Dengan hati-hati, Sojung mengobati luka memar di pipi Seokjin dengan sapu tangan miliknya, setelah sebelumnya sapu tangan itu ia celupkan ke dalam air es.
"Aw, Sojung. Hati-hati." Seokjin meringis kala tangan Sojung tak sengaja menekan luka memarnya begitu kuat.
"M-maaf, Seokjin," ucap Sojung.
Seokjin terus memperhatikan wajah Sojung yang begitu khawatir dengan luka memarnya di pipinya. Wajah gadis itu, tampak serius dalam mengobati luka memar di pipinya.
"Cantik."
Oh. Apa, apa yang baru saja Seokjin katakan?
Seokjin sontak membelalakan matanya kala menyadari ucapannya.
"Terimakasih. Tapi aku sudah tahu, kalau aku itu memang cantik," balas Sojung sembari menjauhkan tangannya dari pipi Seokjin. Kemudian meletakkan sapu tangan itu, di atas nakas, di samping wajah tempat air dingin yang sempat dia pakai untuk mengobati luka Seokjin.
"Banyak memang yang bilang begitu. Bahkan beberapa murid laki-laki, memberikan aku julukan sebagai dewi aphrodite," lanjut Sojung sembari menatap Seokjin yang masih membeku.
"Hentikan omong kosongmu itu, Sojung," ucap Seokjin.
"Bukan hanya kau yang punya julukan itu disini. Dewi-ku bahkan juga punya julukan itu," lanjut Seokjin.
"Kau punya dewi? Apa yang kau maksud dewi itu adalah kekasihmu?" tanya Sojung.
"Bukan. Tapi mari kita lihat sama-sama, apakah dia mau menjadi kekasihku, atau tidak," jawab Seokjin tak lupa dengan senyuman mematikannya.
Sojung langsung merinding kala melihat senyuman Seokjin. "Sudah jangan terus tersenyum seperti itu. Lebih baik kita ke kantin, biar aku yang traktir makan," ucap Sojung.
"Dengan senang hati, aku menerima tawaranmu, sayang," ucap Seokjin yang justru di hadiahi sebuah ketukan di kepalanya.
"Sayang, sayang, kepalamu!" protes Sojung.
Seokjin hanya tertawa dan menggelengkan kepalanya. Dia menarik lengan Sojung dan membawanya menuju kantin.
▫▫▫
Satu piring nasi goreng, dan satu piring kentang goreng tersaji di atas meja mereka. Serta tak lupa, dua gelas air putih.
Dengan lahap, Seokjin menyantap nasi goreng traktiran Sojung. Sementara Sojung memakan kentang gorengnya dengan santai, sambil sesekali menyolek saus sambal untuk menambahkan sensasi rasa pedas.
Selesai makan, mereka berdua berbincang sedikit.
"Apa kau tahu hal yang paling ku takuti selain gelap?" tanya Sojung.
"Tidak tahu. Memangnya apa?"
"Ayahku. Dia baik, seperti malaikat. Tapi terkadang, dia bisa menjadi sosok monster yang menyeramkan!" jawab Sojung.
Seokjin membulatkan mulutnya.
"Dan apa kau tahu, orang yang sama jahatnya dengan pencuri?" Sekarang, gantian Seokjin yang bertanya.
"Siapa?" tanya Sojung.
"Kau," jawab Seokjin.
Sojung membulatkan matanya. Detik berikutnya, dia berulang kali mencubit lengan Seokjin.
"Aw, sakit Sojung!" protes Seokjin.
"Habisnya kau sih, masa aku di sama-samain seperti pencuri!" balas protes Sojung.
"Kau memang sama dengan pencuri. Buktinya, kau mengambil hatiku tanpa izin."
Kalian pikir Seokjin berani mengucapkan kalimat itu secara langsung pada Sojung?
Tentu saja tidak. Bisa-bisa nanti dia malah di hadiahi cubitan lagi oleh Sojung.
"Memang iya. Buktinya, kau belum membayar semua makanan ini pada ibu kantin. Kalau saja kau lupa membayarnya, dan langsung kembali ke kelas, itu artinya sama saja kau mencuri makanan disini," ucap Seokjin. Kalimat itu lah yang akhirnya di pilih Seokjin untuk menggantikan kalimat yang terucap di dalam hatinya tadi.
"Kau benar juga," kata Sojung. "Sebentar, aku akan bayar makanannya."
Seokjin menatap Sojung yang perlahan menjauh darinya.
Padahal baru kemarin lusa Namjoon berpesan padanya untuk menjaga hatinya baik-baik. Dan inilah akibatnya, hati Seokjin diam-diam di ambil oleh Sojung, dan akhirnya dia jatuh ke dalam cinta Sojung.
Melihat Sojung sudah kembali, Seokjin bangun dari duduknya. Kemudian berjalan bersama Sojung meninggalkan kantin.
▫▫▫
Bukan Seokjin namanya jika tidak mengganggu Sojung.
"Sojung, lihat ke atas, ada cicak berwarna putih," bohong Seokjin.
Sojung yang tak tahu kalau Seokjin hanya berbohong, mengangkat kepalanya melihat ke atas.
Seokjin mencolek dagu Sojung, "kau kena." Usai mengatakan itu, Seokjin berlari meninggalkan Sojung sembari tertawa.
Awalnya Sojung kesal karena di bodohi, tapi tidak lagi saat melihat Seokjin yang hampir saja menabrak tubuh Ibu guru Sooyoung. Sojung membalikan tubuhnya sembari menahan tawa, usai melihat wajah panik Seokjin dan sikapnya yang berulang kali meminta maaf pada Ibu guru Sooyoung.
Beberapa saat kemudian Sojung kembali memutar badannya. Di lihatnya Seokjin sedang bersedekap dada dan memasang wajah marahnya pada Sojung.
Sojung berlari menghampiri Seokjin. Sesampainya, gantian dia yang mencolek hidung Seokjin. "Kau, juga kena," ucapnya di sertai dengan tawa gembiranya.
"Hampir saja aku di hukum oleh bu Sooyoung tadi," curah Seokjin. "Senang kau ya, melihat aku seperti tadi?"
Sojung berjalan perlahan meninggalkan Seokjin. "Oh, tentu saja. Sojung memang selalu senang kalau Seokjin mendapat hukuman," jawab Sojung dengan nada yang mengejek.
Diam-diam Seokjin menarik ikat rambut Sojung, dan membawa ikat rambut itu berlari menuju lapangan.
"Hei, Seokjin! Kembalikan!" pinta Sojung dengan suara yang cukup keras.
Tanpa rasa bersalah, Seokjin menggoyangkan ikat rambut itu dan menunjukkannya pada Sojung seolah mengisyaratkan, ambil ini kalau bisa.
Mau tak mau, Sojung harus berlari mengejar Seokjin. Sojung itu tipikal wanita yang suka rambut panjang, tapi tak terlalu suka jika rambut panjangnya terurai.
Angin hadir menerpa rambut Sojung, membuat leher jenjang Sojung kembali terlihat namun memberikan kesan yang berbeda.
Sial. Sepertinya Seokjin salah ambil langkah. Melihat Sojung dengan rambut terurai di tambah angin yang menerpa rambutnya, membuat Sojung semakin terlihat cantik.
Seokjin terpaksa berhenti, dan menunggu Sojung sampai.
Tidak, dia tidak mau mengembalikan ikat rambut Sojung.
"Seokjin, ku mohon. Kembalikan!" pinta Sojung.
"Putar badanmu," titah Seokjin.
"H-hah?"
Sojung terlalu lama. Akhirnya Seokjin sendiri yang harus membantu Sojung memutar badannya.
Perlahan, dia menyatukan rambut Sojung kemudian mengikatnya. Aroma vanilla yang menyeruak ke dalam hidungnya, cukup untuk memabukan dirinya.
Sepertinya, Sojung masuk ke dalam salah satu tipikal gadis yang di sukai Seokjin. Seokjin menyukai gadis dengan aroma vanilla. Dan aroma yang di hasilkan oleh Sojung, benar-benar membuatnya kembali jatuh pada gadis bertubuh tinggi ini.
▫▫▫
A/n-; maaf ya kemaren gak update. Aku kesel sama wattpad, masa udah ngetik panjang-panjang, tau-tau kepotong sampe tinggal 150 kata:') nyesek:') jd harus ketik ulang, deh.
Terakhir, bintangnya jangan lupa, ya! 🌟⭐

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying; Sowjin ミ°end
Fanfic#1 in btsxgfriend Ini kisah tentang pandangan Sojung terhadap Seokjin. Menyebalkan. Satu kata itu yang selalu saja terbesit di pikiran Sojung kala melihat tingkah laku Seokjin. "Bisa tidak sih, sehari saja tidak menggangguku?!" "Sayangnya tidak bisa...