Pasar Malam

1.5K 79 4
                                    

Setelah seharian penuh berada di Rumah sakit penuh canda tawa, malam ini Zahra dan Aban pergi ke pasar malam. Yaa iseng-iseng enggak ada kerjaan dirumah lah.

Sampailah mereka di pasar malam itu. Ramai sekali. Banyak permainan seperti sangkar burung , yang itu loh yang bentuknya lingkaran keatas kebawah. Ada juga komedi ombak yang bisa buat kepala pusing 14 keliling. Ada kuda-kudaan yang muter kaya anak kecil, ada rumah Aban .eh rumah hantu , ada lempar bola sampe kaleng piramida nya jatuh, ada lempar gelang plastik sampe masuk ke botol, mancing ikan boongan, lempar sendal, lempar pacar,suami ,istri, kakek, nenek.
Pokoknya banyak deh,,

" Mau mainan? " Tanya Aban.

" Mau Gulali yang itu " jwb Zahra seraya menunjuk kearah pedagang gulali.

" Sejak kapan gulali itu mainan? " Tanya Aban heran.

" Hah?siapa yang bilang? " Zahra ikut bingung.

" Tadi, aku tanya mau mainan apa, kamu jawab Gulali . Emang ada mainan baru yang namanya Gulali ya? Yang mana ?" Jelas Aban.

Menurut kalian siapa yang salah?

" Ihh, aku mau Gulali, bukan mainan. Emang aku anak kecil? ".

" Siapa yang nyuruh kamu beli mainan? Aku tanya, kamu mau naik mainan apa? "

Ko ini telmi dua -duanya ya?

" Yaudah sekarang beliin aku Gulali. "

" Beli sendiri " dengan muka sedikit jengkel, Aban membelikan Zahra gulali berwarna merah muda itu alias Pink.

" Nih, sekarang mau naik apa? " Tanya Aban lagi.

" Terserah deh ,asal jangan kerumah kamu aja " jwb Zahra.

" Hah? Rumah aku, maksudnya apa ".

" Rumah hantu Haha " dengan cepat Zahra berlari kecil menjauh dari Aban yang dibilangnya rumah hantu itu rumah Aban.

Kini Zahra sudah naik sarang burung, sudah memutar dan kini mereka tepat diatas.

" Liat deh, ada bintang dan bulan yang deketan " Aban mulai menggoda-menggoda.

" Ya terus? " Singkat Zahra.

" bayangin bulan itu aku dan bintang itu kamu. Ada banyak ribuan bintang, tapi bulan itu cuma deketin satu bintang. Yaitu kamu. " Satu tarikan nafas dan satu senyuman terlihat di wajah manis Aban,begitu baper aing.

' aduhh, suamiku yang jelek. Pinter amat godain ya, jangan-jangan ada maunya nih. Yaudah lah enggak papa yang penting aku bahagia haha '

" Aduh hati aku lagi enggak disini nih, jadi aku enggak baper deh kayaknya " ledek Zahra.

' istriku yang cantik, kapan pekanya sih . So jual mahal gitu padahal kan aku suaminya sendiri ' batin Aban.

" Iya aku tau, hati kamu barusan terbang kan ke langit ke tujuh. Tadi aku liat "
Balas ledekkan nya.

" hati aku takut liat kamu katanya, jadi dia lari haha " ledek Zahra lagi.

Sampailah mereka dibawah dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia Eh ko undang undang
Maksudnya mereka sampai dibawah dengan sehat dan bahagia pastinya.

Tapi,,,,,,
Aban hilang, Aban kemana? Zahra bingung.

' oh,kamu mau jepret aku pake karet lagi ya? Awas kamu '  batin Zahra.

" Dorr " dengan tiba-tiba nya Aban mengagetkan ku dengan menepuk pundak ku .

" Astaghfirullah " ucapan yang memang membuat Zahra kaget tiada Tara .

" Hai " dengan melambaikan tangannya Aban didepan wajah Zahra.

" Hai-haiii ngagetin aja ! " Zahra kesal akan menghilangnya Aban dari dekatnya. Wajar saja, Zahra belum lama di Probolinggo, alamat pasar malam  pun ia belum hafal.

" Hehe maaf, nih " dengan menyodorkan sebuah Gulali ke depan wajah Zahra. Tapi Zahra masih terlihat kesal.

" Ihhhh maaf, di terima ya gulali nya , maafin yaa " Aban berbicara dengan wajah memelas agar bisa dimaafkan oleh Zahra.

" Iya-iya, ayo aku mau pulang " jwb Zahra.

" Pulang? Engga mau beli apa-apa dulu ? " Kata Aban seraya memasang muka bertanya.

" Engga usah . Aku udah ngantuk " segeralah Zahra menarik tangan Aban agar bisa cepat pulang. Aban mengiyakan lalu mereka pulang.

()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()()

" Eh, baru pulang . Kemana aja ? " Belum sempat memberi salam. Mereka sudah disambut oleh mba Sisil.

" Assalamu'alaikum " kata Aban.

" Eh,. Waalaikumsalam " sahut mba Sisil.

Brukkk

Saat Zahra berdiri di belakang Aban yang sedang berceloteh dengan mba Sisil, tiba-tiba Zahra terjatuh tepat dipunggung Aban. Zahra pingsan.

" Astaghfirullah " dengan kompaknya mba Sisil dan Aban berkata secara bersamaan.

"Ban ,kamu apain Zahra? Sini -sini bawa masuk." Mba Sisil terlihat sangat panik sekali. Walaupun Zahra bukan adik kandungnya.

Terbaring lemaslah perempuan berjilbab biru tua itu dengan mata terpejam. Bibirnya yang mungil berwarna merah muda kini hilang sesaat dengan munculnya warna abu-abu pucet disekitarnya. Wajah ceria nan cantik nya kini berubah menjadi polos. Tidur, dan terbaring lemas . Hanya itu yang terlihat.

" Tadi abis ke pasar malam mba , sebentar ko enggak lama " jelas Aban.

" Lagi sih kamu, istri kamu kan baru aja pendarahan kemarin, baru pulang . Udah kamu ajak jalan-jalan aja , pingsan kan . Tunggu, mba ambilin kompres dulu "  gerutu mba Sisil seraya berjalan kearah dapur mengambil setoples air hangat dan handuk kecil untuk mengompres Zahra agar lekas siuman.

" Enggak mba , rencananya mau aku hibur. Tapi salah ya aku " sesal Aban karena recanana menghibur nya gagal berantakan.

Kini mba Sisil sudah kembali ke sofa depan dimana Zahra berada dengan membawa setoples air hangat dan handuk kecil. Handuk itu dicelupkan ke air kemudian di letakkan diatas kening Zahra. Tujuannya ya supaya Zahra sadar.

" Ban, tolong ambilkan minyak di meja rias mba "

Aban pun mengambilnya, kemudian ditaruhlah minyak tersebut disekitar hidung Zahra, supaya ia mencium lalu tersadar.

Huacsyim..
Zahra bersin dan alhamdulilah ia siuman.

" Bunda " dengan senangnya, Aban berkata agar Zahra bisa sadar penuh.

Zahra terbangun serta membangunkan tubuhnya. Cairan air keluar dari hidungnya. Ternyata Zahra flu.

" Dek, kenapa mau diajak jalan-jalan malam sama Aban? Kamu kan baru sembuh kemarin. Sakit lagi kan sekarang " mba Sisil masih saja greget dengan Aban.

" Tadi ada pasar malam, pengen liat-liat aja gitu . Bete mba dirumah Mulu " jelas Zahra.

" Emang ya? Suami istri sama-sama nakal. Udah sakit masih aja inget bete. " Cetus mba Sisil.

Huacsyim..
Zahra bersin lagi, keluar lagi cairan nya.

" Hahahaha " Aban tertawa melihat cairannya.

" Kenapa ketawa? " Zahra bingung.

" Kamu tuh, ituuu.. hahahaha " Aban masih saja tertawa terbahak-bahak. Seraya menunjuk hidung Zahra.

" Ihhh, udah aku elap "

" Udah-udah ,sana tidur udah malam. Nanti sakit nya nambah kamu dek. Ban sana tidur " sahut Mba Sisil.

Setelah mereka sudah masuk kamar untuk tidur, tiba-tiba terdengar suara perempuan berteriak.

" Jangan lupa sholat isya "

" Astaghfirullah, aku lupa. Sayang ayo sholat "  setelah mendengar suara perempuan tadi , Aban mengajak Zahra untuk sholat, padahal Zahra sudah mulai tertidur.

" Aku halangan sayang " ya Allah hari ini Aban amnesia sehari. Semuanya sudah lupa . Padahal kan Zahra baru kemarin pendarahan. Masa , hari ini sudah selesai. Dasar Aneh'

Sya'ban dan Sosok Bidadari nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang