(COMPLETED)
Semarang dan orang-orang yang menguras perasaan.
• vriendschap (Belanda)
(n) per•sa•ha•bat•an
Started : Dec 2018
Finished : Dec 2019
cover background cr babyseni
edited by gizagee
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
1-2-3 everybody come on off your seats, I'm gonna tell you bout a beat, That's gonna make you move your feet !
Miley Cyrus - Hoedown Throwdown
*aku merekomendasikan bagi kalian yang gak tau lagu ini untuk menonton Mv nya dulu supaya nanti bisa kebayang scenenya*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oktober,2017
Cakra adalah orang yang paling mudah tau apa isi kepala orang lain, kemauan orang lain, sangat peka, namun orang-orang tidak pernah tau apa yang laki-laki itu pikirkan.
Seperti malam itu, Cakra dengan entengnya merubah rencana mereka yang awalnya ingin makan di pinggiran jalan Pleburan dan angkringan Pak Gik menjadi putar arah ke rumah Varo.
Tentu saja Reya bingung, tapi ia hanya tak ingin melayangkan protes. Pokoknya terserah Cakra mau membawanya kemana, bukannya bersama Cakra sudah cukup ? Gak usah mempedulikan tempat yang akan mereka tuju ? Yang penting sama Cakra.
Ini pertama kali bagi Reya mengunjungi rumah Varo, laki-laki berdagu runcing itu tak pernah mengajak Reya kerumahnya, pun Reya juga tidak memiliki niat untuk berkunjung, selain karena tugas kampus dan kelompokan yang banyak menguras tenaga Reya, ia hanya malas saja, karena rumah Varo lumayan jauh di Semarang Bawah.
Kadang Reya heran, meskipun tidak ada kelas, Varo selalu meluangkan waktunya untuk sekadar menjemput Reya di kampus lalu mengantar wanita itu pulang kerumah atau ke tempat kelompokan. Padahal kan jauh banget ! Kadang Varo dengan sabar menunggu Reya selesai kelompokan hanya dengan alasan dia males bolak-balik. Varo tahan menunggu berjam-jam dengan buku yang ia baca.
Meskipun Reya dan Varo sudah sebegitu dekatnya, tapi entah lah mengapa, Reya masih belum terlalu leluasa saat bersama Varo. Laki-laki itu belum bisa membuat Reya menunjukkan dirinya yang sebenarnya.
Tepat jam sembilan malam, Reya dan Cakra sudah sampai disebuah komplek elit dipinggiran kota. Rumah Varo sangat besar dan megah, tapi menurut cerita Cakra, Varo hanya tinggal bersama Papinya yang kini bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Kariadi. Kesibukan dan kecintaan Om Hansel -Papi Varo- dengan dunia kesehatan membuat pria paruh baya yang masih sangat enerjik itu jarang dirumah, jadi tak heran jika rumah besar yang didiami Varo sangat sepi.