Mereka sudah tiba di Mansion Sean sejak 2 jam yang lalu. Setelah makan siang, Willia dan Rival bergegas masuk ke kamar untuk mengistirahatkan diri. Tubuh mereka sangat lelah akibat kejadian kemarin.Dan disini lah mereka di kamar besar yang akan di huni oleh Rival untuk sementara waktu.
Willia berjalan ke arah ranjang dan ia duduk di tepi ranjang tempat Rival berbaring.
"Kau sudah sehat..." tegur Willia dengan cengegesannya.
Rivak langsung mengeluarkan smirk liciknya saat mendengar teguran itu.
"Iya aku sudah sehat! Kau butuh sentuhanku? Mungkin kau rindu.."
Pipi Willia langsung merona di buatnya. Cepat cepat Willia menunduk dan enggan menatap wajah mesum milik Kekasihnya itu.
"Jangan malu sayang, jika kau menginginkannya katakan saja. Aku siap melayanimu dalam keadaan sehat maupun sakit."
Willia mengangkat wajahnya, sedetik kemudian pukulan bantal langsung mengenai wajah tampan milik Rival.
"Ow aku suka caramu.. memulai dengan cara yang kasar, berakhir dengan cara yang panas!" Balas Rival dengan terkekeh kecil. Sedetik kemudian, Rival langsung menarik tangan Willia dan di baringkannya tubuh Willia di bawahnya.
"Damn! Kau sangat menyiksaku!" Desak Rival seperti ingin mati.
"Bahkan aku belum mengatakan jika aku menginginkannya." Sela Willia.
"Tanpa kau mengatakannya pun aku sudah tahu melalui gerak tubuh dan ekspresi mukamu!" Balas Rival.
Rival langsung membenamkan wajahnya tepat di leher jenjang milik Willia. Ia mengisap dan mengecap disana, tak lupa lidahnya ikut bermain di leher indah itu. Willia tak kuasa menahan nikmat dan geli di sepanjang lehernya, hanya bisa meramas rambut Rival dengan pejaman mata yang sedang meresapi dalan-dalam kenikmatan ini.
Perlahan ciuman Rival jatuh ke dada Willia. Dengan gerakan cepat, Rival langsung merobek baju yang menghalangi pemandangan payudara besar milik Kekasihnya.
"No destroyer!" Bisik Rival dengan suara seraknya.
Rival membuka kaitan bra di punggung Willia, dan akhirnya bra itu terlepas dari dada Willia. Terpampang sudah payudara indah milik Willia di hadapan Rival.
"you are mine more beautiful, you need a sweet touch of my lips!"
Willia hanya terkekeh kecil mendengar penuturan asal milik Rival.
Sedetik kemudian, mulut Rival sudah masuk full di puting yang menegang milik Willia, dan ia mengulum disana. Kewanitaan Willia sudah berdenyut sedari tadi, ia yakin di bawah sana sudah sangat basah ingin meminta belaian dari kejantanan milik Rival.
Satu tangan Rival meramas pelan payudara Willia, tetapi penuh nafsu.
Kecupan kecuapan hangat Rival perlahan turun ke perut Willia hingga ke daerah intim milik Willia. Rival menarik paha Willia ke atas, hingga Willia membuka besar kewanitaannya di hadapan Rival.
Malu? Tentu saja Willia malu saat Rival menatap indah penuh nafsu saat melihat kewanitaan milik Willia yang mendamba. Tapi mau bagaimana lagi? Toh sebelum ini mereka pernah bersetubuh.
"Ini sangat nikmat, sayang." Gumam Rival sembari ia menjilati kewanitaan milik Willia.
Willia hanya bisa memejamkan mata dan mendesah keras saat lidah lunak milik Rival menjilati daerah kewanitaannya.
"Oh my god! Rival.." desah Willia penuh kenikmatan.
Di bawah sana Rival hanya tersenyum mendengar desahan nikmat dari Willia.
Rival terus menjilatinya di bawah sana, ia juga menghisap hingga Willia tak kuasa menahan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Willia's LOVE Journey ✓
Romance"He is right. That man is the best for you!" ucap Ethan pada Willia sang mantan kekasih. "Yahh.. Rival memang terbaik darimu" balas Willia dengan nada dingin. (Kisah dua insan yang berusaha merebut hati seorang wanita.) - Penasaran kan? Ayoo baca.