Kali ini Mevan dan Vanya kembali seperti sedia kala, Vanya yang manja dan Mevan yang berusaha sabar. Namun di balik mereka yang kembali seperti dulu itu ada perasaan bahagia yang tersembunyi, rasa bahagia yang berbeda dari biasanya.
Sudah jelas bukan berbeda? Karna ada rasa cinta di dalamnya, membuat Mevan dan Vanya memilik status yang berbeda saat ini.
"Mau soto apa Nya?" tanya Mevan.
"Soto kudanil ada?" Vanya balik bertanya sambil mengedipkan matanya beberapa kali. Bukannya sebal Mevan malah terkekeh geli, Mevan merindukan Vanya yang seperti ini.
"Soto kudanil mah gak ada, yang ada soto dugong," kata Mevan yang membuat Vanya ikut terkekeh karna Mevan ikut ketularan gila sepertinya.
"Soto ayam aja satu porsi pake nasi yah, minumnya teh botol sosro yang di botol jangan di kotak apalagi di panci!" cerocos Vanya dengan begitu cepat, seperti tengah membacakan ayat kursi.
"Udah?" tanya Mevan, dan di angguki oleh Vanya.
Mevan memesan apa yang Vanya pesan, dengan menirukan kecepatan bicara Vanya tadi, dan itu membuat Vanya kembali terkekeh, merasa tidak habis pikir dengan Mevan yang dulu mati-matian tidak ingin bersamanya, dan selalu ingin menjauh darinya karna dirinya yang selalu membuat pria itu sebal.
Tapi lihat sekarang, Mevan malah akan menjadi kekasihnya, menyukai semua kegilaannya dan keanehannya. Sungguh senjata makan tuan.
'Untuk Renata, maaf. Gua gak bisa bantu lo, mana mungkin gua berbagi orang yang gua cinta."
"Nya! Kok bengong?" tanya Mevan sambil menguncang pelan bahu Vanya.
Vanya tersentak, menatap Mevan dengan raut wajah bodohnya.
"Lo kenapa? Apa yang lo pikirin?" tanya Mevan dengan raut wajah yang berubah khawatir.
"Gua cuman laper," jawab Vanya sambil cengegesan, kemudiam memakan soto yang sudah ada di hadapannya dengan lahap.
.
.
.Setelah selesai makan siang, Vanya meminta Mevan agar tidak langsung pulang, ia ingin berjalan-jalan sebentar, melepas rindu beberapa hari ini dengan bersandar pada bahu Mevan dengan tangan di gengam erat oleh Mevan.
Langit sore hari ini begitu indah, seindah perasaan Vanya dan Mevan, mungkin saja Langit sore juga ikut merasa bahagia seperti Vanya dan Mevan.
"Tau Gak?" tanya Mevan, sebelah tangannya bermain di atas punggung tangan Vanya, membuat bentuk hati dengan jari telunjuknya di sana.
"Apa?" tanya Vanya, kepalanya mendongkak menatap Mevan, tidak mempeedulikan telunjuk Mevan yang membuat Gambar hati di punggung Tangannya.
"Mevan sayang Vanya," kata Mevan dengan tersenyum tulus pada Vanya.
Vanya balas tersenyum dengan ke dua pipi yang tengah merona.
"Udah bisa pacaran belom?" tanya Mevan.
Vanya kembali membenarkan letak kepalanya, menatap kembali pada tangannya yang tengah di genggam.
"Belom! Masih tahap pdkt," kata Vanya, membuat Mevan ingin sekali memasukan Vanya ke dalam kendi, tapi ia sadar jika ia mencintai Vanya, mana mungkin ia merelakan Vanya bersama Kendi.
"Lama bener," ucap sebal Mevan.
"Lama apaan! belom juga satu hari udin! sabar dikit napa?" kesal Vanya sambil mencubit tangan Mevan, melepaskan gengaman tangannya dan menjauhkan kepalanya dari bahu Mevan.
"Pulang yok, gua lupa belom bawa nasi gua yang anget ke rumah sakit," ucap ngaur Vanya sambil berdiri.
"Kebanyakan makan dodol kuya jadi gini nih," sindir Mevan sambil mengacak gemas rambut Vanya.
"Yok balik, sekalian kasih tau ke Emak gua kalo kita udah baikan, gua udah gak kuat tidur di sofa lagi," kata Mevan dengan nada sebal, karna kembali ingat beberapa hari ini ia tidur di sofa gara-gara dirinya yang tidak di perbolehkan masuk kamar sebelum berbaikan dengan Vanya, sunguh menyedihkan.
***
"Regaaaa.... gua bener-bener seneng, akhirnya gua kembali baikan sama Mevan," ucap Vanya girang.
"Berisik cubluk!" geram Rega yang tak habis pikir dengan Vanya yang saat ini seperti orang gila, melompat-lompat di atas kasur, membuat kasurnya tak berbentuk seperti kasur lagi, dan sialnya Vanya merasa tidak peduli.
"Lo gak pernah tau Ga gimana bahagianya gua sekarang, gua bener-bener amat bahagia, dan lebih bahagiannya lagi adalah gua udah mau jadian sama Mevan," ujar Vanya yang masih meloncat-loncat.
Rega hanya bisa mengelus dadanya sabar, kembali menontom film azab tanpa memperdulikan Vanya yang terus saja berteriak keras, meluapkan rasa senangnya itu.
"Jadi setelah ini lo bakal fokus sama Mevan? Lo bakal lupa sama gua gitu?" pertanyaan Rega sukses membuat Vanya menghentikan aksi gilanya.
Vanya duduk menyila di atas kasur, merapihkan rambutnya yang seperti rambut singa dengan tatapan tak lepas menatap Rega.
"Maksud lo?" tanya Vanya setelah lama diam.
"Waktu lo bakal selalu sama jodoh lo dong?"
Vanya beranjak dari duduknya, duduk di samping Rega, kemudian tanpa merada berdosa Vanya memukul kepala Rega dengan remot televisi.
"Pea nya bener-bener sampe ke tulang sumsum!" ucap santai Vanya namun begitu ingin menyantet Rega detik ini juga.
"Lo kan sahabat gua sama Mevan geblek! Otomatis lo akan sama kita terus! pea kok di pelihara sih?! tuyul noh lo pelihara biar kaya!" setelah mrngucapkan itu Vanya meminum kopi milik Rega dengan santai.
"Bazeng! pala gua bukan barang nyet! sakit nih."
"Alay lo! biasannya juga pala lo gua pukul pake palu," sindir Vanya dengan nada yang begitu santai.
"Terus apa kabar dengan Mevan sama Renata?" tanya Rega yang sukses membuat Vanya tersedak kopi yang tengah ia minum.
"Uhuk.. uhuk... lo mau bikin gua mati?" kesal Vanya kemudian meminum air putih miliknya.
"Gimana? Mereka kan lagi deket," kata Rega yang tidak memperdulikan dumelan Vanya.
"Mevan gak pernah suka sama Renata, Renata doang yang suka sama Mevan," jelas Vanya dengan nada tidak suka.
"Owh begitu toh, balik gih," usir Rega yang membuat Vanya cengo mendengarnya.
"Udah malem bego, lo mau gua di gorok sama Mevan?" tanya Rega kesal.
"Mevan kan lagi putsal, dia juga tau gua lagi di sini, jadi tenang aja lo gak akan di gorok. Palingan juga di lempar ke afrika," balas Vanya yang di akhir kalimat di akhiri dengan cengegesan yang siapa saja yang mendengarnya benar-benar ingin menjadikan Vanya makanan ikan hiu.
***
Tbc❤
Jangan lupa vote dan komenya:)
See you next time
Tiaraatika4.

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.
Teen Fiction| T y p o B e r t e b a r a n. | •belum direvisi, mohon maaf kalo banyak kesalahan dalam penulisan• ᴡᴀʀɴɪɴɢ (𝟷𝟽+) ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ᴍᴇɴɢᴀɴᴅᴜɴɢ ʙᴀʜᴀsᴀ ᴋᴀsᴀʀ , ᴊɪᴋᴀ ᴋᴜʀᴀɴɢ ɴʏᴀᴍᴀɴ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ sᴜᴋᴀ ᴍᴏʜᴏɴ ᴅɪ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ. ---🌸. Mevan dan Vanya, dua sejoli yang s...