▪︎ 𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧 ▪︎
~ 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒 ~
°𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.•
°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍•▪︎▪︎▪︎
Seperti hari-hari biasa, kehadiran Vanya Daviandra di kamar Mevan Nakamura sukses menciptakan Gampa yang tidak terasa kehadirannya tapi mampu membuat seluruh isi kamar Mevan berantakan.
Vanya si pelaku-hanya duduk manis di atas kasur dengan pandangan fokus menonton acara kartun di televisi.
Lagi dan lagi Mevan hanya bisa menghela napas, pasrah dengan kebiasaan Vanya yang sangat suka membuat kamarnya menjadi seperti terkena bom dadakan itu.
"Biasain kalo udah ngeberantakin beresin lagi, jangan malah di diemin," dumel Mevan sambil merapihkan kamarnya. Nada bicaranya tidak terdengar seperti orang yang marah atau yang tengah merasa kesal, nada bicaranya terdengar biasa saja bahkan terdengar lembut.
"Kamu mah gitu ke aku, biasanya juga 'kan kamu yang ngeberesinnya," saut Vanya dengan nada alaynya, membuat Mevan langsung menatap sinis pada Vanya.
Sedangkan Vanya malah tersenyum geli setelah mengoda Mevan. Satu hal yang tidak Mevan suka, gaya alay Vanya yang selalu membuat bulu kuduknya berdiri.
Merinding ajir, berasa abis digoda sama hantu.
"Turun, biar gua beresin dulu," titah Mevan yang langsung dituruti oleh Vanya dengan ogah-ogahan.
"Gua laper Van, Emak lo kagak masak sama kaya Emak gua. mulung yok, Van! laper gua." Vanya memencet tombol off pada remot di tangannya dan kembali menaiki kasur yang baru saja dirapihkan oleh Mevan.
"Emaknya Rega baru masak semur dugong, rumah Rega aja yah," saut Mevan dengan sekuat tenaga menahan sabar akan kelakuan Vanya, apalagi saat ini dirinya semakin tak bisa berbuat apa-apa karna Vanya tengah kedatangan tamu, tamu yang tak pernah diundang tetapi selalu datang setiap bulannya.
Menyusahkan Mevan saja, sungguh.
"Rumah siapa ajalah yang penting gua bisa makan, rumah pak RT pun bakal gua datengin kalo lagi banyak makanan hehe," cerocos Vanya yang malah tak didengar oleh Mevan, pemuda itu tengah sibuk memakai jaketnya.
"Ayok," ajak Mevan setelah mengambil kunci motornya di nakas.
"Gendong dong, kamu 'kan baik." Vanya mengelurkan jurus andalannya, menatap Mevan dengan wajah yang berubah imut. Vanya memang imut bahkan kelewat imut, tapi sialnya membagongkan untuk seorang Mevan.
Mevan menghela napas, berjongkok di samping tempat tidurnya dan tak lama Vanya sudah nemplok seperti cicak di punggung Mevan.
Mevan berdiri dan berjalan ke luar kamarnya sambil menggendong Vanya di punggungnya.
"Mevan!" panggil Vanya dengan dagu yang ia sandarkan pada bahu Mevan.
"Apa?"
"Di planet pluto ada apa?" tanya Vanya dengan wajah tanpa dosanya.
Gadis itu selalu punya banyak pertanyaan tidak bermutu yang selalu harus mempunyai jawaban.
"Ada kembaran lo," jawab asal Mevan yang selalu malas menjawab pertanyaan ngawur Vanya, tapi sialnya selalu ia jawab juga.
"Kata Emak gua, gua gak punya kembaran Van. gua anak satu-satunya dan bakal jadi cewek yang bakal elo sayang, gua gak mau punya kembaran, nanti kalo gua punya kembaran terus kembaran gua pengen elo gimana?" cerocos Vanya yang sudah mulai tidak jelas, sedangkan Mevan dengan santainya menurunkan Vanya di jok belakang motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.
Teen Fiction| T y p o B e r t e b a r a n. | •belum direvisi, mohon maaf kalo banyak kesalahan dalam penulisan• ᴡᴀʀɴɪɴɢ (𝟷𝟽+) ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ᴍᴇɴɢᴀɴᴅᴜɴɢ ʙᴀʜᴀsᴀ ᴋᴀsᴀʀ , ᴊɪᴋᴀ ᴋᴜʀᴀɴɢ ɴʏᴀᴍᴀɴ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ sᴜᴋᴀ ᴍᴏʜᴏɴ ᴅɪ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ. ---🌸. Mevan dan Vanya, dua sejoli yang s...