17― PACAR?

648 101 7
                                    

Sojung senang melihat Hyunbin dengan lahap memakan roti panggang rasa coklat yang belum lama dipesannya.

Sebelum pulang dari taman tadi Sojung memberi tawaran pada Hyunbin untuk pergi ke Kafe Melati. Dengan gembiranya Hyunbin menerima tawaran Sojung.

Sampai di kafe ternyata Hyunbin meminta Sojung untuk memesankannya es krim coklat. Namun sebagai paman yang baik, Seokjin langsung mengatakan tidak kala mendengar permintaan Hyunbin itu.

Karena pamannya tidak menyetujui permintaannya, Hyunbin sempat merajuk beberapa saat. Sampai Sojung menawarkan menu lain berupa roti panggang dengan selai rasa coklat, Hyunbin mengangguk dan tidak lagi merajuk.

Bosan sedaritadi hanya memerhatikan Hyunbin, akhirnya Sojung memutuskan untuk membuka ponselnya. Ada banyak notifikasi pesan masuk dari teman-teman sekelasnya.

Mereka semua sedang membahas bocoran nilai ulangan matematika. Mereka mengeluh lantaran banyak yang nilainya kurang memuaskan. Mereka juga membicarakan Seokjin yang mendapat nilai 9,8.

Tunggu. Apa?! Seokjin dapat nilai 9,8?

Sojung
Ini serius? Seokjin dapat
nilai 9,8?

Yuju
Serius!
Kali ini aku kalah dari dia.
Nilaiku hanya 8,8!

Terry
Tenang Sojung...
Nilaimu masih lebih baik dari Seokjin.
Kau kan dapat nilai sempurna!

Jonathan
Satu-satunya yang sempurna
dalam satu angkatan!

Sojung memilih untuk tidak melanjutkan obrolan di dalam grup chat, yang sekarang hanya berisi sanjungan atas nilai sempurna yang diraihnya.

Sojung buru-buru memberitahu kabar ini pada Seokjin yang sedaritadi tengah bermain game.

"Seokjin," panggil Sojung.

"Apa?" Hanya menjawab apa, Seokjin tidak begitu memerhatikan Sojung.

"Dengar aku dulu, jeda dulu permainanmu."

"Tidak bisa."

"Seokjin, ini serius!"

Seokjin buru-buru mematikan ponselnya dan beralih pada Sojung. "Kenapa, sih?"

"Terry dapat bocoran nilai ulangan matematika. Tadi aku juga sempat lihat nilai ulanganmu dalam daftar–"

"Aku tahu, nilaiku pasti jelek lagi," potong Seokjin. "Begini ya Sojung, mau sekeras apapun aku berusaha. Tetap saja nilaiku jelek."

"Kau gila? Aku belum menyelesaikan ucapanku! Memotong pembicaraan itu tidak sopan, Seokjin!"

Seokjin menghela napas berat. "Maaf," katanya. "Tapi memang itu benar adanya, 'kan? Aku memang bodoh dalam pelajaran matematika! –ooh, atau aku bodoh disetiap pelajaran, ya?"

Sojung menggelengkan kepalanya tak percaya. "Gila! Anak sepesimis ini bisa dapat nilai 9,8? Hei, keberuntungan mana yang sedang berpihak padamu Seokjin!"

Seokjin membelalakan matanya tak percaya. "Apa, 9,8?"

Sojung mengangguk dan mengiyakan. "Coba lihat grup kelas. Mereka sedang membicarakan keberuntunganmu kali ini."

Seokjin buru-buru melihat grup kelasnya sesuai yang diminta Sojung. Betapa terkejutnya dia kala benar-benar melihat angka 9,8 di dalam daftar yang ada di samping namanya.

Annoying; Sowjin ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang