3 hari sudah Zahra tidak sadarkan diri. 3 hari sudah hari-hariku tanpa Zahra. 3 hari sudah aku tidak hadir dalam undangan hadrah ku. 3 hari sudah aku berada di rumah sakit ini. Dan sudah 3 hari pula aku tidak menjadi imam dalam 15 waktu sholat ku. Sungguh, hati ini benar benar sepi tanpamu.
Senggolan tangan yang menyentuh tanganku sontak membuatku terbangun saat tertidur disamping ranjang yang diatas nya terdapat seorang yang sudah 3 hari tak sadarkan diri. Siapa lagi? Zahra sulaiman lah dia. Perempuan yang baru sebulan aku nikahkan.
" bunda, kamu udah bangun? " terkejutnya aku serta sontak langsung bangun akan tidur ku. Ku buka kedua mataku dan kulihat, Zahra sudah sadar.
Zahra hanya membuka matanya tapi tidak bicara. Mungkin Zahra masih lemas akan 3 harinya. Zahra hanya menyentuh tanganku, entah ini kode apa?
" bunda, mau minum? Mau makan? Atau mau apa? Katakan sayang " kutanya dia agar semuanya itu bisa aku laksanakan.
Ya allah Zahra masih saja tidak bisa dan tidak mau berbicara. Semoga saja Zahra tidak apa-apa.
" bun,, cepat sembuh ya. Aku cinta kamu " bisikku ditelinga sang istriku dan kucium keningnya agar ia semangat untuk bisa sehat.
" m-m-ass,, " satu tarikan nafas yang memang tidak stabil akhirnya bisa menyebut panggilan nya kepadaku.
" iya bun, iya kenapa? " senang sekali rasanya istriku sudah mulai pulih.
Zahra mungkin masih belum bisa untuk berbicara secara full dan stabil. Jadi, kuputuskan untuk diam sejenak dan mengabari umi.
Tiba-tiba Zahra bangkit dan ingin duduk. Sontak saja aku tidak mengizinkan nya karena belum ada setengah jam ia siuman.
" kamu mau apa bun, bilang aja. Gausah bangun "
" a-aku mau lihat anakku, dimana anakku? " dengan nada yang masih cukup lemas dan hampir tidak terdengar. Zahra menanyakan ku dimana letak anaknya.
Hah? Aku harus bicara apa? Apa aku harus beri tahu dia sekarang. Dia masih baru pulih. Aku harus apa? Katakan sekarang atau nanti.
Oh, aku ingat kata umi " katakan seadanya dan bismillah " oke akan aku lakukan." emm.. Gini bun,, "
" ohh iya iya aku tahu, anak kita dibawa ayah kan? " belum sempat aku menjelaskan, Zahra sudah menyambung pembicaraan ku.
Hah? Anak kita dibawa ayah? Yang benar saja istriku ini, ayah (mertua) kan sudah tidak ada.
Oh, aku mengerti sekarang. Maksud perkataan yang tadi Zahra ucapkan. Anak dibawa ayah dan ayah sudah pergi. Berarti anak pergi bersama ayah ke surga.. Aku faham sekarang. Lalu apa yang harus kukatakan padanya,? Tentang perihal ayah. Apa dia lupa ingatan? batinku." nanti ayah suruh kesini ya mas, bawa anak kita sekalian " dengan nada yang masih terlihat lemah. Zahra bisa berbicara seperti itu.
Duh,, ya allah makin ngaco aja otak istriku ini. Makin sulit buat aku ungkapin bahwa sesungguhnya kedua orang tersebut sudah tiada.
" loh, ko enggak jawab?, ayah ada kan bersama anak kita. Ohiya anak kita perempuan atau laki-laki? ". Ya ampun pertanyaan macam apa ini? Sebeginikah harus ribet memikirkan jawaban?.
" bunda yang cantik, bunda tidur dulu aja ya, nanti bunda pasti ketemu ko sama anak kita. " tujuan ku saat ini adalah supaya Zahra bisa lihat anaknya yang sudah bahagia disurga lewat mimpi. Itu saja.
" loh, kenapa harus menunggu aku tidur? "
Suara lemah dan lirih kembali mengeluarkan nada nada yang membingungkan." bunda gamau tidur?, mau dengar cerita aku? " elakku.
" cerita apa?" mungkin kepalanya penuh dengan burung-burung mengitarinya.
" dengerin ya, tapi janji harus tidur dulu " Zahra mendekhem tanda ia mengiyakan kalimatku.
" dulu itu ada princes dan raja yang amat baik. Mereka sudah menikah dan si princes saat ini sedang mengandung. Tapi pada saat umur kehamilan nya sudah menginjak 3 bulan (Zahra masih saja belum tidur) princes mengalami kecelakaan yang menyebabkan si princes pendarahan yang amat banyak. Lalu si raja sangat khawatir akan keadaan princes dan anaknya. Raja selalu memanjatkan doa agar princes dan anaknya sehat-sehat saja. ( mata Zahra kini sudah mulai tertutup). Dan pada suatu ketika dokter memberitahu bahwa anaknya sudah tidak bisa hidup kembali. Tetapi si princes masih dalam keadaan baik tapi tidak sadarkan diri sampai 3 hari. Setelah sadar,princes bertanya akan kehadiran anaknya, lalu Raja sangat bingung harus jawab apa? Akhirnya,,, "
" loh, ko ini kaya cerita,,, " cerita ku terpotong akan celotehan tiba-tiba dari Zahra yang sudah terlelap tetapi kembali bangun. Tapi Zahra tidak melanjutkan celotehan nya, kenapa?
" ada apa? " tanyaku sebab ia memberhentikan protes nya.
" apa yang kamu maksud princes itu adalah aku? Dan yang kamu maksud Raja itu kamu?, apa iya? " tanyanya.
" kamu tahu sendiri bunda, bagaimana bisa kalau fikiran mu masih belum stabil? " jelasku.
" jadi, yang kamu ceritakan itu benar aku?, jadi anakku dibawa ayah? Bersamanya?, coba jelaskan mass " dengan nada yang terlihat tinggi dalam keadaan masih lemah, Zahra mengucapkan kalimat-kalimat yang mempertanyakan ku.
" iya sayang, anak kita dibawa ayah ke surga " jawabku terlihat agak lirih dan pelan serta ragu, takut Zahra tidak terima akan kenyataan ini.
Zahra tidak menjawab, ia langsung terbaring lemas, dan aku melihat Zahra mengeluarkan setetes air mata. Aku mengerti keadaannya sekarang.
" jangan sedih ya, dia sudah bahagia disana bersama kakeknya. Nanti kita usahain lagi ya " bisikku ditelinga Zahra, agar dirinya bisa lebih tenang sedikit.
Kemudian setetes air mata keluar lagi dari matanya,
" assalamualaikum, " sahut seorang wanita yang baru saja masuk ke kamar Zahra. Yang tak lain adalah umi,
" waalaikumsalam, eh umi " sahutku.
Lalu Zahra tiba-tiba menoleh kearah datangnya umi, terbangun lah dia dengan mencucurkan beribu - ribu air mata menghadap umi.
" Zahraaaaa, sudah bangun nak " sahut umi ketika terkejut melihat Zahra anaknya sudah bangun.
" umi, Zahra udah tahu semua " kuhampiri umi dan kukatakan bahwa Zahra sudah tahu semua, tujuan ku adalah supaya umi bisa nenangin Zahra.
Umi mendekat ke arah Zahra berada, kini umi sudah berada disamping nya. Entah apa yang umi katakan, aku langsung saja pergi meninggalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sya'ban dan Sosok Bidadari nya
Random[ 15+ ] TELAH TAMAT DAN SEDANG REVISI Sya'ban? Dia calon suamiku? Ahhh, beberapa menit lagi idolaku akan jadi imam akhiratku. Ini bukan sosok hantu.Tapi sosok bidadari.Kamu tahu bidadari kan? Cantik, putih dan bersinar-sinar wajahnya. Nah itu dia ya...