"Ya Allah anak gue," Rafa cepat-cepat keluar dari mobil menghampiri anaknya, di tempat khusus penjemputan sudah tidak ada siapa-siapa selain Al dan satu anak laki-laki yang sedang berhadapan dengan Al.
"Al!"
Al menoleh.
"Lepasin kenapa dipegang-pegang kerah baju temennya gak usah sok jagoan," Rafa melepaskan tangan Al dari kerah baju anak laki-laki yang seumuran dengan anaknya.
"Maaf ya, maafin anak om emang suka kurang ajar. Mama Papa kamu mana?" Tanya Rafa sambil menggendong Al.
"Jalan," katanya dengan ekspresi datar.
Rafa mengangguk memperhatikan sebentar wajah anak.
"Minta maaf sama temennya,"
"Maaf ya," ucap Al sekenannya.
"Om sama Al duluan ya,"
Anak tersebut pun mengangguk.
Rafa langsung membawa Al ke mobil mendudukkan anak itu tepat di sebelahnya.
"Kenapa tadi baju temennya dipegang-pegang gitu? Mau ngajak dia berantem?"
Al mengangguk sambil melepas sepatunya dan menaikkan kedua kakinya di kursi.
"Mami gak ikut jemput Al?"
"Di sini ada Mami gak?"
Al menggeleng.
"Ya udah berarti Mami gak ikut jemput dong,"
"Kenapa temennya mau diajak berantem?"
"Ngeselin,"
Rafa menoleh sekilas, "ngeselin kenapa? Baru hari pertama sekolah masa udah sok jagoan."
"Muka nya ngeselin!"
Rafa diam membayangkan wajah anak laki-laki tadi.
Anak laki-laki itu memiliki rambut ikal, kulit sawo matang serta memiliki wajah tanpa ekspresi.
"Al ajak kenalan tapi dia diem aja,"
"Al ajak ngomong tapi dia diem,"
"Al gak suka telus Al ajak belantem,"
Mendengar cerita anaknya Rafa hanya bisa menghela napas.
🎀
"Kenapa gak diambil?"
"Gak ada harganya, males banget aku ngambil tapi harganya gak tertera di situ."
Rafa mengambil daging yang tadi Aya pegang membolak-balikkan bungkusan daging tersebut untuk mencari label harga.
"Nih supermarket punya masalah apa semua daging gak dibikin harganya," gumam Rafa.
Rafa menurunkan Al dari troli dan menyerahkan daging tersebut.
"Tanya sama om itu harga dagingnya berapa, tanya juga kenapa harganya gak dibikin abis itu kasih nasehat."
"Oke!" Al berlari ke arah laki-laki yang sedang menyusun berbagai macam sayuran.
Rafa memperhatikan anaknya yang mulai berbicara menanyakan soal harga daging tersebut seraya menunjuk daging-daging yang lainnya.
"Berapa harganya?" Tanya Rafa saat Al sudah kembali.
"Tujuh puluh libu," jawab Al sambil menyerahkan daging tersebut pada Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RA-AYA [COMPLETED]
Teen FictionMenjalin sebuah hubungan dengan laki-laki yang masuk dalam kategori buruk namun populer di sekolah bukanlah impian gadis bernama lengkap Chasya Queensha, apalagi jalinan hubungan tersebut bermula dari adanya sebuah permainan. Pada akhirnya akan meni...