pisah

52 2 0
                                    

Bertahun lamanya kita pernah bersama, tertawa, bahkan pahit pun pernah kita jalani. Sampai pada suatu masa yang memang seharusnya terjadi. Kau dan aku berpisah. Awal dari perayaan ini aku lebih dulu sakit hati saat menerima kabar keluargaku tak bisa menghadirinya. Jujur itu sakit. Saya kecewa dengan alasan lelah. Saya juga cemburu saat mereka peduli atau mungkin lebih tepatnya terlalu peduli pada keadaan kakakku. Sehingga ada semangat yang perlahan mulai patah satu persatu. Pesta ini memang harus berakhir indah. Menyakitkan rasanya ketika melihat orang lain di mudahkan jalannya karna keluarga mereka mendukung segala aktivitasnya. Tapi lain hal dengan ku berjalan sendiri dan berdiri sendiri dengan segala hal yang saya punya. Tapi tak masalah bahwa saya yakin bahwa sendirian pun hasilnya jauh lebih baik dari mereka.

Udara pagi mengapaku untuk bangkit dari selimut. Datang untuk mengahdiri perpisahan dengan teman sebaya yang memang sudah seharusnya. Dan berpisah dengan kau yang masih melekat di hati. Satu harapanpun sebelum acara pesta ini, aku berdoa agar tuhan pertemukam kita dan kita bisa berakhir baik baik saja. Alunan lagu perpisahan, gerak gerik tarian mengantarkan kita pada kata pisah. Pemasangan kalung dengan berlabelkan alumni. Ya sekarang sekolah ini tidak lagi kita yang memegang. Masa kita telah selesai tapi yakinkan aku bahwa persahabatan kita tak pernah usai.

Seikat bunga, se petik lensa telah saya dapatkan. Namun tidak dengan berbincang dengan kau. Boleh aku meminta, aku tak ingin kau pergi:(

Setelah Kata Pisah (Dalam Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang