Sojung melangkahkan kakinya untuk turun ke lantai bawah rumahnya, menghampiri keluarganya untuk sarapan pagi bersama.
"Selamat pagi," sapa Sojung pada keluarganya. Tak lupa, gadis itu mencium pipi sang ibu dan ayahnya, serta tepukan bahu yang ia tujukan untuk kakak laki-lakinya.
Keluarga Sojung hanya terdiri dari empat orang anggota keluarga; Ayah Sojung, Ibu Sojung, serta kakak laki-lakinya Sojung.
Saat mereka semua mulai menyantap sarapan mereka, ayah Sojung membuka suaranya.
"Bagaimana dengan sekolahmu?" pertanyaan itu tentu di tujukan untuk Sojung, tidak mungkin di tujukan untuk kakaknya, karena sang kakak tidak lagi sekolah, melainkan kuliah.
"Sepertinya nilaiku meningkat," jawab Sojung masih sembari menggigit rotinya.
"Bagus, pertahankan itu," lanjut sang ayah.
"Lalu kau," ayah Sojung beralih pada kakak Sojung. "Bagaimana dengan kuliahmu? Kau masih punya masalah dengan dosen killermu itu, Mingyu?"
"Tidak, semua masalah sudah beres. Kau tenang saja, Ayah," jawab Mingyu, kakak laki-laki Sojung.
"Sudah pukul enam lewat empat puluh lima menit, kalian mau berangkat pukul berapa?" tanya Ibu Sojung.
"Aku sekarang saja," jawab Sojung. "Kak, antar aku, ya?"
"Iya," jawab Mingyu setelahnya dia meminum susunya.
"Yah, Bu, kami berangkat," kata Mingyu dan Sojung bersamaan.
▫▫▫
Sojung baru saja tiba di kelas, matanya membelalak kala bangku di sampingnya terdapat tas laki-laki.
Sementara Sojung melihat Yerin duduk di bangku samping Taehyung. "Yerin, ini tas milik siapa?" tanya Sojung.
"Aku." Itu bukan Yerin yang menjawab. Melainkan Seokjin, yang baru saja kembali ke kelas.
Sojung mulai memasang wajah kesalnya. "Maksudmu apa duduk disini? Kau mau duduk sebangku denganku, iya?" Sojung berbicara dengan nada tidak santainya.
"Tidak juga," jawab Seokjin santai, "lagipula setiap siswa punya hak untuk duduk di bangku manapun yang mereka mau 'kan? Tak terkecuali untukku."
"Baiklah kalau begitu, aku akan cari bangku lagi!" tekan Sojung sembari menjauh dari bangkunya.
Dia berbalik ke belakang melihat sekeliling, sepertinya setiap bangku sudah terisi, kecuali ... bangku di samping anak autis itu. Selain autis, anak itu juga memiliki kebiasaan buruk, membiarkan liurnya menetes kemudian baru ia usap dengan kedua tangannya.
Menjijikan.
Sojung lama membeku di sana, menimang-nimang kembali keputusannya. Apakah ini akan menjadi keputusan yang tepat? Dirinya lebih memilih duduk dengan anak ini, dibanding dengan Seokjin yang menjengkelkan.
Sojung menggelengkan kepalanya cepat. Lebih baik dia duduk dengan Seokjin yang menjengkelkan daripada duduk dengan anak ini, nanti dia malah terkena air liurnya.
Sojung kembali ke mejanya. Seokjin menatap Sojung bingung. "Kenapa kembali lagi?" tanya Seokjin.
Sojung langsung melengos duduk di bangku. "Tak ada bangku yang kosong," jawab Sojung beralibi.
Seokjin memutar tubuhnya, melihat sekeliling, apa benar yang Sojung katakan.
Setelah melihat-lihat, Seokjin rasa kalau dia paham keadaan sekarang.
"Kurasa ... bangku di samping Yuree kosong," kata Seokjin.
"Bangku itu 'kan memang selalu kosong!" balas Sojung sedikit dengan nada tidak santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying; Sowjin ミ°end
Fanfic#1 in btsxgfriend Ini kisah tentang pandangan Sojung terhadap Seokjin. Menyebalkan. Satu kata itu yang selalu saja terbesit di pikiran Sojung kala melihat tingkah laku Seokjin. "Bisa tidak sih, sehari saja tidak menggangguku?!" "Sayangnya tidak bisa...