Dua puluh menit waktu yang telah berlalu, akhirnya Sojung sampai di depan rumah Seokjin.
Dia mengetuk sembari mengucap kata, "permisi!"
Sembari menunggu pintu dibuka, Sojung membalikkan tubuhnya. Menatap isi halaman rumah Seokjin.
Rupanya tak butuh waktu yang lama untuk menunggu Seokjin membuka pintunya.
"Hyunbin kau apakan, sih? Sampai menangis sekencang ini."
Begitu berhadapan dengan Seokjin, Sojung buru-buru menyerbu Seokjin dengan segala pertanyaannya.
"Aku berani sumpah, aku sama sekali tidak melakukan apapun pada anak itu." Begitu kata Seokjin sembari membiarkan Sojung masuk.
"Really?" tanya Sojung.
Seokjin menutup pintu. "Sebenarnya ini hanya salah paham," jelas Seokjin sembari berjalan mengikuti Sojung. "Hyunbin kira kalau aku ini membencinya."
"Oh, ya? Kenapa bisa sampai salah paham?"
"Singkat cerita, aku bilang kalau Hyunbin itu hanya bisa membuatku repot. Setelah itu dia marah padaku, kemudian menangis sampai saat ini."
Sojung mengangguk mengerti. "Kupikir Hyunbin memang sedang dalam mood yang buruk, jadi dia tersinggung akan kata-katamu."
"Berarti, aku tidak salah dong?"
Sojung menggeleng. "Membuat anak kecil menangis sekencang ini, sama sekali bukan tindakan yang dibenarkan. Lain kali, jangan katakan hal semacam itu pada Hyunbin. Mengerti?"
Seokjin mengangguk kemudian membukakan pintu kamar yang di dalamnya ada Hyunbin.
Sojung menghampiri Hyunbin dan memeluknya dari belakang. "Hai, Hyunbin?"
Untuk sejenak Hyunbin menghentikan tangisannya. Dia berbalik kemudian memeluk tubuh Sojung.
"Paman Seokjin membenciku, bibi..." curahnya pada Sojung.
"Membenci bagaimana?"
"Paman Seokjin tidak suka aku di sini. Dia bilang aku selalu membuatnya repot," katanya. "Padahal 'kan tidak selamanya begitu. Kadang aku membantu paman Seokjin membersihkan halaman, memberikan paman Seokjin teh hangat yang dibuat nenek saat pagi hari..."
"Kalau bibi bilang sebenarnya paman tidak membencimu, Hyunbin mau percaya atau tidak?"
Hyunbin menggeleng. "Mana mungkin paman tidak membenciku..."
"Sejujurnya memang aku tidak membencimu," kata Seokjin. "Tidak sama sekali."
Hyunbin meregangkan pelukannya. Dia menatap wajah pamannya yang sedang berusaha meyakinkannya.
"Hanya saja, aku sedikit tidak suka dengan perilakumu yang aneh. Bawel, tidak bisa diam, dan terkadang seperti ini ... menangis tanpa sebab yang jelas."
"Jadi selama ini ... aku aneh ya, paman?"
Seokjin mengangguk. "Tapi jujur, aku lebih suka pribadimu yang ceria dibanding kau yang sekarang ini," kata Seokjin. "Ayahmu pernah bilang tidak kalau anak laki-laki itu tidak boleh menangis, yang boleh menangis itu hanya perempuan?"
Hyunbin menggeleng. "Memangnya iya begitu, paman?"
Seokjin mengangguk yakin. "Laki-laki itu jagoan. Jadi mana boleh jagoan menangis?"
"Kalau begitu berarti yang boleh menangis itu hanya bibi Sojung, ya? Bibi Sojung 'kan perempuan."
Seokjin tanpa ragu mengangguk lagi, dan mengambil posisi tepat di samping Sojung. "Bibi Sojung itu memang sering sekali menangis."
![](https://img.wattpad.com/cover/184351927-288-k245926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying; Sowjin ミ°end
Fiksi Penggemar#1 in btsxgfriend Ini kisah tentang pandangan Sojung terhadap Seokjin. Menyebalkan. Satu kata itu yang selalu saja terbesit di pikiran Sojung kala melihat tingkah laku Seokjin. "Bisa tidak sih, sehari saja tidak menggangguku?!" "Sayangnya tidak bisa...