RA-AYA'31

61K 6.1K 374
                                    

"Pi, masa belum tau juga sih soal kak Rafa."

Nevan mengalihkan sejenak mata nya dari koran pada Aya yang sedang menusuk-nusuk roti bakarnya dengan garpu.

"Udah hampir dua bulan lho, Aya sekarang juga udah kelas sebelas tapi Papi terus bilang belum tau belum tau. Papi bohong kan?"

"Kan Papi udah bilang sama Aya Rafa lagi di luar negeri," kata Nevan sambil membalikkan halaman koran.

"Iya tapi dimana? Ngapain?"

"Papi gak tau dong sayang Rafa nya di sana lagi apa, kan Papi bukan cenayang." Reya ikut berbicara sambil menyerahkan segelas susu untuk Aya.

"Katanya dia bakal balik waktu Aya wisuda nanti?" Tanya Nevan sudah meletakkan koran nya.

Aya mengangguk.

"Ya udah sabar aja lagian Aya juga udah kelas sebelas, tapi kalo sampe dia balik nya gak sesuai sama apa yang dia bilang Papi gak bakal kasih restu sampe kapanpun, denger."

"Papi jangan ngomong gitu dong,"

"Seharusnya Aya juga gak perlu lagi berharap sama Rafa karena kalian udah putus kan?"

"Kayak mana gak berharap, orang kak Rafa sendiri yang ngasih harapan." Kata Aya dengan pelan namun dapat di dengar oleh Nevan.

"Pokoknya Aya dengerin ya apa kata Papi, gak ada restu kalo Rafa balik nya gak sesuai sama apa yang dia bilang, kalo emang balik nya pas Aya wisuda ya harus di hari itu juga kan katanya bakal balik di waktu Aya wisuda, bukan sebelum apalagi sesudah."

Aya menghela napas panjang tidak lagi berniat berbicara pada Nevan.

🎀

"Panas banget gila,"

Aya menoleh pada Memei yang sedang mengibas-ngibaskan buku tulis ke daerah lehernya.

Aya menoleh ke arah depan, "kasihan mereka dijemur gitu," Aya memperhatikan para peserta didik baru yang tengah duduk di tengah-tengah lapangan basket luar ruangan seraya menunggu ketua OSIS.

"Lo masih gak percaya sama gue, Ay?"

"Soal apa?"

"Soal sepupu gue sama kak Rafa,"

Aya tersenyum tipis, "kalo emang Memei bilang mereka gak jadi nikah aku percaya, lagian gak mungkin kan Memei bohongi aku?"

Memei menggeleng.

"Pertanyaan itu udah lama jadi gak usah diungkit-ungkit lagi, aku juga udah tau kak Rafa dimana. Ya walaupun gak tau pasti sih," Aya menghela napas seraya memperhatikan adik-adik kelasnya.

Pandangan Aya terhalang karena kehadiran Sean tepat di depannya.

"Nih, panas kan? Pasti haus," Sean menyodorkan botol minuman pada Aya.

Tindakan Sean langsung membuat Aya melirik Memei yang masih terus mengibas-ngibaskan buku sambil menatap ke arah depan.

"Gak usah kak," tolak Aya dengan halus.

"Lho kenapa?"

"Aku gak haus kok, lagian aku bawa minum. Kak Sean ke sana aja kasihan mereka udah nungguin kak Sean,"

Sean menoleh ke belakang memperhatikan para adik kelasnya yang sedang kepanasan, Sean kembali menatap Aya.

"Ambil dulu makanya biar gue langsung ke sana,"

RA-AYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang