CHAPTER 34

10.5K 257 33
                                    


Resepsi pernikahan semalam berjalan dengan lancar dan penuh kebahagiaan. Mereka menikmati pesta dengan canda tawa dan rasa bahagia karena terkumpulnya semua keluarga. Terutama Willie yang sangat bahagia karena ia sudah terbebas dari ikatan adiknya yang melarangnya untuk memiliki Kekasih. Untuk sekarang, ia sudah bebas membawa wanita siapa saja ke Mansionnya, ia sudah bebas!

Bahkan di resepsi pernikahan Willia, ia membawa seorang wanita yang tampak cantik nan seksi, dengan sombongnya ia membawa wanita itu ke tengah-tengah keluarganya. Dan itu cukup membuat Audrey sakit hati! Tapi Audrey menyembunyikan perasaan cemburunya itu, karena bagaimana pun, ia tidak akan pernah di anggap oleh seorang Willie.

Hanya Audrey dan Tuhan yang tahu kesakitan hati Audrey sekarang.

Entahlah, apakah memang Willie sengaja membawa seorang wanita hanya untuk membuat Audrey cemburu dan sakit hati!

•~•~•~•

7.30 AM.

Setelah usai dengan pesta pernikahan mereka kemarin. Rival masih saja menutup kedua kelopak matanya dengan damai, ia seperti enggan untuk bangun walaupun matanya sudah terseorot oleh cahaya matahari yang menembus jendela besar di kamar mereka.

Semalam Rival tidak menyerang Willia, karena ia tidak mau menyakiti bayi yang ada di dalam perut Willia. Padahal Dokter tidak melarangnya, hanya saja boleh melakukannya tetapi dengan cara yang pelan saja. Tetapi Rival tetap tidak mau melakukannya. Kata Rival akan ada waktu yang tepat untuk untuk ia melakukannya, saat ini ia masih sanggup menahan nafsunya.

"Hey boy.. wake up! Dasar bayi besar!" Ujar Willia sembari ia menggoyang tubuh Rival.

Rival hanya bergelut di atas ranjang, tetapi ia kembali mencari posisi nyaman dan kembali terlelap.

Willia jadi kesal melihatnya! Ini sudah jam 9 pagi tetapi ia belum bangun-bangun juga. Jam sarapan sudah lewat!

"sayanggg.. mengapa kau sangat susah di bangunkan? Cepat bangun dan sarapan." Ujar Willia lagi, kali ini ia menepuk pipi Rival.

Rival membuka matanya perlahan, dan pandangan pertama yang ia lihat adalah wajah cantik istrinya yang sedang hamil muda.

Rival tersenyum dengan mata masih sedikit terpejam. "So beautiful!" Gumam Rival kecil.

Willia yang masih sempat mendengar hanya terkekeh kecil. "Ckk.. dasar! Cepat bangun.."
Willia menarik lengan Rival untuk memaksanya bangun. Dan akhirnya Rival pun bangun.

"Cepat mandi, sarapanmu sudah ada di meja."

Rival mengangguk dan tersenyum. "Siap, Nyonya!" Ucap Rival sembari ia hormat di hadapan Willia.
Willia tertawa kecil melihat tingkah suaminya yang seperi orang mabuk.

Rival bangkit dari tempat tidur lalu ia melangkah menuju ke kamar mandi. Sesampainya di ambang pintu kamar mandi, ia tak sadar bahwa pintu kamar mandi masih tertutup, ia terus saja berjalan hingga..
BUKKKKKK....

Kepalanya tertumbuk di pintu kamar mandi dengan sangat keras, hingga ia sedikit oleng.

Seketika tawa keras Willia menggelegar di setiap sudut kamarnya, hingga Rival jadi kesal akibat Willia yang menertawainya begitu keras.

"ASTAGAHHHHH.... apa kau sedang bermimpi? Pintu kamar mandi yang sebesar itu kau masih tidak melihatnya?" Cercah Willia dengan nada ejekan.

Rival menatap Willia dengan kesal, ia langsung berjalan masuk ke kamar mandi dengan hentakan kaki yang sangat keras, pertanda bahwa ia kesal! Willia yang melihatnya malah kembali tertawa keras!
Astaga suaminya itu, like a children!

Willia's LOVE Journey ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang