PART 21

85.1K 4.3K 76
                                    

Motor Aisyah telah sampai di depan rumah Nadia. Tapi ternyata rumahnya kosong. Tanpa pikir panjang dia melaju cepat menuju rumah sakit.

"Haisssh...dihubungi susah banget siiih," gerutu Aisyah sambil terus berusaha menghubungi Nadia sebelum motornya melaju menuju rumah sakit.

🏍🏍🏍🏍🏍🏍🏍🏍

Aisyah telah sampai di depan rumah sakit milik keluarga Nadia. Tanpa pikir panjang dia langsung mencari Azka.

"Assalamu'alaikum, Sus. Bang... eh maksud saya dokter Azka ada ngga di tempat?" Tanya Aisyah tergesa.

"Maaf ada perlu apa ya kak? Dokter Azka kebetulan sedang ada jadwal visit,"  jawab suster itu ramah.

:Lama ngga? Penting banget. Bilangin deh dicari Aisyah," jawab Aisyah dengan tatapan memohon.

Suster itu mengangguk lalu menghubungi dokter Azka.

"Kak bisa tunggu diruangannya saja langsung. Kata dokter Azka sedang menuju ke ruangan," suster itu menunjuk ruangan dokter Azka sambil tersenyum ramah.

"Makasih banyak ya sus,"  jawab Aisyah ramah.

Aisyah langsung masuk ke ruangan Azka dan menunggunya. Tak selang berapa lama Azka masuk.

"Assalamu'alaikum,"  sapa Azka ramah.

"Wa'alaikum salam,"  jawab Aisyah lalu langsung berdiri menghampiri Azka.

"Kenapa Ai?" Tanya Azka ramah.

"Bang, Nadia boleh cuti ya dua minggu. Mulai hari ini," cerocos Aisyah di depan Azka.

Azka mendelik. Azka kaget bukan main, bahkan adeknya belum ijin apapun mau cuti. Kenapa tiba - tiba begini. Mana lama lagi.

"Ken.kenapa? Kok Nadia ngga bilang langsung sama abang?" Tanya Azka heran.

"Ish.. boleh ya bang. Yaa. .. yaa,"  rajuk Aisyah dengan mata berkaca.

Aisyah memang sering tanpa sadar bersikap sangat manja pada Azka. Tidak tahu saja Azka jantungnya bertalu-talu tiap Aisyah melakukan hal itu.

"Aduuh... mata kau Ai..jangan gitu dong... bisa pingsan aku.ampuun... manis bangeet sih. Mana bisa nolak kalo kamu begini,"  gumam Azka dalam hati.

Azka mengerjapkan matanya. Meneguk ludah, Azka benar - benar dalam kondisi grogi mode on.hihihi....

"Abang, Ai butuh Nadia banget. Mau ke Pati sama ummi sekarang. Boleh yaaa...ya..." Rengek Aisyah lagi dengan pipi menggembung menggemaskan.

Azka berdehem sejenak lalu mengangguk.

"Ehem.. i..iya... boleh. Itu Nadia di kantin. Ajak pulang saja,"  jawab Azka.

:Yeeeaaay!!!! Asiiik... Ai sayaanng abang deh," teriak Aisyah kegirangan.

Azka hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah Aisyah. Dia sangat dewasa di depan Fahri. Tapi sangat kekanakan di depan Azka, ummi dan abinya.

Aisyah tersadar dengan tingkahnya. Lalu menunduk dengan muka memerah.

"Aduuh... kok gini sih. Maluuuu... apuuun Ai... Kamu kenapa lepas kendali gini sih kalo depan bang Azka. Bodoh..bodoh..bodoh... bisa lupa ama semua masalah gini kalo deket bang Azka," rutuk Aisyah dalam hati. Aisyah tanpa sadar memukul mulutnya sendiri.

Azka tersenyum geli melihat tingkah Aisyah. Bagaimanapun dia, Aisyahnya yang selalu menggemaskan. Hanya nasibnya saja kurang beruntung. Mendapat suami yang sedikit bego karena tak melihat gadis secantik dan seikhlas Aisyah. Bolehkan Azka menganggap Fahri bego?

"Kenapa merah gitu mukanya? Mau dikompres, hm?" Tanya Azka menggoda Aisyah. Azka tahu sekarang Aisyah baru sadar dengan perbuatannya sekarang.

Aisyah gelagapan. Lalu hanya nyengir menampilkan tampang polosnya.

"Ai ke Nadia dulu yah. Makasih bang. assalamu'laikum," kata Aisyah lalu berlari keluar ruangan Azka. Tanpa sengaja Aisyah menabrak pintu yang masih tertutup.

Brrruuuk.....

"Innalillahi..." Ucap Azka kaget lalu tersenyum geli melihat Aisyah.

"Eng..engga papa kok bang. Hihihi,"  kata Aisyah lalu berlari keluar.

"Aishh... sakit ni kepala. Benjol dah. Ampuuun....." Gerutu Aisyah sambil berjalan mencari Nadia.

"Loh Ai, ada apa kesini?" Tanya Nadia yang kebetulan lewat.

"Waaaah.... kebetulan. Yuk ikut yuk. Aku udah ijin bang Azka tahu. Kita ke Pati. Kamu cuti 2 minggu. Temenin aku ya,"  kata Aisyah sambil menarik Nadia.

"Eh..eh... kok mendadak sih. Ada apa emang?" Sanggah Nadia heran.

"Udah ayo buruan. Ummi nunggu dari tadi tahu. Ngga usah bawa apa2 nanti beli disana. Atau pinjem punya aku juga ngga papa. Ayuk," Aisyah menarik- narik tangan Nadia yang masih menggunakan pakaian dinasnya.

" Iya.. iya.. sabar kek,"  gerutu Nadia kesal.

Mereka menuju motor. Nadia membonceng Aisyah langsung meluncur menuju rumah Aisyah.

"Emang kenapa mendadak kesana sih?" Tanya Nadia setengah berteriak saat dijalan.

"Mau refreshing aja. Cape aku mikirin mas Fahri terus. Aku mau hidup tenang dan berfikir jernih dulu bentaran,"  jawab Aisyah cuek.

Nadia hanya manggut- manggut.

Mereka melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah Aisyah. Nadia adalah sahabat terbaik Aisyah.

Lalu bang Azka???
Entahlah, Aisyah hanya merasa nyaman karena bang Azka sangat baik. Bahkan sering dan selalu membantu apapun masalah Aisyah.

Aisyah hingga kini ngga pernah sadar jika Azka mencintainya sejak dulu.

Diruangan Azka, dia masih tersenyum mengingat tingkah Aisyah barusan.

" Aku mencintaimu. Sangat. Dan hanya dengan doa caraku mencintaimu. Berdoa adalah caraku mendekatkan diri dengan mu tanpa menjauh dari-Nya. Aku masih menyertakanmu dalam doaku. Selalu..." Ucap Azka bermonolog.








'Meski aku menjauh, tapi berdoa adalah caraku mencintaimu. Semakin mendekat denganmu tanpa menjauh dari-Nya.'



Hai dear....
Update lagi niiih....☺

Maaf banyak typo yaah.
Mohon koreksi dan sarannya buat Dee...

Belum bisa bikin konflik berat - berat nih. Insya allah terus belajar lagi dan lagi....

Karakter Aisyah sebenarnya lucu, ceria, menggemaskan, manja, tapi karena menikah usia muda dan segala perlakuan Fahri. Apalagi serumah dengan madunya membuat Aisyah dipaksa dewasa secara cepat.

Jadilah Aisyah menjadi sosok yang dewasa, pendiam, banyak melamun, banyak nangis juga. Dia sosok cerdas. Bahkan sangat cerdas secara akademik dibanding teman-teman sebayanya karena dia siswa jenius.

Udah yaa penjelasan tentang karakter Aisyah....

Happy reading dear..
Jangan lupa bahagia...

AISYAH WEDDING (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang