Yahh, semoga saja Saya bisa rawat dan jaga perempuan itu sampai sembuh total. Dan jika sudah sembuh, Saya akan segera mel---
Lelaki itu pun kembali ke kamar perempuan itu.
Sesampainya di kamar perempuan itu. Mata perempuan itu langsung tertuju pada lelaki yang baru masuk disana. Ya! lelaki penolong nya. Suster memberi kode agar lelaki itu menemani si perempuan nya. Lelaki itu pun mengangguk " Makasih ya Sus ".Perempuan itu terus menatap wajah lelaki yang duduk di sebelah nya itu dengan tatapan bertanya-tanya. Banyak hal yang akan ia tanyakan pada lelaki ini. Begitupun sebaliknya. " Aku kenapa ya? " Tanya si perempuan itu. Kemudian tubuhnya memaksa untuk duduk. Tapi sudah di cegah lebih dulu oleh lelaki ini. " Jangan, sebaiknya kamu tiduran aja, belum stabil " Kata si lelaki itu dengan lembut. Tapi terus di cegah oleh perempuan itu. Dirinya memaksa untuk duduk diatas ranjang sana. Dengan rasa tidak enak pun akhirnya lelaki itu mengizinkan nya duduk.
" Bisa jelasin gak? Aku kenapa? " Tanya si perempuan itu lagi. Perempuan itu adalah Zahra. Ya! Zahra sudah di ketemukan berkat pertolongan Allah dengan perantara lelaki ini. Tapi, Zahra tetap di vonis mengidap amnesia sementara. Dia tidak ingat dengan nama nya, keluarga nya bahkan tempat tinggal nya. Maka dari itu Zahra bertanya demikian pada lelaki ini.
" Saya Yuda, Saya yang sudah menol--- " Belum selesai Yuda berbicara. Sudah di potong oleh Zahra. " Aku kenapa? ".
" Kamu, em-m . Kamu pingsan tadi di jalan. Iyah pingsan " Kata Yuda yang dengan terpaksa harus mengatakan demikian agar tidak merusak memo perempuan itu. Apalagi ia memiliki Traumatik kata Dokter tadi.
" Aku Siapa? " Tanyanya lagi, membuat Yuda makin bingung dibuatnya. Susah sekali harus berbaur dengan perempuan yang ingatan nya sudah hilang separuh.
Aduhh,, siapa namanya? Saya gak tau, Saya harus ngomong apa?" Kamu,,,em,, Kamu Liana. Iyah Lia. Nama kamu Lia " Yuda pun berbohong lagi. Tapi kali ini Yuda benar-benar tidak tahu siapa nama aslinya. Yang jelas, semoga ini bisa membuatnya lebih baik. Dan semoga suatu saat nanti kamu gak marah ya dengan keputusan Saya.
" Ohh, namaku Lia. Bagus ya namaku. Kamu sendiri siapanya Aku? " Drgg perempuan itu tak henti-hentinya bertanya. Dan keadaan ini membuat Yuda semakin bergetar, dirinya bingung. Arghhh
" Saya temen Kamu, " Kata Si Yuda yang berusaha meluruskan agar nanti nya tidak akan terjadi kesalahpahaman. Lia pun tersenyum, ralat Zahra pun tersenyum.
___________Sya'ban dengan para Tim pun akhirnya sampai ke lokasi tujuan. Untuk mencari beberapa korban yang masih tertinggal disini. Barangkali Zahra, istrinya masih ada disini.
Aban pun mulai mencari, diikuti dengan beberapa tim evakuasi yang membantunya. Diiringi angin sepoi-sepoi yang mengacak rambutnya. Udara yang segar kelihatannya. Tapi tidak dengan tempat nya. Suram dan tak berpenghuni, apalagi ditambah dengan adanya kejadian jatuhnya pesawat itu. Makin membuat lokasi ini terlihat angker.
Airnya memang tenang, deru ombak nya pun landai. Tapi tiada sangka, yang diam-diam pun bisa membunuh secara perlahan. Buktinya korban lebih banyak meninggal di tempat dibanding yang harus di rawat di rumah sakit dahulu. Oleh sebab itulah,Aban dan para Tim harus cepat-cepat menyelesaikan pencarian ini sebelum jam dua siang. Katanya,ombak disini akan bergurai tak berkawan jika sudah menginjak pukul dua siang. Makanya mereka harus secepatnya mencari.
3 Jam telah berlalu, tidak ada hasil. Tidak ada yang di temukan dan waktu sudah menunjukkan pukul satu siang. Harapan untuk bertemu dengan sosok bidadari nya semakin kecil. Jika beberapa menit lagi Zahra tidak ditemukan juga. Artinya memang Zahra sudah hanyut di bawa ombak yang tega membunuhnya itu. Padahal bagi Aban, bertemu jenazahnya yang sudah tergeletak tak bernyawa pun lebih berarti daripada harus kehilangan tanpa melihatnya sedikit pun. Sungguh ini kuasa Allah,ini takdir yang buruk. Dan Aban Ikhlas.
Jam pun sudah menunjukkan pukul dua siang. Wajah Aban pucat pasih seperti hidup enggan mati tak mau. Ponsel yang diharapkan untuk menghubungi Umi serta keluarga nya pun tercebur kedalam lautan. Aban benar-benar benci laut!!
___________Aban dan Tim pun sampai di pusat informasi. Tidak ada hasil yang ditemukan. Aban pasrah, Aban ikhlas.
" Mas, yang tabah ya. Ini kuasa Allah. Kita gak bisa bantah. Pasti di sana ada jalan yang lebih baik lagi buat Mas-nya ya." Kata salah satu petugas yang mencoba menenangkan hati Aban. Aban diam terpuruk. Entah bagaimana nantinya jika Umi mengetahui kabar ini, pasti hatinya akan lebur. Aban menitihkan air mata.Sya'ban pun akhirnya diantar pulang oleh petugas tadi. Selama perjalanan petugas itu selalu mencoba menenangkan diri Aban. Mencoba untuk menasihati Aban agar dirinya percaya akan adanya takdir. Petugas itu pun tahu bahwa mereka belum ada setahun menikah. Pasti lagi hangat-hangat hubungan nya. Petugas itu pun jujur sangat tidak tega melihat pria di sampingnya. Karena mereka sama-sama laki-laki dan punya perasaan yang sama.
Tak butuh lama, akhirnya Aban sampai di kediaman nya. Petugas itu mengantarnya sampai kedalam dan mencoba menceritakan semuanya kepada keluarga dari Aban. Dan benar,Umi menumpahkan semua air mata miliknya. Rapuh lagi, setelah beberapa waktu lalu air matanya pun habis menangisi kepergian almarhum suaminya. Kini, anak perempuan yang shalih nya pun ikut pergi. Bagaimana tidak kacau? Seorang ibu tidak menginginkan anaknya berpulang sebelum dirinya. Ibu mana yang tega membiarkan anaknya di jemput oleh ajal nya lebih dahulu. Ibu mana? Batin Aban menjerit.
Tangisan dirumah nya pecah seketika. Petugas itupun pergi. Tim Hadrah nya pun sudah mengetahui tentang kabar ini. Mereka hanya bisa mengucapkan belasungkawa dari kejauhan serta iringan doa yang selalu menyertai Zahra, karena memang, mereka masih banyak job yang sudah lama di tandatangani. Aban menangis lagi.
Laki-laki mana yang sanggup ditinggalkan bidadari nya bahkan setahun bertemu pun belum ada, tapi rasa cintanya begitu dalam. Laki-laki mana yang sanggup hidup sendiri lagi tanpa adanya sosok perempuan di hidupnya. Laki-laki mana yang sanggup melepas kepergiannya tanpa melihat sedikit kulitnya. Laki-laki mana?!!! Aban menjerit lagi. Menjerit lebih keras.
" Ban, tabah ya. Umi akan tetap jadi Umi kamu. Jadi perempuan di hidup kamu " Kata Umi seraya tersenyum dengan nada lirih. Umi pun sama. Kehilangan. Umi bersama Zahra bukan hanya setahun. Lebih dari dua puluh tahun Umi bersama Zahra. Siapa yang tidak sedih?
Aban tidak menjawab, nangis. Hanya tangisan yang membuatnya lebih tenang. Ponsel kenangannya pun hilang. Entah ini rencana se-sempurna apa, Sampai-sampai semua yang menyangkut Zahra hilang. Hanya tersisa satu foto pernikahan yang dibingkai cantik dikamar nya. Serta gamis dan jilbab panjang yang Zahra punyai.
Sanggup kah? melihat foto berbingkai itu tanpa melihat wajah manis di depannya?Ya Allah, dengan adanya kejadian ini. Hamba sadar, hamba bukan suami yang baik, yang bisa menjaga tulang rusuk serta janin yang engkau percaya kan pada hamba. Hamba ikhlas jika ini yang terbaik. Hamba akan mencari sosok pengganti Zahra secepatnya. Hamba tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Hamba ingin Zahra tenang disana. Selamat jalan Sayang...
assalamualaikum,
Kalimat mana nih? yang kira-kira bikin mewek?
yuk komen
komen kalian inspirasi ku. Satu komen adalah satu tenaga bagi aku. Kalo kalian terus bilang ' next ka ' aku jadi lebih semangat. Nih buktinya aku up nya cepet-cepet.soalnya aku pengen buru-buru di tamatin cerita nya. Aku ada jadwal buat cerita lain soalnya hehe
stay save dan
salam Cintah seliaghn ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Sya'ban dan Sosok Bidadari nya
Acak[ 15+ ] TELAH TAMAT DAN SEDANG REVISI Sya'ban? Dia calon suamiku? Ahhh, beberapa menit lagi idolaku akan jadi imam akhiratku. Ini bukan sosok hantu.Tapi sosok bidadari.Kamu tahu bidadari kan? Cantik, putih dan bersinar-sinar wajahnya. Nah itu dia ya...