RA-AYA'37

66K 6.4K 596
                                    

Rafa yang baru saja memasuki ruang meeting terkejut melihat kehadiran pria yang tengah duduk tidak jauh dari kursi yang sering ia duduki. Sama seperti Rafa, pria itu pun juga terlihat terkejut.

Sambil berjalan ke arah kursinya Rafa menahan senyum agar tetap terlihat berwibawa.

"Selamat pagi," sapa Rafa pada orang-orang yang ada di depannya dengan eskpresi yang terkesan cool.

Nevan yang sungguh tidak tahu bahwa ia akan bertemu dengan Rafa ingin sekali melemparkan pulpen yang ia pegang melihat Rafa seolah-olah tidak mengenalinya.

"Kita mulai sekarang," ujar Rafa pada seorang laki-laki yang akan melakukan presentasi pada pagi hari ini.

Semua pandangan mulai tertuju ke arah laki-laki yang sudah berbicara sambil sesekali menunjuk layar proyektor, lain halnya dengan Nevan. Nevan sibuk melirik Rafa yang terlihat sangat berbeda ketika sedang berhadapan dengannya.

Nevan memperhatikan penampilan Rafa yang ia akui sangat berwibawa.

Rafa duduk bersandar dengan kedua tangannya berada di bagian tangan kursi dan rambut yang di sisir rapi ke belakang ditambah lagi ekspresi wajahnya terlihat begitu serius, jauh berbeda dengan tingkah dan kelakuan yang Nevan ketahui selama ini.

Merasa diperhatikan, Rafa menoleh ke arah Nevan dan terjadilah kontak mata diantara mereka.

Rafa menarik senyum di sudut bibirnya seraya sedikit mengangkat wajahnya memperlihatkan sosok angkuhnya di depan calon mertua.

Jika berada di rumah mungkin Nevan sudah melempar Rafa dengan benda yang dapat dijangkau oleh mata dan tangannya.

🎀

"Aduh om, sakit om!"

"Berani kamu kayak gitu di depan saya, hah?"

"Inget kamu masih jadi calon suami gak usah sok kamu!"

"Kurang ajar banget sama calon mertua!"

Rafa melupakan rasa sakitnya kemudian tersenyum jahil.

"Cieee, ngaku calon mertua cieee!"

Nevan mencubit semakin kuat perut Rafa membuat Rafa tertawa sambil mengaduh kesakitan.

"Lho Papi kok di sini?"

Nevan dan Rafa menoleh ke arah Aya yang baru masuk sambil membawa makan siang untuk Rafa.

"Sayang sakit," Rafa menghampiri Aya dengan wajah sedih sambil mengelus-elus perutnya.

"Kenapa?"

"Dicubit," adu Rafa menatap ke arah Nevan yang sekarang sedang duduk di kursi kerjanya.

"Makan dulu ayo," Aya menarik jas Rafa membawa Rafa menuju sofa.

"Untung Aya bawa banyak, Papi ikut makan juga yuk."

Nevan mengangguk tidak juga beranjak dari kursi Rafa.

"Bawa ke sini makanannya," ujar Nevan sambil menyingkirkan laptop Rafa.

"Ntar meja saya kotor om, jangan makan di situ ah!"

"Gak peduli saya,"

"Ya udah calon mantu ngalah,"

Aya membagi makanan yang ia bawa menjadi dua bagian, satu untuk Rafa dan yang satunya lagi untuk Nevan dan Aya antar makanan tersebut ke meja Rafa dimana ayahnya sedang duduk.

RA-AYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang