"Jadi bagaimana? Berkenan untuk memberi tahuku lebih jauh tentang siapa itu Sora?"
Sojung duduk berhadapan dengan sang ayah juga ibu. Sementara Seokjin, ada di sampingnya dengan wajah yang bisa di bilang lebam akibat mendapat tinjuan dari ayah Sojung.
"Aku tahu ini pasti sulit untuk kalian. Berusaha masuk kembali ke dalam masa lalu yang sama sekali tidak indah, hanya untuk memberiku penjelasan," Sojung kembali meyakinkan dirinya, "tapi aku berhak tahu silsilah dan latar belakang keluargaku. Aku berhak tahu siapa itu Sora, berhak tahu bagaimana kehidupannya dulu."
Ayah Sojung meneguk salivanya, "maaf, sekali lagi maafkan ayah Sojung. Kau tahu, Sora, kakakmu itu adalah gadis malang. Hidupnya harus berakhir dengan tragis karena kesalahan ayah. Maafkan ayah juga karena melampiaskan penyesalan ayah padamu."
"Jujur, ayah sangat mencintaimu. Mencintaimu sebagai seorang putri kecil yang masih harus ayah jaga. Ayah tidak akan membiarkanmu dewasa di luar pengawasan ayah-"
Sojung memotong ucapan sang ayah, "bukan itu yang ku inginkan. Aku ingin kau memberi tahuku siapa itu Sora."
Ibu Sojung ikut mengeluarkan suaranya, "bukankah kau sudah tahu tentang Sora, Sojung? Apa lagi yang kau inginkan?" tanya ibu Sojung. "Sora adalah bentuk penyesalan bagi aku dan ayahmu. Bisakah kau tidak membahasnya lagi disini?"
Sojung spontan menunduk, ada rasa bersalah di dirinya, sungguh. Benar juga apa yang di katakan sang ibu, dia sudah tahu semua tentang Sora dari ayah Seokjin.
Gadis itu kembali mengangkat kepalanya, menatap Seokjin yang terdiam disana. Memilih untuk mengabaikan Seokjin, Sojung berjalan ke hadapan sang ibu.
Dia mendudukkan dirinya di hadapan sang ibu. "Bu, maafkan aku. Maafkan aku yang telah membuat ibu kembali ke dalam luka yang amat dalam."
Ibu Sojung tersenyum sendu, lantas dia menangkup kedua pipi Sojung. Kemudian mengajak Sojung untuk bangkit, dan duduk di sebelahnya. "Apa lagi yang kau ingin tahu tentang Sora?" tanya ibu Sojung. "Katakan pada ibu."
"Dimana makam Sora?"
▫▫▫
Waktu menunjukkan pukul lima sore. Satu seorang gadis dan satu laki-laki nampak baru saja tiba di area pemakaman.
"Di sebelah mana?" tanya Seokjin pada Sojung. Masih dengan seragam sekolah, keduanya memutuskan untuk berkunjung ke makam mendiang Sora.
"Aku juga tidak tahu," balas Sojung dengan raut wajah bingung.
Seokjin menghembuskan napasnya, "kau ini bagaimana? Ku pikir kau tahu yang mana makamnya."
Sojung menggelengkan kepalanya. "Tapi kalau tidak salah, ibu bilang makamnya ada di dekat pintu masuk, tempat kita berdiri sekarang ini."
"Yasudah, ayo. Kita cari makamnya," kata Seokjin yang di balas anggukan Sojung.
Sekian menit mereka habiskan untuk mencari dimana makam Sora. Sampai pada akhirnya, mereka berdua berhenti di sebuah makam dengan nisan bertuliskan nama Soraya Wirabawa.
"Ada nama ayahku. Apa mungkin yang ini makamnya?" tanya Sojung pada Seokjin yang ada di sebrangnya, di sisi kanan makam mendiang Sora.
Seokjin mengangkat kedua bahunya tidak yakin. "Mungkin iya."
Segera, Sojung mendudukan dirinya, di ikuti Seokjin yang juga mendudukan dirinya di sisi makam.
"H-halo?" sapa Sojung.
"Aku Sojung, adikmu yang mungkin belum lahir saat kau meninggal. Kau mungkin tak mengenalku secara langsung, tapi ku yakin, di alam sana kau pasti memperhatikanku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying; Sowjin ミ°end
Fanfic#1 in btsxgfriend Ini kisah tentang pandangan Sojung terhadap Seokjin. Menyebalkan. Satu kata itu yang selalu saja terbesit di pikiran Sojung kala melihat tingkah laku Seokjin. "Bisa tidak sih, sehari saja tidak menggangguku?!" "Sayangnya tidak bisa...