"Gak usah cengengesan kamu,"
Rafa langsung memasang tampang seriusnya.
"Padahal saya berharap kamu gak balik-balik,"
"Saya laki-laki sejati om, saya harus tepati dong janji saya ke Aya."
"Gitu?"
Rafa mengangguk.
"Jadi ini mau kemana?"
"Makan malem om,"
"Dimana?"
"Restoran dong, gak liat saya pake jas sama barang-barang mahal kayak gini." Rafa menggerakkan tangannya dari ujung kepala sampai ke bawah.
"Oh, udah kaya kamu?"
Rafa langsung mengangguk.
"Bagus pulang-pulang jadi kaya,"
Rafa tersenyum, "iya dong, ada faedahnya kan saya pergi?"
Nevan mengangguk, "saya udah buat tekad kalo kamu pulang gak bawa apa-apa, gak nunjukin perubahan apapun saya gak bakal biarin Aya sama kamu."
"Saya udah jadi orang kaya tanpa bantuan orang tua saya om, malah saya berjuang mati-matian biar jadi orang kaya, ternyata saya bisa." Rafa tersenyum lebar bangga pada dirinya.
"Sebutin apa yang udah kamu beli pake uang kamu sendiri?"
"Banyak om capek mulut saya kalo nyebutin satu-satu sangking ban... Wuuah!"
Nevan menoleh ke belakang penasaran apa yang membuat Rafa berdecak kagum.
Mata Nevan membulat melihat penampilan Aya.
"Anak kamu sendiri mas yang minta didandani kayak gitu, baju nya juga milih sendiri." Kata Reya sambil duduk di samping Nevan yang belum juga selesai dengan keterkejutannya.
Dengan gerakan slow motion Nevan menatap Rafa yang sedang tersenyum memperhatikan Aya dari atas sampai bawah.
Bugh!
Rafa terkejut saat dirinya tiba-tiba saja dilempar bantal yang ada di sofa oleh Nevan.
"Mata kamu!"
"Astagfirullah Al Adzim," Rafa mengalihkan matanya dari Aya seraya berucap.
Nevan menatap sinis Rafa yang tidak lagi menatap Aya kemudian menatap anak bungsunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RA-AYA [COMPLETED]
Teen FictionMenjalin sebuah hubungan dengan laki-laki yang masuk dalam kategori buruk namun populer di sekolah bukanlah impian gadis bernama lengkap Chasya Queensha, apalagi jalinan hubungan tersebut bermula dari adanya sebuah permainan. Pada akhirnya akan meni...