▪︎ 𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧 ▪︎
~ 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐛𝐲 © 𝐓𝐢𝐚𝐫𝐚𝐀𝐭𝐢𝐤𝐚𝟒 ~
°𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐨𝐦𝐞𝐧𝐭𝐧𝐲𝐚.•
°𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚🤍•▪︎▪︎▪︎
Di hari minggu ini Vanya sengaja bangun lebih awal untuk lari mengelilingi komplek, mulai hari ini Vanya ingin rajin olahraga dan melakukan diet agar berat badanya mengurang.
Karna beberapa hari ini Vanya merasa jika dirinya sedikit lebih gendut dari biasannya.
"Mah, Anya mau lari dari kenyataan dulu yah," teriak Vanya sambil mengikat rambutnya menjadi satu.
"Gak mau sarapan dulu?" tanya Nadin dengan spatula di tangannya.
"Gak mau nanti Anya gendut, Anya pergi mah," kata Vanya sambil keluar dari rumah.
Sebelum berlari Vanya menarik napas terlebih dahulu, Vanya tidak yakin jika ia bisa berlari mengelilingi komplek, tapi demi tubuhnya agar tidak tambah gendut Vanya rela lahir dan batin.
Dengan ogah-ogahan Vanya mulai berlari. "Semangat! Anya bisa!" kata Vanya menyemangati dirinya sendiri sambil berlari.
Namun, baru saja melewati beberapa rumah, Vanya sudah merasa lelah dengan keringat yang mulai membanjiri wajah dan tubuhnya, entah efek dari dirinya yang belum mandi atau efek dari tubuhnya yang merasa lelah.
"Anya nyerah, Anya milih buat angkat kaki aja deh," ucap Vanya sambil menduduki bokongnya di pinggir jalan dengan napas gos-ngosan.
"Gak ada yang mau lontongin Anya gitu? Beliin Anya minuman atau beliin Anya truk?" tanya Vanya sambil mengelap wajahnya yang dibanjiri keringat.
"Mevan," gumam Vanya dengan wajah senang saat tiba-tiba Mevan melintas di pikirannya menaiki onta.
Dengan jurus onta terbang Vanya langsung menelfon Mevan yang selalu seperti bisanya, pemuda itu akan langsung mengangkat telfonnya.
"Kenapa, Anya?" tanya Mevan yang belum sadar sepenuhnya, Mevan masih dalam keadaan setengah sadar karna masih dalam posisi tidur saat Vanya menelfonnya.
"Anya lelah tolong beliin Anya truk dong," kata Vanya sambil sambil menyilangkan kedua kakinya.
"Gua mat—"
"Anya serius! Anya cape abis lari pagi ngelilingin komplek, Anya aus pengen minum, Mevan!" ucap Vanya cepat sebelum Mevan mematikan telfonnya.
"Lari pagi? Lo masih molor? Ini udah jam 11 siang! dasar pea." Mevan seketika sadar dari rasa ngantuknya setelah dibuat terkejut oleh Vanya.
Memangnya ada orang yang lari pagi di jam sebelas siang? Kenapa gak sekalian jam sebelas malem aja biar keren?
"Jemput Anya yah, Anya gak kuat jalan," pinta Vanya dengan suara memelas.
"Lo di mana?" tanya Mevan sambil turun dari kasur.
"Di rumah pak RT," jawab Vanya setelah memperhatikan rumah di hadapannya dengan seksama.
"Tunggu bentar," kata Mevan yang langsung mematikan sambungan telfonnya dan berjalan keluar kamar mengunakan boxer dan kaus polos.
Vanya memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celananya, menunggu kedatangan Melvan yang mungkin sebentar lagi akan datang.
"Yaelah Anya! Kalo mau lari pagi itu harus tau waktu!"
Baru juga datang, Melvan sudah mengeluarkan kekesalannya pada Vanya yang benar-benar tak bisa ditebak keanehannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.
Teen Fiction| T y p o B e r t e b a r a n. | •belum direvisi, mohon maaf kalo banyak kesalahan dalam penulisan• ᴡᴀʀɴɪɴɢ (𝟷𝟽+) ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ ᴍᴇɴɢᴀɴᴅᴜɴɢ ʙᴀʜᴀsᴀ ᴋᴀsᴀʀ , ᴊɪᴋᴀ ᴋᴜʀᴀɴɢ ɴʏᴀᴍᴀɴ ᴅᴀɴ ᴛɪᴅᴀᴋ sᴜᴋᴀ ᴍᴏʜᴏɴ ᴅɪ ᴛɪɴɢɢᴀʟᴋᴀɴ. ---🌸. Mevan dan Vanya, dua sejoli yang s...