Beberapa minggu terlewati....
Setelah kejadian pertemuan dengan mantan suami Aisyah, Azka tidak bisa tenang. Azka terus saja merasa gelisah.“Abang kenapa?” Tanya Nadia.
Azka hanya tersenyum tipis, bibirnya masih saja tak membuka sama sekali.“ Seminggu lagi abang menikah, tapi semakin hari abang semakin gelisah. Abang ngga suka Aisyah lagi?” Selidik Aisyah.
“Enggak, anak saja!” Jawab azka ketus.
“Terus?” Tanya Nadia lagi.
“Entahlah. Aku sangat khawatir. Apa Aisyah mencintaiku?” Bisik Azka lemah.
“Abang! Aisyah istrimu. Tentu saja dia sangat mencintaimu!” Hardik Nadia keras.
Azka menghela nafas pelan. Dia kembali mengingat air mata Aisyah yang terus berurai saat mantan suaminya meneriakkan namanya.
“Abang kenapa sih sebenarnya?” Tanya Nadia serius.
Azka menatap manik mata Nadia dengan tatapan sendu. Kemudian cerita mengalir dengan detail tentang peristiwa yang beberapa kali terjadi dirumah sakit. Pertemuan dengan mantan suami Aisyah.
“Jadi, apa yang harus abang lakukan?” Tanya Azka lirih. Dia seakan pasrah.
“Bang, denger ya. Aisyah sahabat Nadia sejak dulu. Nadia tahu, Aisyah anaknya ngga tegaan. Pastilah nangis. Orang liat kucing ngeong ngga punya emak aja ditangisin. Apalagi mantan suaminya. Bagaimanapun mas Fahri ngga pernah main tangan. Udah kaya abang bagi Aisyah. Tentu saja Aisyah iba bang. Abang wajib mempertahankan rumah tangga abang. Kaga lucu kan kalo Aisyah janda dua kali tapi perawan,” cerocos Nadia panjang lebar.
Azka memukul kening Nadia dengan pulpennya.
Puk
“Sembarangan!” Sembur Azka kesal.
Nadia terkekeh kecil, membayangkan Aisyah menjadi janda dua kali tapi perawan.
Miris amat yah, mending Nadia kemana-mana. Jomblo! Pasti masih perawan! Naah kan,
Nadia senyam - senyum sendiri membayangkan itu.“Eh, jangan bayangin yang enggak - enggak ya, Nad!” Kata bang Azka ketus.
Nadia tertawa keras. Tiba - tiba suara hp Azka berbunyi, tertera nama Aisyah dilayar.
“Assalamu'alaikum, sayang,” sapa Azka.
“Wa-wa'alaikum salam, Abang,” jawab Aisyah lirih.
Nadia terkikik mendengar suara gugup Aisyah lalu pergi meninggalkan abangnya.
“Itu Nadia kan, bang?” Tanya Aisyah lagi.
"Iya. Udah pergi tapi. Kenapa?" Tanya Azka.
“Abang, Ai mau ijin ke pasar sama ummi,” kata Aisyah.
Meskipun belum resmi menikah secara negara bahkan belum tinggal serumah tetapi Aisyah selalu meminta ijin pada suaminya apapun kegiatan Aisyah. Itu membuat Azka merasa sangat dihargai dan dibutuhkan.
“Iya. Hati – hati,” jawab Azka.
“Abang lagi dimana sih?” Tanya Aisyah.
“Di rumah sakit, honey,” jawab Azka lembut. Dia sudah membayangkan wajah malu - malu Aisyah disana. Pasti sangat menggemaskan. Azka tersenyum sendiri membayangkannya.
“Ya udah, selamat bekerja.
Aisyah ke pasar dulu. Udah dipanggil ummi,” jawab Aisyah.
“Assalamu'alaikum,” kata Aisyah mengakhiri panggilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AISYAH WEDDING (END)
SpiritualTELAH DIBACA LEBIH DARI 2,5 JUTA ORANG!! #WATTYS2019 " Bukan aku mengharap untuk disentuh. Aku seorang muslimah. Aku hanya merasa direndahkan dengan perlakuannya padaku. Bukan fisik tersakiti. Harga diriku tercabik..." #43 9 April '19 #2 24 April '1...