CHAPTER 3

5.2K 250 12
                                    


Los Angeles.
9.00 AM.

"Sayang.. bangun!" Ucap Nesa berusaha membangunkan Ethan yang sedang tertidur di sampingnya dengan tubuh sama sama naked tanpa sehelai benang.

"Iya sayang, ini aku bangun.." balas Ethan dengan suara serak khas baru bangun.

"Sayang.. aku akan berangkat ke Berlin sore ini! Ku rasa aku akan lama di sana, mungkin sekitar 3 bulanan sayang. Jangan macam macam selama aku pergi. Ingat, pertunangan ta akan segera di laksanakan, jadi jaga mata dan hatimu." Ucap Nesa lagi sembari ia mengecupi bibir Ethan.

"Iya sayang, kau tidak perlu takut! Aku hanya untukmu." Balas Ethan dengan berpura pura.

Nesa membalasnya dengan senyum termanisnya, sementara Ethan hanya memberinya senyum paksa.

Ini kesempatanku mengambil hati Willia! Batin Ethan.

Nesa bangkit dari tidurnya, lalu ia memunguti satu satu pakaiannya dan ia masuk ke dalam kamar mandi memakai baju.

Setelah selesai, Nesa keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sudah rapih.

"Kalau begitu aku pulang dulu sayang, aku harus packing. See you" pamit Nesa, lalu ia mengecupi seluruh wajah Ethan. Tak lupa ia sempatkan meremas pelan kejantanan Ethan.

"Ckk.. dasar gadis nakal" canda Ethan.

Nesa hanya tertawa kecil lalu ia berlalu meninggalkan Ethan sendirian di kamar hotel.

Ethan tersenyum miris melihat kepergian Nesa.

"Maafkan aku Nesa. Ku rasa aku harus sedikit berkhianat kali ini! Aku mencintaimu karena hartamu." Gumam Ethan sembari ia tertawa sinis.

Tak lama Ethan berdiri dan memakai semua pakaiannya yang berserakan di lantai, lalu ia masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Ahh, malam ini adalah malam pertemuannya dengan Willia! Ia jadi tak sabar bertemu wanita itu.

☘☘☘

Di sisi lain..

Willia tengah sarapan bersama dengam Willie. Sean dan Eliza sedang berpergian ke Dubai mengurus perusahaan cabang di sana.

Seorang Pelayan datang menghampiri mereka. "Tuan, Nyonya. Tuan Andrea berkunjung kemari, beliau sedang berada di ruang keluarga menunggu kalian" ucap Pelayan itu.

Willie dan Willia tersentak dan sama sama menghentikan kegiatan sarapan mereka. "Really?" Tanya mereka berdua serempak, membuat Pelayan itu ikut tersentak.

"Iya Tuan, Nyonya. Beliau sedang berada di depan." Ucap Pelayan itu lagi.

Willie dan Willia langsung berlari menuju ke ruang keluarga layaknya anak kecil.
Sambil berlari, mereka meneriaki Kakeknya itu.

"Grandpaaa........." teriak mereka berdua.

Andrea menutup kupingnya mendengar teriakan maut kedua cucunya itu.

"Astagaa anak ini" gumam Andrea dengan masih menutup telinganya.

Willie dan Willia langsung menghambur pelukan pada kakek satu satunya itu.

"Grandpa aku sangat merindukanmu.. mengapa kau tidak pernah mengunjungiku di Berlin?" Tanya Willie kesal.

"Hahaha.. kau ini ada ada saja! Grandpa sudah tua, seharusnya kau yang harus datang mengunjungi Grandpa." Jawab Andrea.

Willia's LOVE Journey ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang