"Jadi, gimana?" Tanya Abi lagi
"Insya allah sebulan lagi saja acara pernikahannya," jawab Mamah Nadia lembut.
Abi mengangguk,
"Sebulan Ai, move on ya," kata Abi dengan alis naik sebelah.
Aisyah cemberut, pipinya menggembung menggemaskan. Azka yang terus menatap Aisyah tersenyum kecil.
"Kamu selalu cantik Ai," gumam Azka lirih.
"Ehem! Mata...mata..." Sindir Nadia lagi.
Azka gelagapan lalu mengusap wajahnya kasar. Pipinya semburat merah. Semua tertawa lepas melihat Azka dan Aisyah.
"Ya sudah kami pamit pulang dulu ya, Bi. Itu takut anak saya zina mata terus," kata Papah dengan candaanya.
Abi terkekeh.
"Iya hati - hati," jawab Abi.Mereka pamitan, saat didepan Abi membisikkan sesuatu pada Azka.
"Abi titip Aisyah, Ka. Jangan sia - siakan dia. Kalo terjadi sesuatu pulangkan ke rumah Abi dengan baik - baik," kata Abi tegas.
"Iya, Bi. Insya allah Azka akan menjaga Aisyah dengan baik," jawab Azka.
Mobil keluarga Azka beserta rombongan keluar pagar. Aisyah masih duduk bersama Ummi di ruang tengah.
Abi masuk ke dalam lalu merangkul putrinya.
"Ai, gimana perasaan kamu sekarang?" Tanya Abi lembut.
Aisyah tahu, Abinya sedang serius. Aisyah tersenyum kecil.
"Aisyah mohon doanya Abi dan ummi," jawab Aisyah.
"Tanpa kamu minta doa kami selalu menyertaimu, Nak," jawab Ummi lembut.
******
Malam telah menyelimuti bumi. Aisyah kini telah bergelung dengan selimut tebalnya di kamar. Namun matanya masih belum bisa terpejam.
"Kok ngga bisa tidur gini sih," gumam Aisyah lirih.
Aisyah kembali duduk. Lalu memutuskan mengambil wudhu dan membaca Al Qur'an.
Sedangkan diseberang sana, Azka juga tak dapat memejamkan mata. Azka masih terus terbayang mata indah milik Aisyah.
"Astaghfirullah..." Azka terus beristighfar. Hatinya semakin gusar.
Azka bangun lalu turun ke bawah mengambil minum.
"Belum tidur bang?" Tanya Nadia.
Azka menengok dan mengangguk sebentar. Azka meminum air hingga tandas.
"Kebayang Aisyah terus, ya?" Tanya Nadia penuh selidik.
Azka duduk dengan wajah gelisah.
"Ada apa?" Tanya Nadia lagi.
"Abang... abang takut dek. Ya Allah... abang ngga bisa menahan diri. Mata Aisyah, gerak geriknya, suaranya, semuanya terus terbayang. Astaghfirullah..." Kata Azka sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
"Istighfar bang. Sholat deh. Emang segitu hebatnya ya Aisyah sampe abang kaya gini?" Tanya Nadia.
Azka diam. Azka terus beristghfar dalam hati.
"Abang takut ini nafsu setan dek. Abang..." Azka terlihat sangat gelisah dan tak melanjutkan kalimatnya.
"Abang puasa aja. Nanti Nadia bilang mamah papah buat cepetin acara pernikahannya. Takut jadi dosa kalo lama - lama bang," nasehat Nadia.
Azka masih diam tak bergeming. Mulutnya terus berkomat - kamit sambil terus istighfar. Air matanya mengalir deras.
"Ya Allah abang!" Sentak Nadia keras.
Azka terlonjak kaget, lalu menghapus air matanya kasar.
"Abang kenapa nangis?" Tanya Nadia khawatir.
"Abang takut dek. Abang memikirkan yang belum halal buat abang. Abang takut dek. Aisyah terus ada dikepala abang. Dia ngga ilang - ilang. Abang ngga bisa khusu' pas sholat. Abang takut ini nafsu setan ngga mau ilang dek. Astaghfirullah..." Azka menelungkupkan wajahnya dimeja. Azka semakin gelisah.
"Udah deh. Abang nikah siri aja dulu. Jadi nanti sebulan lagi acara resepsi dsb. Yang penting Abang ridho buat ikhlasin Aisyah ngga berjima' dulu sama abang," jawab Nadia.
Azka terdiam. Tiba - tiba ada suara papahnya.
"Besok Papah bicarakan sama Abi dan Umminya Aisyah, Ka. Kebelet banget pengen nikah ya," kata Papah menggoda Azka.
Wajah Azka memerah.
"Udah puasa dulu, ka. Tahan diri," kata Mamah kemudian.
Azka mengangguk. Lalu beranjak pergi.
"Azka masuk dulu, Pah, Mah. Besok ada operasi pagi jam lima," kata Azka.
"Iya. Hati - hati," ucap Mamah lembut.
Azka terus beristighfar sambil memejamkan matanya. Berharap segera tertidur agar besok dapat menjalankan operasi dengan lancar.
"Assalamu'alaikum," ucap Papah Azka di telpon.
"Wa'alaikum salam"
"Bro ini anak ane kaga bisa tidur. Dia sampe nangis ketakutan," kata Papah
"Eh, emang kenapa?"
"Dia kebayang Aisyah terus. Sholatnya kaga khusu' katanya. Dia gelisah. Memikirkan yang belum halal. Kamu tahu persis Azka itu gimana," jelas Papah.
"Wiih pesona anak gadis saya emang luar biasa ya,"
"Bilang anakmu. Besok nikah siri yah. Biar Azka tenang. Tapi mereka tetap pisah rumah. Acara resepsi dan peresmian tetap satu bulan lagi," pinta papah.
"Aku tanyakan pada Aisyah dulu"
Suara telpon tak terdengar lagi. Tak berselang lama suara telpon kembali terdengar.
"Halo...Assalamu'alaikum"
'"Wa'alaikum salam. Gimana?" Tanya Papah.
Suara orang terkekeh terdengar jelas di telpon.
"Besok saja langsung nikah siri. Anak gadis saya lagi nangis sambil baca Al Qur'an. Katanya wajah Azka terus terbayang. Padahal belum halal. Anak saya takut dosa, gelisah terus dia,"
"Ya udah besok jam 10 kami kesana," jawab Papah.
"Iya. Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikum salam," jawab Papah lalu tersenyum kecil.
"Azka... Azka... baru kali ini jatuh cinta sampe nangis begitu. Jangan pikir Papah ngga tahu. Bertahun - tahun kamu menahan diri mencintai istri orang," gumam Papah lirih sambil geleng - geleng kepala.
'Aku cinta kamu. Aku takut memikirkan kamu... kamu belum halal bagiku. Ijinkan aku menghalalkan mu....
Hai happy reading....
Mohon maaf typo....
Semoga makin seru.... ceritanya Dee dapat tawaran.
Dee lagi cari banyak ide buat projek Ramadhan nanti. Tentang romance religi. Semoga bisa goal dan di pilih untuk bukukan dalam bentuk novel nanti.aamiiin.....Mohon doanya🙏
Selamat hari kartini muslimah Indonesia.....
Bukan pakaiannya yang terpenting. Tapi semangat juang dan jiwa kartini harus melekat pada diri kita....
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH WEDDING (END)
SpiritualTELAH DIBACA LEBIH DARI 2,5 JUTA ORANG!! #WATTYS2019 " Bukan aku mengharap untuk disentuh. Aku seorang muslimah. Aku hanya merasa direndahkan dengan perlakuannya padaku. Bukan fisik tersakiti. Harga diriku tercabik..." #43 9 April '19 #2 24 April '1...