Seorang gadis menepuk sosok yang kini sedang tertunduk. Wajahnya tertutupi sehingga gadis tersebut tak dapat menatap seseorang yang sedang tertidur pulas di meja perpustakaan kampus. Menyembalkan pikir sang gadis. Namun, tidak butuh waktu lama manusia yang tengah tertidur dengan novel yang ikut menutupi wajahnya itu tersingkir karena kepalanya menerawang ke sekitar penjuru ruangan. Dia masih belum sadar sepenuhnya. Intinya loading lama.
"Sudah puas tidurnya tuan?" Tanya gadi di hadapannya dengan pelan sehingga tidak menganggu para mahasiswa di perpustakaan yang sangat tenang dan damai tentunya.
Menurutnya dari tadi hanya dirinyalah yang bekerja, sedang pria di hadapannya itu sudah tertidur 2 jam. Tidak berani mengusik ataupun mengganggu apalagi membangunkan, sehingga sang gadis hanya bisa mengerjakan tugasnya sambil terus memandang pria yang tidur dengan santainnya.
"Aku dimana?" Tanya pria itu masih belum sadar sepenuhnya seakan lupa ingatan.
"Apakah sebangun tidur kau selalu lupa ingatan?" Gadis itu menggerutu sebal dengan matanya yang kembali membaca buku dan beberapa kertas di meja yang banyak sekali coretan bolpoinnya. Benar-bebar wnaita yang tekun.
"So.. So.. Sohyun?? Ini kau? Benarkah???" Teriak pria itu sambil berdiri tekejut.
Mahasiswa yang sedang serius membaca terusik oleh teriakan pria yang bangkit dari duduknya. Baru saja bangun tidur sudah membuat keributan. Gadis yang benama Sohyun ikut tekerjut dan mengkode si pria dengan matanya agar kembali duduk. Namun pria itu tidak bergeming, apalagi mendengarkan perkataan Sohyun saja tidak.
"Ini mimpikan?? Benarkah??" Si pria terus saja menggerutu sambil menatap Sohyun tak percaya. Dia sedang bermimpi bertemu Sohyun saat ini. Benar-benar dunia yang aneh.
"Jangan ribut! Duduklah! Kau membuat para mahasiswa tidak konsen!" Sohyun menekankan setiap kata sambil berbisik lirih. Tetap saja, pria itu tak merenspon, malah mendekat ke arah Sohyun dengan tergesa.
Tangannya membutar badan Sohyun menyamping, sehingga mereka bisa bertatap wajah. Sohyun yang di tatap seperti itu sangatlah risih, tanpa ampun dia menjitak pria itu dengan keras.
"Awww kenapa kau menyakitiku?!" Gertak pria itu melotot. Tanggannya yang tadi mencengkram bahu Sohyun menjadi memegang dahinya yang mungkin saja nyut-nyutan.
"Sejak kapan kau jadi amnesia? Apa gara-gara buku itu dari 1 jam yang lalu kau baca, dengan gampangnya kau tertidur 2 jam?"
Pria itu menatap buku yang tadi di meja dan meneliti lagi. Ya, tadi dia membaca buku itu sampai tertidur. Berarti sekarang adalah alamnya, bukan alam mimpi lagi. Pria itu menggaruk kepalanya yang terasa anaeh. Dia berfikir sejak kapan dia menyukai novel berbau romantis apalagi dengan sad ending seperti itu?
Lalu seorang penjaga perpustakaan mengahampiri mereka berdua yang membuat keramaian di perpustakaan. Penjaga itu memarahi Sohyun dan si pria agar tidak mengusik mahasiswa lainnya.
Akhirnya Sohyun memutuskan untuk meninggalkan perpustakaan setelah merapikan barang-barangnya dengan si pria yang pura-pura amnesia itu. Bahkan novel itu masih tergeletak di meja. Kalau tidak salah judulnya 1986 Flasback You.
***
Sohyun terduduk lesu di tribun lapangan basket outdor. Dia melihat para pria kampus dari fakultas jasmani dan rohani dengan lincahnya memainkan basket. Si pria yang tadi bersama Sohyin, tidak luput juga memandangi mereka yang bermain basket. Pria itu ingin ikut bermain, tapi rasa malasnya masih mendominasi karena sehabis bangun tidur tadi.
Si pria menatap Sohyun dengan mengrenyit heran. Mengapa Sohyun mengajaknya duduk ke tribun jika hanya menatap pria berkeringat itu? Tidak berguna pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1986 FLASHBACK YOU ~ PCY [COMPLITE]
Hayran KurguKatakanlah bahwa sahabat itu lebih penting dari cinta pada masa 1986. Namun jika memang salah satu dari sahabat kita menyukai kita, apakah harus kita menolaknya karena alasan kalau sahabat harus jadi sahabat? Namun takut putus dan tak menjadi sahaba...