8.00 AM.Ethan mengumpul semua anak buahnya di ruangan kerjanya.
Malam ini Ethan sudah merencanakan apa yang akan ia lakukan. Ia tahu bahwa kelakuannya ini tidak akan mendapati ampun, tetapi hatinya sudah terlanjur sakit dan hancur, dan dengan melaksanakan rencananya, itu akan menjadi pelampiasan sakit hatinya.
Dan ia berharap rencananya akan berjalan lancar, walaupun ia tahu bahwa yang ia hadapi adalah seekor singa kelaparan. Yaitu Sean Johanson, Ayah dari mantan kekasih tercintanya!
"Ehemm.. dengarkan aku!" Ucap Ethan mulai membuka suara.
Para pengawal dan anak buahnya mulai menghadap ke arah Ethan, untuk mendengar perintah yang sebentar lagi akan keluar dari mulut Tuannya itu.
"Rencana sudah bulat! Rencana pertama, culik Rival Brandson dan seret ia kesini. Aku tidak mau mendengar kegagalan saat kalian menculiknya. Atau kalau bisa, kalian culik juga Kekasihnya, Willia Johanson." Ucap Ethan dengan nada tajamnya.
"Dan satu lagi.. jangan sakiti wanita itu. Kecuali kekasihnya, kalian bisa menggunakan kekerasan jika ia memberontak. Tetapi tidak untuk membunuhnya! Karena aku yang akan membunuhnya!" Lanjut Ethan.
"Rencana akan di mulai pukul 1 malam! Kalian bersiaplah.." perintah Ethan lagi.
Para anak buah Ethan menganggukkan kepala paham. Mereka pun mulai berhamburan mengambil senjata dan menyiapkan apapun itu, seperti kendaraan.
Ethan menghela nafas..
Pertunjukkan menarik jika melihatmu babak belur di hadapanku, Mr. Rival Brandosn! Batin Ethan.
☘️☘️☘️
Di sisi lain...
Nesa tengah duduk sendirian sembari ia menunggu Ayahnya datang menemuinya. Kemarin Nesa mengirim pesan suara pada Ayahnya dan akhirnya Ayahnya membuka pesan suara itu dan memenuhi permintaan Nesa untuk datang menemui putri kesayangannya itu.
Saat ini ia tengah menunggu.
Ayahnya menyuruhnya menunggu selama 20 menit, dan ini sudah memakan waktu 17 menit, yang artinya sebentar lagi Ayahnya akan datang.Belum cukup 20 menit, Ayahnya sudah muncul di ambang pintu ruang kerja Nesa.
Ayahnya memasuki ruang kerja Nesa dan menghampiri Nesa yang sudah berdiri dari duduknya untuk menyambut kedatangan Ayahnya.
"Lama menungguku?" Tanya Ayahnya pada Nesa sembari ia tersenyum.
Nesa membalas senyum Ayahnya dan menjawab pertanyaan Ayahnya. "No! Bahkan lebih cepat dari yang ku kira."
Ayahnya membalasnya dengan tawa kecil sembari mengusap pucuk kepala putrinya.
Mereka pun duduk saling berhadapan.
"Ada apa nak? Mengapa kau menyuruh Ayah mengunjungimu? Mengapa tidak kau saja yang mengunjungi Ayah!"
Nesa tersenyum kecil, ia memperbaiki posisi duduknya dan sedikit mendekatkan diri pada Ayahnya.
"Ayah.. i need your help! Aku membutuhkan sesuatu."
Alis Ayahnya terangkat satu. Baru kali ini Nesa meminta sesuatu pada Ayahnya. Biasanya Nesa akan membelinya sendiri atau memenuhinya sendiri karena yang Ayahnya tahu, Nesa bisa menyanggupi apa yang ia butuhkan dan inginkan, apapun itu, dari hal kecil maupun hal besar. Ia tidak pernah meminta pada Ayahnya.
"Aku tahu ayah heran. Ini di luar batasku Ayah!" Sergah Nesa lagi sembari ia sedikit memelas.
Ayahnya menarik nafas dan menggangguk kecil. "Baiklah, katakan apa yang kau mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Willia's LOVE Journey ✓
Romansa"He is right. That man is the best for you!" ucap Ethan pada Willia sang mantan kekasih. "Yahh.. Rival memang terbaik darimu" balas Willia dengan nada dingin. (Kisah dua insan yang berusaha merebut hati seorang wanita.) - Penasaran kan? Ayoo baca.