35.

9.7K 483 10
                                    

"lo sama Kak Mevan lagi marahan?" tanya Lutry.

"Emang kenapa?" Vanya balik bertanya.

"Gua ngerasa lo sama Kak Mevan itu kaya orang lagi marahan, kalian diem-dieman dan beberapa hari belakangan ini juga gua gak pernah liat lo sama Kak Mevan jalan berdua Kak," jelaa Lutry yang memang beberapa hari ini tak melihat kedekatan Vanya dan Mevan.

"Gua sama dia gak marahan sih, tapi lebih tepatnya gua lagi menghindar dari dia," kata Vanya sambil menyenderkan tubuhnya pada belakang kursi.

"Ngehindar? Ngehindar kenapa?" tanya Lutry yang mulai penasaran.

"Panjang deh ceritanya, tapi yang jelas gua males nyeritainnya," jawab Vanya lalu berdiri dari duduknya.

"Kantin Yok, laper gua," ajak Vanya yang di angguki oleh Lutry.

Vanya dan Lutry berlalu menuju Kantin, awalnya Vanya menolak  saat Lutry mengajaknya ke kantin tapi malah berakhir ia mengajak Lutry ke kantin juga.

"Anya!" panggilan Andra membuat Vanya dan Lutry menghentikan langkahnya dan menoleh ke asal suara.

Saat berbalik Vanya melihat Andra yang tengah mengunakan baju basket yang begitu basah oleh keringat dengan nafas yang engos-engosan, Vanya tau jika Andra pasti baru selesai bermain basket.

"Kenapa Dra?" tanya Vanya saat Andra sudah di hadapannya sambil memberi seulas senyum padannya.

"Mau ke kantin?" tanya Andra.

Vanya mengangguk.

"Bareng yok," ajak Andra yang langsung di iyakan oleh Vanya.

Mereka bertiga pun kembali pergi menuju kantin. Saat tiba di kantin Vanya dan yang lain memilih langsung menempati meja yang dekat dengan pintu masuk, Vanya tidak mau berpura-pura memilih tempat dulu padahal ia hanya ingin melihat Mevan saja, kali ini ia tak menelusuri kantin, ia memilih untuk bersikap bodo amat.

"Mau pesen apa? Biar gua yang beliin," kata Andra yang membuat Vanya berbinar.

"Gua mau baso, nasi goreng, gorengan, mie ayam-"

"Anya!" Andra memanggil Vanya dengan menahan sabar.

Vanya nyengir, "Baso sama es jeruk aja," kata Vanya.

"Lo mau pesen apa de- astaga gua lupa, kalian belum kenalan kan? Lut ini Andra temen gua, dan lo Dra ini Lutry adik kelas gua," kata Vanya yang baru ingat untuk memperkenalkan Lutry dan Andra.

"Gua Andra," kata Andra sambil mengulurkan tangannya.

Dengan cepat Lutry membalas jabatan tangan Andra, "Gua Lutry kak,"  kata Lutry sambil tersenyum singkat pada Andra.

"Lo mau pesen apa Lut," tanya Andra setelah melepaskan tangannya.

"Pesen perasaan lo aja," bukan Lutry yang menjawab, melainkan Vanya yang kini tengah tersenyum geli.

"Maaf yah Ba, Mbak nya kan udah ada di hati saya," canda Andra yang malah membuat Vanya memutar bola matanya malas.

"Bukan gua! Tapi Lutry nyet," kesal Vanya.

𝐕𝐚𝐧𝐕𝐚𝐧.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang