng piring yang berisikan ayam goreng langsung diambil oleh Nevan, ketika ia ingin mengambil sayur yang ada di mangkuk juga langsung diambil oleh Nevan.

"Sayang," Rafa memanggil Aya yang hendak keluar dari ruang makan.

Aya menoleh, "kenapa?"

"Liat nasi aku gak ada apa-apanya," Rafa menunjuk-nunjuk nasi nya yang hanya sendirian tidak ditemani oleh lauk pauk.

"Jadi kenapa gak diambil lauk nya?" Aya mendekati Rafa.

"Tuh liat," Rafa menunjuk semua lauk yang ada di depan Nevan dengan bibir.

"Papi gak boleh gini dong masa Rafa gak dikasih lauk untuk makan," Aya mengambil piring ayam goreng dan beberapa lauk lainnya.

"Wajar dong, semua makanan ini ada karena pake uang Papi. Beli semua bahan-bahan ini pake uang Papi si Rafa gak ada keluar uang sepeser pun tinggal numpang makan,"

Rafa menahan tangan Aya yang ingin menaruh sayur di piringnya.

"Kenapa lagi?" Tanya Aya.

"Gak usah," Rafa menggeleng.

"Lho gak usah kenapa? Kamu kan suka sayur ya udah di makan,"

"Pake ayam goreng aja,"

Aya mengerenyit, "masa cuma pake ayam goreng ya gak enak." Aya menaruh paksa sayur tersebut ke piring Rafa.

Ketika makan malam berlangsung keadaan dan suasana di ruang makan terasa sunyi hanya suara dentingan sendok garpu dengan piring yang terdengar.

Rafa yang biasanya paling banyak mengoceh dan tidak bisa diam mendadak berubah menjadi pendiam selama makan malam berlangsung.

"Mau tambah?" Tawar Aya.

"Gak usah udah cukup," Rafa telah selesai makan menenggak habis air putihnya lalu melirik makanan Aya yang belum habis.

"Masih lama?" Tanya Rafa dengan pelan.

Aya mengangguk, "emang kenapa?"

"Aku ke atas duluan ya mau selesain kerjaan,"

"Iya, nanti aku nyusul ya."

Rafa mengangguk seraya beranjak.

"Rafa duluan ya Mi, Pi." Rafa keluar dari ruang makan untuk pergi ke lantai atas menuju kamarnya.

"Rafa kenapa?" Reya bertanya pada Aya setelah Rafa pergi dari ruang makan.

"Aya gak tau, mungkin ada masalah kerjaan."

Reya mengangguk kecil seraya melanjutkan makannya.

🎀

"Kamu bisa masak kan?"

"Kalo masak yang terlalu berat belum bisa, kenapa?" Aya mendongak setelah selesai memakaikan dasi Rafa.

Rafa merogoh kantong celananya untuk mengeluarkan dompetnya dari sana kemudian memberikan lima lembar uang ratusan ribu pada Aya.

"Kamu masak ya, gak harus makanan yang berat-berat kok yang penting aku makan masakan kamu. Masak apa yang bisa kamu masak,"

Aya menatap bingung uang yang disodorkan kepadanya.

"Kan ada orang dapur yang masak, aku takut nanti masakan aku gak enak lagi."

"Masak aja makanan yang sering kamu bawa ke kantor buat aku, itu rasanya enak kok."

RA-AYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang