29― BEKAL

606 79 12
                                    

Sudah dua bulan sejak musibah itu. Musibah yang bisa saja merenggut nyawanya kalau ia tak segera mendapat pertolongan.

Semua berkat laki-laki itu. Laki-laki yang selalu berusaha melindunginya, karena rasa cinta yang besar. Seokjin namanya.

Kalau bukan karena dia, mana mungkin Sojung bisa seperti sekarang ini? Berdiri dengan senyum cerah di lapangan. Menyerahkan jabatannya sebagai Pengurus OSIS kepada adik kelasnya.

Semua orang bertepuk tangan kala Jonathan, mantan ketua OSIS memberikan almamaternya kepada ketua OSIS yang baru.

Senyum merekah dan sorak sorai para siswa diberikan pada Jonathan dan ketua OSIS yang baru.

Tapi tidak dengan Seokjin, dia merekahkan senyum dan menampilkan wajah bahagia bukan untuk Jonathan ataupun ketua OSIS yang baru. Melainkan untuk Sojung, yang mulai bertingkah baik padanya. Meski mereka berdua tidak bisa sedekat dahulu...

Alasan pertama karena Sojung yang selalu sibuk, selalu punya urusan hingga tak menyisakan waktu untuk berbincang sedikit dengan Seokjin.

Alasan kedua karena Sojung takut akan perasaannya. Seokjin tahu kalau Sojung juga mencintainya, tapi mereka tak bisa bersatu lantaran ayah Sojung.

Sojung takut kalau dia dan Seokjin semakin dekat, rasa itu akan semakin tumbuh. Dan Sojung sendiri yang akan kewalahan nanti, tidak bisa menahan rasa dan akan kembali menentang sang ayah.

Omong-omong soal Tuan Hans, beliau tahu kalau anaknya digigit ular dua bulan yang lalu saat acara kemah. Tapi beliau belum tahu kalau yang membantu anaknya saat itu adalah Seokjin, laki-laki yang tidak diinginkan untuk menjadi teman anaknya.

▫▫▫

Waktu istirahat tiba, bel juga sudah berbunyi. Sebelumnya Sojung sempat mengirim pesan pada Seokjin, bahwa dia akan menunggu di kantin. Lalu Seokjin menjawab iya, dan akan segera menyusul Sojung.

Benar saja, Seokjin tiba dihadapan Sojung dengan senyuman yang sumringah. Saking sumringahnya, Sojung jadi bingung dibuatnya.

"Kau ini kenapa?" tanya Sojung.

"Aku hanya senang karena tadi malam kau mengakui bahwa kau jatuh hati padaku," jawab Seokjin.

Sojung tersenyum simpul. "Kau sudah tahu itu. Bahkan kau juga tahu kalau ayahku tidak menyukaimu."

"Tidak-tidak. Kau perlu meralat ucapanmu!" kata Seokjin.

"Apa?"

"Ayahmu bukan hanya tidak menyukaiku, tapi juga tidak menyukai setiap laki-laki yang dekat denganmu. Bukankah dulu kau bilang begitu?"

Sojung mengangguk, "ah, iya. Tapi Seokjin, perlu kau ketahui bahwa ayahku belum pernah meninju teman laki-lakiku sebelum dia mengenalmu. Kau tahu itu karena apa?"

"Aku tahu. Karena dari setiap laki-laki yang ayahmu temui, hanya aku yang paling tampan. Dan juga hanya aku yang mungkin membuatmu jatuh hati," jawab Seokjin dengan percaya dirinya.

"Kau salah!" kata Sojung tegas. "Itu karena ayahku tahu kalau kau itu orang yang aneh, juga menyebalkan! Makanya dia meninjumu kala itu."

Seokjin tertawa kecil. "Memangnya tampangku ini aneh? Bukannya malah tampan?"

"Lebih tampan Shawn, daripada dirimu!"

"Oh, ya?"

"Iya!"

"Fine..."

Seokjin memalingkan wajah, berpura-pura marah pada Sojung.

"Oh ya, Seokjin. Aku membawakanmu bekal untuk dimakan. Jadi jangan marah begitu atau aku akan berikan bekal ini pada Aleena."

Annoying; Sowjin ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang