•his secret

691 109 15
                                    

Oktober, 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oktober, 2018

Alvaro

Gue lupa kapan terakhir kali gue menginjakkan kaki di rumah sakit. Gue gak pernah suka tempat yang penuh bau obat ini sejak kejadian gempa Sumbar tahun 2009 yang mana gue salah satu korbannya.

Ditambah gue menghabiskan 2 tahun masa remaja gue di rumah sakit Amerika karena pemulihan kaki gue yang hampir lumpuh total akibat gempa.

Beruntungnya punya Papi dokter adalah kalo gue sakit gue gak perlu repot ke rumah sakit, karena dokter yang akan ke rumah untuk mengobati gue. Kadang Papi sendiri atau rekan kerja Papi.

Tapi hari ini, gue disini.

Rumah Sakit Kariadi yang terletak di jalan Dr. Sutomo Kota Semarang, tempat kerja Papi.

Rumah sakit ini selalu rame karena setau gue, banyak yang dari luar kota sekitaran Semarang berobat kesini.

Gue berjalan menyusuri lorong-lorong menuju ruangan Papi, Spesialis Bedah dan Penyakit Dalam.

Sepanjang perjalanan, gue seperti bernostalgia.

Setiap melihat rumah sakit, ingatan itu akan selalu menghampiri kepala gue tanpa permisi dan tanpa bisa dicegah.

"Al, nanti aku mau kuliah dokter aja ah. Dokter anak"

"Kemaren kamu mau jadi guru TK, sekarang jadi dokter. Cita-cita kamu banyak banget"

"Soalnya kata dokter ganteng, kalo jadi guru gak bisa merangkap jadi dokter. Tapi kalau jadi dokter bisa merangkap jadi guru"

"Gimana cara nya ?"

"Sering-sering ikut kegiatan sosial aja. Jadi dokter yang gak melulu di rumah sakit, tapi dokter yang berpetualang dari satu kota ke kota yang lain. Bisa jadi guru sampingan kan ? Ngobatin orang lain sambil ngajarin mereka."

Gue gak pernah lupa gimana bahagianya dia waktu mengatakan itu ke gue.

Reya, dan segala keinginan tulusnya untuk membuat orang lain bahagia.

Namun sekarang, jangankan untuk membahagiakan orang lain, bahagia dia saja susah untuk dia dapatkan.

Dokter ganteng.

Senyum gue makin melebar mengingat sebutan itu.

"Pasien cewek di kamar ujung lorong sering banget Papi liat main sama kamu."

"Iya Pi, temen baru Varo"

"Anaknya seru ya. Kadang kalau Papi capek, Papi nyamperin dia buat ngembaliin semangat Papi."

"Dia juga suka Papi loh"

"Ngaco kamu. Suka gimana ?"

"Dokter ganteng. Panggilan dia buat Papi"

VRIENDSCHAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang