Zahra kangen

897 52 2
                                    

Kejadian itu pun telah berlalu,hari ini jadwal Zahra untuk terbang ke Padang, Sumatera Barat. untuk urusan pemindahan pemegang gedung lama itu. Kenapa tidak jatuh ke tangan Aban saja,Aban kan lelaki dan lebih pantas untuk di jadikan pemimpin? Jawabannya tidak, karena memang sudah ada rencana bagi mereka berdua untuk membangun pondok pesantren cabang dua, dan insyaallah cabang dua itu akan menjadi milik Aban
sepenuhnya. Tapi bukan sekarang, target nya saat ini adalah membangun rumah untuk mereka berdua.

Barang yang akan dipersiapkan dan di bawa terbang pun sudah lengkap, mulai dari pakaian sampai makeup kecil-kecil yang ia bawa. Berangkat nya tidak sendiri, melainkan bersama Umi keduanya, Mami lah orangnya.

Mereka akan berangkat pagi ini pada pukul 6 pagi, pesawat nya akan terbang tepat pada pukul tujuh. Dan akan sampai kira-kira pada pukul sebelas. Sebelum berangkat pun Zahra pamit izin kepada Mas Mafin dan Mba Sisil. Tak lupa pula suaminya yang sudah pergi lebih dulu.

" assalamualaikum mas Aban, aku mau berangkat nih, kamu hati-hati di pulau Jawa ini ya. Aku mau merantau ke Pulau kelahiran dulu hahaha " Pamit Zahra di sambungan telepon sembari meledek Aban. Zahra sedang perjalanan ke Bandara sekarang. Lumayan hiburan sejenak deh ya, menggoda Aban.

" hemm iya waalaikumsalam, Jangan lupa pulang bawa oleh-oleh ya , udah udah aku juga mau tidur nih, ngantuk ". Jawab Aban,fikiran nya hanya makanan saja.

" Masyaallah ini masih pagi hei, pamali tidur pagi-pagi " kata Zahra yang memang benar tidak boleh tidur di jam yang kira-kira masih pagi,nanti tua nya bisa menyebabkan penyakit.

" wuahhh,ngantok aku. Kamu tau darimana kalo pamali tidur pagi-pagi? kamu dari rumahnya? " Jawab Aban,yaa mungkin rasa kantuknya membuang jauh otak dan fikiran nya ya. Memang benar sih? tetangga mereka bernama pamali , tapi bukan pamali itu sayang

" ah nggak tau lah Mas, udah mending tidur deh sana-sana " kesal Zahra, daripada nantinya dibikin pusing dengan sikap Aban yang gak tahu deh harus bilang apa lagi,lebih baik di sudahi saja sambungan telepon itu.

Ih males banget aku, diajak bercanda nya begitu banget. Marah lah pokoknya. Gak bakal balik lagi titik. batin Zahra yang bohong sekali jika dirinya tidak akan balik lagi ke pelukan Sya'ban.

_______

Akhirnya Zahra dan Mami pun sampai di atas pesawat yang terdapat nama Garuda Indonesia di bagian badan nya. Ia akan sampai kira-kira kurang dari dua jam di bandara internasional Kualanamu,Medan.
Mami pun terlelap. Tapi Zahra tidak, Sebelum tidur bagi nya wajib melakukan ritual dulu katanya. Makan cemilan yang Sya'ban beli dua hari yang lalu. Cemilan khas Probolinggo yang rasanya Muantap Buanget, bikin ketagihan dan yang pasti cocok untuk ibu hamil kaya Zahra.

" Eh,eh kok jadi pengen nelfon Aban lagi ya? Padahal kan males banget ". Tidak disangka, Hati Zahra ada yang menyuruhnya untuk menelfon nya sekarang juga. Tidak, tidak. Batinnya.

" assalamualaikum Bun? ada apa? " Duar, akhirnya menelfon juga. Jati dirinya tidak menginginkan ini? Tapi hawa nafsunya yang egois.

" duhh ngapain nelfon sih? perasaan gak ada yang nyuruh? " batin nya.

" eh iya, waalaikumsalam. Emm enggak ada apa-apa sih tap , " Omongan Zahra belum selesai tapi sudah ditutup duluan dengan Sya'ban. Zahra mendengus kesal.

" ihhh, orang pengen telfonan malah di matiin. " batin nya lagi

Drrrt Drrt
Sya'ban jelek is calling

" Eh eh, Aban malah video call. ih sukaaa " batinnya girang.

" Halo ada apa? udah terbang kan ? " Tanya nya dengan wajah habis mandi. Terlihat Aban sedang mengusak-usak rambutnya yang basah dengan handuk.

Sya'ban dan Sosok Bidadari nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang