(COMPLETED)
Semarang dan orang-orang yang menguras perasaan.
• vriendschap (Belanda)
(n) per•sa•ha•bat•an
Started : Dec 2018
Finished : Dec 2019
cover background cr babyseni
edited by gizagee
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Let me be the one to break it up so you won't have to make excuses We don't need to find as set up where Someone wins and someone loses We just have to say our love was true but it never come alive So i'm tellin' you I LOVE YOU one Last Time Then GOODBYE
Jimmy Bondoc - Let Me Be The One
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
January, 2018
Memasuki semester yang penuh dengan praktek lapangan dan tugas studio perencanaan, membuat Reya sangat menghargai waktu libur meskipun cuma satu atau dua hari, ia butuh waktu untuk merileksnya pikirannya, menjauhkan diri dari modul, makalah, dan jurna-jurnal berbahasa asing yang bisa membuatnya ingin segera menikah saja. Kadang Reya merasa ia salah jurusan, karena sebenarnya berkutat dengan ilmu perencanaan tata wilayah dan kota amat jauh dari passionnya, ia lebih suka seni. Dia tertarik dengan lukisan meskipun ia tak bisa melukis, ia mencintai novel-novel tebal, dongeng, dan berbagai jenis karya tulis lainnya. Ada suatu ketika Reya menyesal, "kenapa dulu gue gak ambil jurusan guru SD atau TK aja ya ?" Namun Reya cepat tersadar, kemampuan sosialisasinya menurun drastis sejak kepergian sang Ayah, ia tidak mampu lagi untuk mendongeng apalagi mengajar didepan kelas.
Masalah mendongeng, bukan karena ia tidak bisa, tapi ketika mendongeng ia akan selalu teringat kepada Ayahnya, dan tentu saja........... Alvaro.
Orang yang spesial seperti Cakra saja tidak bisa membuat Reya kembali berdongeng, Reya pernah sangat marah pada Cakra ketika laki-laki itu memaksanya untuk membacakan jejeran buku dongeng yang menghiasi rak besar di dinding kamar Reya. Sungguh, ia tidak kuat. Karena memori dengan Ayah dan Varo akan kembali berputar dikepalanya, begitu sesak dan menyiksa, berujung pada kambuhnya trauma yang dialami Reya. Untuk itu dia biarkan saja puluhan buku-buku dongeng yang ia kumpulkan dari kecil menjadi berdebu, penghias kamar yang entah kapan akan ia sentuh kembali.