Tulang rusuk yang kembali

650 52 2
                                    

" Gak pak, saya ikut "

Petugas itu pun akhirnya mendengus oke. Umi yang mendengarnya sedikit tidak mau jika Aban harus ikut bersama para petugas. Tapi mau bagaimana lagi? Aban sudah tak tahan ingin memastikannya keberadaan istrinya itu. Mas Mafin dan Mba Sisil pun mendengus haru.
_________

Menjelang fajar, dan matahari mulai terbenam. Sang surya kembali ke pelupuk belakang gunung yang menjulang tinggi disana. Sekilas hampir tak terlihat warna cerianya. Jingga nya mulai pudar nampaknya. Warna yang ceria terpampang jelas sejak pagi tadi. Tapi hanya untuk alam dan tidak menjelajah dalam tubuh Sya'ban.

Sya'ban yang dari kemarin masih menunggu sosok bidadari nya yang belum kunjung datang. Jutaan detik telah dilewati nya tanpa kehadiran bidadari penghangat nya. Ribuan menit tanpa adanya senyum di raut wajah bidadari nya membuat Sya'ban tergelimpah tak berdaya. Dengan nafas yang terisak-isak serta mata lebam akibat air mata yang terus mengalir.

Esok kira-kira pada pukul tujuh pagi, Sya'ban di jadwalkan berangkat ke Pantai tak berpenghuni yang menjadi lokasi kecelakaan pesawat tiga hari yang lalu. Mencari sendiri tubuh Zahra bersama para tim evakuasi. Yaa menurut nya itu adalah jalan terbaik untuk memastikan keberadaan Zahra. Jikalau pun Zahra tidak diketemukan. Qodarullah, itu sudah takdir dan Aban akan berusaha mengikhlaskan nya.

kring..kring
Bunyi ponsel Aban berbunyi dengan nama yang tidak di kenal. Aban fikir itu adalah para fans yang iseng karena sudah mendapatkan nomor telepon Aban. Aban sudah sering merasakan seperti ini. Di telfon tidak jelas. Aban tak menggubris, dirinya larut dalam keheningan tangis nya.

kring..kring
Ponsel itu berbunyi lagi, dengan nomor yang sama dan dengan nama yang tidak di ketahui nya. Lagi-lagi Aban berfikir itu adalah para fans nya. Kemudian Aban menggeser tanda berwarna merah keatas. Yang berarti Aban menolak panggilan.

kring
Ponsel nya berbunyi lagi. Bukan telfon sekarang. Melainkan pesan tertulis. Pesan nya bertuliskan "Selamat sore pak Sya'ban,ada korban baru yang kami temukan. Mungkin ini istri Bapak? Mohon ke pusat informasi jika ingin lebih jelas Pak. Terimakasih "

Aban menoleh sedikit dengan rasa malas ke arah ponselnya. Di notif bagian depannya hanya tertulis " Selamat sore pak Sya'ban,ada " Yaa begitu kira-kira yang terlihat di bagian depan yang terpampang jelas foto Zahra disana. Ponsel Aban memang berisikan foto Zahra semua. Dari mulai wallpaper depan, dalam, wallpaper WhatsApp , sampai foto profil mobile legends nya pun foto Zahra. Saking sayangnya memang membuat lelaki satu ini tak pernah bosan memandang nya.

Aban bersender di sofa. Pegal-pegal rasanya seluruh tubuhnya. Pusing? jangan ditanya, bukan lagi pusing tujuh keliling. Tapi sudah tujuh pangkat tujuh keliling pusing nya. Ngantuk? lelah? pasti. Cape batin pun ada dalam dirinya. Coba bayangin, Orang yang kamu sayang, Orang yang kamu cinta itu hilang. Gimana rasanya? Seribu tawon menggigit nya pun akan kalah dengan rasa sakit pada hatinya.
___________

" Pak, Mas Sya'ban belum juga jawab pesan saya, ini gimana korbannya? " Kata salah satu petugas yang menemukan korban perempuan yang kaki nya bersimbah darah ini. Dari tadi petugas ini sudah mengabari Sya'ban untuk melihat, apakah ini istri yang ia cari atau bukan. Tapi malah di tolak dan didiamkan begitu saja.

" Antarkan saja ke Rumah Sakit. Nanti juga orang nya pasti akan lihat pesannya. Nanti tinggal kabari aja letak rumah sakit nya dimana. " Kata si Pak Ketua tim evakuasi ini.

" Oke pak " Lalu petugas itu pun langsung membawa perempuan ini ke rumah sakit terdekat. Yang nantinya akan merawat dan menyembuhkan luka-luka dari perempuan tersebut.
____________

" Bunda? Kok sekarang kamu yang nyebrang kesini? " Kata lelaki yang menyadari bahwa perempuan nya sudah menyebarangi sungai deras di depannya. Padahal perempuan ini pernah bilang kalau dia tidak akan kesini? Dan aku pun tidak boleh menyebrang nya.

" Aku sayang sama kamu " Kata si perempuan itu. Dengan raut wajah yang tersenyum-senyum sendiri.

" Loh?? Aku gak nanya itu loh? Kenapa kamu yang nyebrang kesini? Aku belum ambil apel yang kamu suruh itu " Tanya lelaki yang bingung dengan keadaannya saat ini.

Mereka pun berjalan-jalan di sekitar sungai, sampai mereka duduk di tepian sungai yang mengalir dengan deras, angin yang sepoi-sepoi dan membuat hati mereka sangat harmonis. Berdua di surga rasanya.
Lelaki itu menoleh ke arah perempuan nya. Menanyakan hal yang sama. Kenapa dirinya menyebrang sendiri padahal si lelaki itu pun belum menurutinya untuk mengambil buah apel di bawah bukit sana.

" Bu-buah nya tinggal satu. Tapi,, sudah diambil. Kamu telat " Kata si perempuan itu dengan nada lemah. Dan dengan wajah yang sedikit sendu.

" Diambil siapa? terus maksud dari buah apel itu apa? Kenapa Aku yang di suruh ambil? " Tanya lelaki itu lagi dengan rentetan pertanyaan yang berturut.

" Buah itu,, kesayangan Aku. Aku udah rawat dan jaga dia buat Kamu. Tapi Kamu telat." Jawab si perempuan itu dengan nada lemah lagi. Makin melemah kelihatan nya. Tapi ia tersenyum. Lelaki itu makin bingung saja.

" Kan bisa beli di pasar. Perlu Aku beliin satu kebun buat Kamu? " Kata lelaki itu dengan wajah bercanda namun penuh makna. Yaa masa sih? cuma karena Apel, wanitanya bersedih? Gak mungkin kan? Lelaki itu masih berkecumuk dengan rasa bingungnya.

" Walaupun se-kebun Kamu beliin buat Aku. Aku gak bisa se-sayang buah apel itu yang udah Aku rawat dan jaga sepenuh hati Aku. " Perempuan itu menangis tanpa suara. Air matanya meluncur tanpa hambatan. Sebegitu penting kah? Apel itu buat kamu?

Mereka pun larut dalam kesedihan di tepi sungai deras yang jernih. Lelaki itu tak peduli lagi apa maksud dari buah apel yang sangat di sayangi dengan sepenuh hati perempuan itu. Yang terpenting sekarang adalah Perempuannya sudah kembali di sisinya. Memeluk erat genggaman tangannya. Menyender sedu di pundaknya. Menceritakan keluh kesahnya,dan mau bersama nya lagi. Walaupun sudah kehilangan buah Apel yang di sayanginya.
______________

" Pak,maaf ini keluarga korban yang mana ya? Saya mau memberitahu kan kabar? Bisa di panggil? " Kata Dokter yang membersihkan luka-luka pada perempuan korban kecelakaan pesawat itu. Dokter hanya menginginkannya seseorang dari keluarga korban. Dirinya harus memberi tahu kabar ini secepatnya. Karena kalau tidak ada juga keluarga nya. Ada yang harus di ihklas kan tanpa persetujuan.

" Bu Dokter,maaf. Keluarga nya belum di ketahui Bu. Tapi saya sudah mencari tahu keberadaan nya kok. Tunggu sampai esok bisa Bu? " Kata si petugas yang mengantarkan korban perempuan ini ke rumah sakit. Jujur, petugas ini sangat tidak tega melihat perempuan yang wajahnya enak di pandang walaupun sudah lesuh dan tanpa make-up nya ini terluka begitu saja tanpa ada kehadiran keluarganya. Jika memang petugas ini harus mengurusi nya memang bisa. Tapi apalah daya, gaji nya saja hanya cukup untuk makan sebulan dengan makanan ala warteg. Dan petugas ini pun masih bujang, alias belum menikah. Makanya uang gaji nya harus di cukup-cukupi untuk keperluan jika sewaktu-waktu ia akan melamar perempuan.

" Ehm, yasudah Saya usahakan. Tapi tetap esok harus sudah ada ya Pak " Kata Bu Dokter itu.





























Assalamualaikum lagi nih. Jawab jangan?
puasa gimana oy?

Alhamdulillah akhirnya aku bisa up dengan rasa-rasa malas wkwk
semoga suka ya dan
salam Cintah seliaghn ❤️



Sya'ban dan Sosok Bidadari nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang