27― KEMAH

523 81 2
                                    

Sojung baru ingat kalau dia belum beli lilin untuk keperluan kemah nanti. Sojung buru-buru mengambil dompet kemudian berjalan turun ke bawah mencari Mingyu.

"Ayah, lihat kak Mingyu tidak?" tanya Sojung.

"Mingyu pergi, dia bilang mau pergi ke foto kopi," jawab sang ayah. "Kenapa memangnya?"

"Tadinya aku mau meminta dia mengantarku ke minimarket depan," kata Sojung.

"Mau ke minimarket? Ayo sama ayah saja, ayah juga mau cari permen untuk tenggorokan. Tenggorokan ayah gatal."

"Motornya dibawa kak Mingyu, ya?"

"Kita naik mobil saja, di luar gerimis. Ayo!"

Sojung mengikuti langkah ayahnya di belakang. Keluar dari rumah, kemudian masuk ke dalam mobil.

▫▫▫

Sampai di minimarket, Sojung langsung saja masuk ke dalam. Karena ayah tadi sudah berpesan padanya bahwa ayah akan menunggunya di luar, sementara dia yang membelikan permen tenggorokan untuk ayah.

Sojung berjalan menuju tempat dimana lilin biasanya berada. Usai mengambil satu pack lilin, Sojung berjalan kembali ke arah depan.

Tubuhnya memantul tatkala dia tak sengaja menabrak tubuh seseorang. Buru-buru dia membungkuk, sembari mengucapkan kata maaf beberapa kali.

"Sojung?"

Mendengar itu Sojung menghentikan aksinya, dan menatap orang yang baru saja menyebut namanya.

"Kau?"

"Sojung, maaf, aku tidak melihatmu tadi. Kau tidak apa-apa, 'kan?" tanya Seokjin.

"Aku tidak apa-apa," jawab Sojung tak acuh. "Aku permisi."

Begitu Sojung melangkah, Seokjin dengan sigap menahan lengan perempuan itu.

"Sojung, bisa kita bicara sebentar?" tanya Seokjin sembari melemahkan genggamannya.

"Maaf, tapi aku tidak mengenalmu, aku harus pergi, permisi." Sojung menarik tangannya dari genggaman Seokjin, dan melenggang pergi membawa satu pack lilin api.

"Kau benar-benar tidak mau mengenalku lagi, Sojung?" Seokjin melirih di dalam hati, dan diam-diam tersenyum miris akan kejadian tadi.

▫▫▫

Sekarang Sojung dan teman-teman seangkatannya sedang berada di perjalanan. Kendaraan yang digunakan adalah bus pariwisata, dan ada sekitar empat bus yang sekolah sediakan.

Kebetulan Sojung bersama dengan Jisoo serta Seokjin berada dalam satu bus. Mengetahui itu, tentu saja membuat hati Sojung agak jengkel, dan membuatnya terus menampilkan ekspresi cemberut.

"Sojung, ayo turun!" seru Aleena.

Sojung terlalu larut dalam kekesalan, hingga dirinya tak sadar bahwa ia telah sampai di tempat tujuan.

Sojung turun bersama Aleena, netranya secara tak sengaja menatap dua insan yang sedaritadi membuat suasana hatinya bergemuruh berdiri berdampingan.

Saat semua sudah turun dari bus, Jonathan memerintahkan semuanya untuk berjalan sedikit ke dalam dan membangun genda di sana.

Sojung dan Aleena hanya berdua dalam satu tenda yang lumayan besar, maka dari itu Jonathan meminta mereka untuk setidaknya mengajak satu anak perempuan lagi untuk tinggal dalam tenda mereka.

"Kalau memang tidak ada yang mau bagaimana?" tanya Aleena.

"Pasti ada," jawab Jonathan. "Lagipula luas tempat ini sangat terbatas, Aleena. Agar lapangan api unggun lebih leluasa, kita harus menghemat tenda."

Annoying; Sowjin ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang