Delapan tahun telah berlalu. Selama delapan tahun, tentu sudah banyak yang berubah.
Salah satunya ... kesuksesan Seokjin. Sudah dari satu tahun yang lalu dia mendirikan perusahaan penerbit. Sampai saat ini, sudah hampir ratusan buku yang terbit diatas label perusahaan Seokjin.
Sekarang Seokjin ingat pada janjinya pada seorang gadis dulu. Dia berjanji bahwa nanti jika dia telah sukses, dia akan kembali menemui gadis itu.
Tapi bahkan kenyataannya Seokjin harus kehilangan kontak gadis itu. Semua itu karena ponselnya yang rusak waktu itu.
Seokjin bingung sekarang. Pikirannya sedang berkecamuk ....
Pertama berkecamuk karena dia mungkin tak bisa lagi bertemu dengan gadis yang dicintainya, dan yang kedua karena pernyataan sang ayah tadi malam.
Pernyataan yang mengatakan bahwa dirinya akan dinikahkan pada seorang gadis yang notabenenya anak dari kerabat dekat ayahnya.
Seokjin sudah bilang pada orang tuanya kalau dia masih menanti Sojung yang sedang meraih mimpi di negeri orang, tapi ibunya malah berkata, "Seokjin ini sudah delapan tahun. Masa kau belum bisa melupakan gadis itu? Padahal belum tentu dia masih mengingatmu ...."
Mengecewakan memang. Padahal yang Seokjin tahu, ibunya tahu betul seberapa besar cintanya pada Sojung. Ibu Seokjin juga selalu mendukungnya dulu, tapi kenapa sekarang berbeda?
Seokjin mengusak rambutnya frustrasi. "Bagaimanapun caranya, aku tidak mau dinikahkan dengan perempuan yang tidak kukenal! Aku akan menolak, bahkan didepan keluarganya dan perempuan itu sendiri!"
"Sekarang apa kau percaya, Sojung? Sampai sekarang bahkan aku masih setia menjaga hatiku untukmu. Aku berjanji, tidak akan pernah menikah dengan perempuan lain, kecuali dirimu ...." Begitu ucap Seokjin, yang berharap seakan-akan Sojung bisa mendengar ucapannya.
▫▫▫
Dua minggu lalu Sojung menerima telfon dari ibunya. Ibunya mengatakan bahwa Mingyu akan melangsungkan pernikahan dengan Chaerin.
Yang ibu bilang, Chaerin itu adalah perempuan pilihan ayahnya. Yang beliau kenalkan pada Mingyu satu tahun yang lalu.
Sojung tentu saja ikut senang akan kabar bahagia itu. Setelah sekian lama melajang, akhirnya Mingyu akan segera menikah.
Dan sekarang, dirinya sudah kembali ke Jakarta. Ke kota tempat asalnya tinggal.
Yang belum dia tahu, dan menimbulkan tanda tanya kenapa ayah dan ibunya justru mengajaknya untuk pergi ke tempat makan yang lumayan mewah, alih-alih Mingyu si calon pengantin. Lalu yang paling parah, kenapa mereka berdua; ayah dan ibu memesan ruangan privasi?
"Bu, sebenarnya ini ada apa, sih? Apa yang kalian berdua rencanakan? Aku tidak sedang ulang tahun, Bu ...." tanya Sojung pada ibunya sembari berjalan menuju ruangan yang dimaksud.
"Kita tidak sedang merencanakan apa-apa, Sojung ...." ungkap Ibu Sojung tidak mau jujur.
"Ekhem," Ayah Sojung berdehem. "Sojung, dompet ayah tertinggal di dalam mobil. Bisa Ayah minta tolong untuk ambikan dompet Ayah?"
Sojung yang masih sibuk dengan rasa penasarannya, terpaksa mengangguk kemudian berbalik menuju mobil.
"Sojung, kau lupa kunci mobil..."
Gadis itu terpaksa kembali lagi tatkala sang ayah mengingatkannya bahwa dia belum membawa kunci mobil. Ya ampun, ini pasti karena pikirannya masih belum singkron.
Setelah sepuluh menit mencari dompet di mobil, dompet ayahnya masih belum bisa dia temukan. Dia berpikir bahwa sang ayah pasti mengerjainya. Sampai dia memasang wajah kesal saat memasuki ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying; Sowjin ミ°end
Fiksi Penggemar#1 in btsxgfriend Ini kisah tentang pandangan Sojung terhadap Seokjin. Menyebalkan. Satu kata itu yang selalu saja terbesit di pikiran Sojung kala melihat tingkah laku Seokjin. "Bisa tidak sih, sehari saja tidak menggangguku?!" "Sayangnya tidak bisa...