Seokjin berdiri menyalami Jisoo yang sedaritadi tersenyum manis.
"Kau sekolah di sini juga?" tanya Seokjin yang dibalas anggukan oleh Jisoo.
Teman-teman Seokjin yang lain hanya menatap Seokjin dan Jisoo bergantian, dan berkata dalam hati, cepat sekali Seokjin beralih.
"Aku dan orang tua-ku baru pindah beberapa minggu yang lalu," kata Jisoo.
"Di sini kau sudah punya teman?" tanya Seokjin.
"Sudah," jawab Jisoo. "Maksudku, kau adalah temanku."
"Berarti kau belum punya kenalan selain aku?"
Jisoo mengangguk sendu. "Maka dari itu, aku boleh bergabung bersamamu?"
Seokjin menatap teman-temannya. Dia melihat raut wajah Hoseok yang mempersilahkan Jisoo untuk bergabung bersama mereka.
"Kau boleh ikut bergabung bersamaku, dan teman-temanku," kata Seokjin yang berhasil merekahkan senyuman di wajah Jisoo.
Bukan main senangnya saat Seokjin mengizinkan dia untuk bergabung. Bukan sebuah dusta, dia memang masih belum punya kenalan.
▫▫▫
"Sojung, aku dengar dari Jonathan akan ada rapat OSIS sehabis istirahat," kata Aleena.
"Oh, ya? Di mana?"
"Di ruang rapat dong, Sojung..."
"Oke-oke," kata Sojung.
"Ayo, kita ke ruang rapat. Kau sudah selesai makan, 'kan?"
"Ini belum selesai istirahat, Aleena! Masih ada waktu lima menit lagi!" protes Sojung yang diburu Aleena agar cepat-cepat pergi ke ruang rapat.
"Jangan seperti anak kecil, Sojung! Lima menit waktu yang sebentar," balas Aleena.
"Lima menit itu juga berharga, Aleena..."
"Sojung sayang, jangan banyak protes! Pokoknya, kau harus ikut aku ke ruang rapat sekarang!"
Mendengar kata sayang yang terucap dari mulut Aleena, Sojung bergidik geli.
"Yasudah, ayo."
▫▫▫
Seokjin dan Jisoo jalan berdua di sepanjang koridor. Sedaritadi, Jisoo tidak bisa menahan senyumnya. Hatinya terlalu berbunga saat ini, saat berada di samping Seokjin.
Pria tampan yang punya pribadi menyenangkan.
"Kau pindah dari sekolah mana?" tanya Seokjin.
"Dari Sekolah C, dekat Pusat Perbelanjaan M," terang Jisoo.
"Lumayan jauh juga, ya..." komentar Seokjin.
"Memangnya kau tahu daerah sana?" tanya Jisoo penasaran.
"Tidak juga, sih." Seokjin terkekeh usai berkata begitu. Kekehan Seokjin makin membuat hati Jisoo berdebar.
Ya ampun, pria ini benar-benar tampan!
"Kau ini ada-ada saja," kata Jisoo.
"Kelasmu sebelah mana?" tanya Seokjin mengganti topik pembicaraan.
Jisoo melempar pandangan ke depan. "Di situ!" katanya sembari menunjuk tempat yang dimaksud. "Kelas XII-2."
Seokjin tiba-tiba merasa tubuhnya disengat listrik. Ternyata, Jisoo satu kelas dengan Sojung.
Tadinya, Seokjin akan pamit untuk langsung pergi ke kelasnya sendiri. Tapi sepertinya dia terlambat, dia bersama Jisoo sekarang sudah berada di depan pintu kelas XII-2.
"Aku langsung masuk, ya?" kata Jisoo yang meninggalkan Seokjin.
Seokjin tidak mengindahkan perkataan Jisoo, dia sibuk mencari-cari sosok gadis bertubuh tinggi dengan paras elok; Sojung yang dimaksud.
"Hei Seokjin, pacarmu sedang ada rapat OSIS," teriak teman laki-lakinya yang kebetulan satu kelas dengan Seokjin.
"Aku tidak mencari pacarku," elak Seokjin.
"Oh, ya? Lalu untuk apa kau datang kemari? Kau ingin mengapel Sojung, iya 'kan?"
"Apa? Aku tidak mendengarkanmu!" Setelah berkata begitu, Seokjin pergi dari kelas Jisoo. Membiarkan temannya itu mendumal kesal.
▫▫▫
Hati Jisoo patah tatkala mengetahui kalau Seokjin sebenarnya sudah punya kekasih. Dia duduk di bangkunya, dan menunduk sendu.
Seorang teman perempuan menghampirinya dan mengajaknya berbicara. Entah karena penasaran atau cemburu, dia bertanya pada temannya apa benar Seokjin sudah punya kekasih.
"Aku sih tidak tahu pasti mereka berdua menjalin hubungan atau tidak. Tapi Seokjin dengan Sojung memang dekat sejak tahun lalu," ungkap temannya.
"Sedekat apa mereka?"
"Sudah kubilang, mereka sangat dekat seperti sepasang kekasih. Bahkan mereka pernah dihukum bersama oleh guru."
"Dihukum karena berpacaran?" tebak Jisoo.
Temannya menggeleng. "Waktu itu mereka ketahuan mencontek saat ulangan. Padahal yang sekolah tahu, Sojung itu pintar... Berbanding terbalik dengan Seokjin."
"Oh, ya?"
"Iya," jawab temannya. "Semester lalu nilai Seokjin berkembang pesat, guru-guru menilai Seokjin bisa sepesat itu karena bantuan belajar Sojung. Kami para murid, sebenarnya juga begitu. Bukan hanya wajah, hati dan perilaku Sojung memang bak dewi."
"Aku dengar dari orang tadi, Sojung masuk kelas ini juga? Orangnya yang mana, ya?" tanya Jisoo penasaran.
Temannya melihat ke arah pintu. Kebetulan Sojung baru datang bersama Aleena.
"Itu Sojung," kata temannya sembari menunjuk sosok Sojung.
Sojung tampak mengambil tas ranselnya, kemudian berjalan ke luar.
"Sojung mau ke mana? Tadi pacarmu mencarimu di sini," kata teman laki-laki Sojung.
"Mau pulang dong," jawab Aleena sembari menarik Sojung buru-buru keluar.
"Aku tidak bertanya padamu, Aleena."
"Aku dan Sojung ada rapat, kalian rakyat jelata semangat belajar, ya!" teriak Aleena dari luar.
"Aleena sialan," dumal teman laki-lakinya yang membuat seisi kelas tertawa, kecuali Jisoo.
"Sojung cantik, ya?" tanya temannya pada Jisoo.
"Ah, iya."
Walau sakit, setidaknya Jisoo tahu banyak hal. Yang pertama adalah status Seokjin yang ternyata sudah punya kekasih, dan yang kedua adalah keadaan pacar Seokjin yang sangat jauh lebih sempurna dari dirinya.
Jisoo sadar diri. Dia bukan apa-apa kalau dibandingkan dengan gadis yang menjadi idam-idaman satu sekolah.
▫▫▫
"Seokjin," panggil temannya.
"Kenapa?"
"Tadi pagi, aku lihat kau bertengkar dengan kekasihmu. Kau sudah putus dengannya?"
Seokjin tak mengerti. "Aku tidak punya kekasih."
"Jahat sekali kau tidak mengakui Sojung," komentar temannya.
"Ya ampun, Sojung memang bukan kekasihku. Kami hanya berteman. Lalu soal pertengkaran pagi tadi, itu terjadi karena Sojung menyudahi pertemanan kami. Dia membenciku."
"Sojung membencimu? Yang benar saja. Kau mendua dibelangnya, ya? Hingga kau bilang Sojung itu membencimu."
"Tidak, bukan soal itu," kata Seokjin. "Sojung bilang kalau selama ini aku selalu merepotkannya. Aku sadar diri, mungkin karena aku bodoh? Makanya dia bilang begitu."
Teman Seokjin mengelus bahu Seokjin, menyalurkan semangat. "Bersabarlah wahai saudaraku."
Seokjin yang risih bahunya disentuh, spontan bergidik dan mendecak sebal. "Tidak usah sentuh-sentuh!"
▫▫▫
A/n-; Jangan lupa tekan bintang!🌟⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying; Sowjin ミ°end
Fanfic#1 in btsxgfriend Ini kisah tentang pandangan Sojung terhadap Seokjin. Menyebalkan. Satu kata itu yang selalu saja terbesit di pikiran Sojung kala melihat tingkah laku Seokjin. "Bisa tidak sih, sehari saja tidak menggangguku?!" "Sayangnya tidak bisa...