The CIA Office.
3.00 PM."Sir, salah satu dari 4 pelaku yang memasuki gedung Kantor Mr. Brandson telah berhasil kami tangkap! Pelaku akan di bawa kemari." Ucap Agent yang sedang terhubung oleh Agent yang berada di gedung Kantor Rival.
"Bagus! Perketat penjagaan di gedung Kantor Rival. Kalian boleh meninggalkan gedung kecuali para karyawan Rival sudah pulang semua." Jawab Sean.
"Siap, Sir!" Sahut Agent itu.
Sean kembali menatap semua hasil indentitas para pelaku penerror di atas meja. Sampai saat ini Sean belum juga mendapati dalang di balik penerror ini.
"Aku akui, dalang ini sangat lihai, ia seperti belut! Baru kali ini aku kesusahan mencari target!" Ucap Brian yang tiba tiba datang menghampiri Sean.
Sean mengangkat wajahnya dan menatap Brian.
"Kau benar Brian! Aku jadi pusing sendiri." Jawab Sean kwalahan.
"Apa kau tahu? Aku mempunyai firasat jika dalang ini adalah hanya orang orang di sekitar kita! Kau mengerti maksudku?" Tanya Brian.
"Willie juga berpikir demikian! Ia mencurigai salah satu orang di sekitar kita tetapi ia masih ragu untuk menyebut siapa orang yang di curigainya itu!" Jawab Sean sambil ia kembali mengamati semua data di atas meja.
Brian menghela nafas pelan.
"Mungkin karena kita sudah tidak muda lagi, kita jadi semakin kekusahan menuntaskan masalah seperti ini! Otak dan pikiran kita sudah tidak bisa bekerja terlalu keras!" Ujar Brian sembari ia terkekeh. Sean menatap Brian dan ia juga ikut terkekeh.
Tak heran usia Sean dan Brian sudah menginjak kepala 5, jadi tak heran jika mereka sudah tidak segenius dan selincah dulu!
Tiba tiba Willie datang menghampiri mereka berdua. Ia membuka data yang di bawanya di atas meja dan ia menghamburnya sembari ia mengamati ulang.
"Ayah penasaran dengan orang yang ku curigai itu? Sekarang aku akan memperlihatkan siapa orang itu!" Ucap Willie.
Willie mengambil selembar kertas photo seorang lelaki di balik map coklatnya lalu ia memperlihatkan Ayahnya dan Brian.
Kening Sean dan Brian sama sama mengkrut melihat photo lelaki itu.
"Ku rasa aku baru bertemunya kemarin saat ada rapat besar-besaran di perusahaannya!" Sela Sean.
"Iya aku tahu Ayah! Dan apa kau tahu? Saat ini ia sudah terbang ke Belanda. Aku curiga saat aku melacaknya di sekitar Amerika Serikat aku tidak mendapat keberadaannya. Dan yang lebih mencurigakan, ia juga menyukai Willia! Sebenarnya sudah lama, tapi aku baru menyadarinya tadi!" Jelas Willie.
Sean memijit kepalanya sembari ia memejamkan mata!
Willie menunggu jawaban Ayahnya dengan tatapan tidak putus dari Ayahnya.
Sean mengangkat wajahnya lalu ia menghembuskan nafasnya kasar.
"Selidiki dia tapi jangan sampai ia mencurigai jika kita sedang menyelidikinya! Jangan tampakkan wajah benci kalian padanya, selalu ramah saja seperti biasa sikap kalian padanya! Karena dia sangat lihai dan cerdas, ia bisa mencurigai kalian jika kalian salah bersikap di depannya!" Jelas Sean.
Willie dan Brian tersenyum sembari mereka mengangguk paham!
Willie sangat mengagumi otak cerdas dan genius Ayahnya! Pantas saja Ayahnya bisa mendirikan perusahaan keamanan karena memang beliau sangat genius dan tegas!
"Baik Ayah!"
"Siap, Sir!"
Sean tersenyum mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Willia's LOVE Journey ✓
Romance"He is right. That man is the best for you!" ucap Ethan pada Willia sang mantan kekasih. "Yahh.. Rival memang terbaik darimu" balas Willia dengan nada dingin. (Kisah dua insan yang berusaha merebut hati seorang wanita.) - Penasaran kan? Ayoo baca.