RA-AYA'08

72.8K 7K 567
                                    

Rafa menghela napas panjang, sudah beberapa kali ia bertemu dan mencoba berbicara dengan Aya namun Aya langsung menghindar menjauh darinya. Dan yang lebih parahnya lagi Rafa harus berlapang dada melihat Aya duduk berdua dengan Sean.

"Beneran putus anjir?" Gumam Rafa sambil berjalan dengan langkah lebar menuju kelasnya karena ia sudah lelah menaklukkan Aya yang sedang mogok bicara dengannya.

Langkah Rafa terhenti saat melihat Aya bersama Sean berjalan berlawanan dengannya.

Rafa mengangkat wajahnya ketika matanya dan mata Aya bertemu.

"Ntar pulang sekolah mau sama gue?" Tanya Sean tepat saat dirinya dan Aya melewati Rafa.

Rafa menarik kerah baju Sean menggeser tubuh Sean untuk menjauh dari Aya.

"Ih lepas!" Aya berusaha menarik tangannya yang dicekal oleh Rafa.

"Lepasin," kata Sean dari arah belakang.

"Kak Sean!" Seru Aya ketika Rafa mendorong Sean hingga terjatuh, tidak ada siapa-siapa di koridor hanya ada mereka bertiga.

Rafa langsung membawa Aya ke tempat yang biasa mereka datangi untuk sekedar berbicara ataupun berduaan, rooftop.

Sesampainya di rooftop Aya tidak mengeluarkan suara selain mengalihkan matanya ke arah lain malas menatap Rafa.

"Gue... Minta maaf,"

"Iya," balas Aya acuh.

"Gue pikir lo becanda jadi kemaren gue tetep balapan,"

"Lo, cuma marah kan?"

"Kenapa kak Rafa keliatannya frustasi sih? Kenapa kak Rafa jadi peduli gini sama aku yang lagi marah? Bukannya kak Rafa gak suka sama aku jadi ngapain sok peduli sampe bujuk-bujuk aku tadi pagi?"

Aya mengalihkan matanya melihat Rafa hanya diam sambil memandangnya. Tangan Aya menepis tangan Rafa yang menyentuh dagunya namun Rafa kembali menyentuhnya memaksa Aya untuk menatapnya.

"Gue emang gak suka sama lo,"

Aya kembali menepis tangan Rafa dan Rafa kembali menyentuh dagu Aya.

"Tapi gue tertarik sama lo,"

Aya mengurungkan niat untuk menepis tangan Rafa dan jadilah ia memegang tangan Rafa yang sedang menyentuh dagunya.

"Tapi aku gak tertarik sama kak Rafa!"

Rafa tertawa kecil.

"Balas dendam ceritanya?"

"Udah sana aku males sama kak Rafa. Kak Rafa mau didengerin tapi dengerin aku gak mau,"

"Lo tau gak sih alasan gue gak bisa dengerin kata lo kemaren?"

"Ya gak tau! Kak Rafa kan gak cerita,"

"Gue paling anti dibilang pecundang, gue gak bisa dibilang pengecut, apalagi yang bilang rival gue."

"Siapa sih musuhnya kak Rafa? Pasti jahat juga kayak kak Rafa sampe mau balapan kayak gitu."

"Sean."

Mata Aya sedikit melebar akibat rasa keterkejutannya.

"Bohong!"

Rafa tersenyum kecil, "ya udah kalo menurut lo gue bohong seenggaknya gue udah jujur siapa rival gue kemaren, gue juga udah jujur soal perasaan gue."

"Kak Rafa suka sama aku?"

Rafa menggeleng.

"Tapi tadi katanya..."

RA-AYA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang