Siang hari pukul 11:45
Pesawat tujuan Bandara internasional Soekarno Hatta telah mendarat dengan mulus tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
Didalamnya terdapat banyak sekali orang yang mempunyai tujuan masing-masing dan salah satunya Zahra dan mba Mimi. Sebut saja MAMI.Siang hari ini panas sekali, rasanya juga tidak ingin pergi kemana mana. Sayang, perjalanan dari Jakarta menuju Bandung masih sangat panjang. Tidak ada waktu untuk berehat sejenak.
Keluar lapangan dan menuju Mushola yang ada di Bandara untuk menunaikan solat dzuhur terlebih dahulu.
" Mam, kayaknya ada yang ngikutin kita ya " tanya Zahra yang memang terasa aneh akan sesuatu yang mengikuti nya.
" hah? Enggak dek. Perasaan kamu aja kali " jwb singkat nya.
Fikiran Zahra masih saja berfikir tentang sesuatu yang mengikuti nya. Tapi, tidak mungkin juga ada yang mengikuti nya, apa mungkin Sya'ban?
Setelah sholat Zahra menghubungi Aban untuk membenarkan bahwa tidak ada siapapun yang mengikuti nya.
Mas Aban, kamu ngikutin aku ya?
Lama tidak dibalas, Zahra semakin khawatir jika Aban memang benar-benar mengikuti nya.
Ge-er banget. Ngapain aku ngikutin kamu..
" Hah? Aban ga ngikutin. Terus siapa dong?
Yaudah lah biarin aja " Zahra bermonolog.Kenapa? Ada yang ngikutin kamu? Bebek, eh bebep? Ihhhh. Samyang? Eh sayang. Suamiku eh istriku? Anda bermasalah? Hubungi supermarket terdekat ya..
' Ihh Aban apaan sih, biarin ah enggak usah aku bales, biar dia khawatir haha.. ' Zahra kembali bermonolog, kali ini Zahra akan membuat suaminya pusing tiada tara.
_______
Sekarang sudah perjalanan menuju ke Kota Kembang, Bandung. Naik mobil yang sudah lama ditinggal di Jakarta, mobil Zahra. Setelah menikah, Zahra pergi ke Probolinggo dan mobilnya ditinggal di rumah asisten Zahra yang bertinggal di Jakarta. Jadi, jika Zahra pergi ke Jakarta atau sekitarnya, mobil Zahra yang digunakan. Tapi jika ingin pergi ke Daerah Jawa Timur dan sekitarnya, Zahra menggunakan mobil Aban.
Diperjalanan pun, Zahra masih merasa ada yang membuntutinya.
" Mam, kayaknya bener nih, ada yang ngikutin kita, mobil itu tu " Zahra memberi tahu kepada Mami untuk kedua kalinya seraya menengok dan menunjuk kearah mobil yang ada dibelakang nya.
" yaa coba nanti kita liat, dia buntutin kita apa enggak " Zahra mengangguk perkataan Mami barusan, yaa mungkin saja benar.
Beberapa menit kemudian
" eh Mam, mobilnya udah enggak ada "
" nah, yaudah berarti dia nggak buntutin kita " jawab Mami.
Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di Kota Bandung. Dikota ini Zahra tidak mempunyai tempat tinggal, alhasil mereka akan menginap di hotel yang dekat dengan lokasi yang akan Zahra datangi untuk tausiyah.
Kini mereka segera mengambil kunci kamar hotel yang sudah mereka pesan jauh sebelum mereka sampai di Bandung , tapi..
" maaf bu, kamar disini sudah penuh " kata si pegawai hotel itu. Ini membuat dua wanita itu terkejut, Bagaimana bisa? Zahra dan Mami sudah memesan satu kamar di hotel ini jauh jauh hari dan sudah dapat tiket serta sudah membayarnya lewat bank, tapi kenapa tiba-tiba penuh? Satu kamar pun tidak tersisa?
" hah? Kok gitu mba, saya sudah pesan di online dengan nama hotel ini dan sudah dapat kamar nomer 241, saya juga sudah bayar? Di cek lagi dong mba " terkejut nya Mami, karena pesanan hotel yang sudah ia pesan untuk berdua bersama Zahra hilang begitu saja saja dan sudah ada yang isi?.
" maaf bu, kamar nomer 241 sudah diisi atas nama Fahira. " katanya untuk yg ke-2 kalinya.
" hah? Fahira? Siapa? Saya nggak kenal loh mba, gimana sih ini. Saya sudah bayar loh. Duit saya gimana? " kesal Mami.
" maaf ya bu, bukan tanggung jawab saya kalau soal itu "
________
" Dek, kamu kenal nggak sama yang namanya Fahira? " tanya Mami kepada Zahra yang sedari tadi hanya duduk dan menunggu.
" Fahira? Nggak, aku nggak tau, nggak kenal. Kenapa emang? " tanyanya.
" kamar kita masa udah diisi sama orang yang namanya Fahira? Uang juga nggak balik lagi dek, gimana dong? " Mami sangat risau, fikiran nya kacau. Baru kali ini Mami memesan kamar dan gagal ditempati.
" loh, kok gitu? Pihak hotelnya nggak mau tanggung jawab? " tanya Zahra yang ikut risau kenapa ini bisa terjadi, langsung saja dijawab dengan gelengan kepala oleh Mami.
" yaudah Mam, kita cari hotel yang lain aja, masalah uang kita ikhlasin aja " dijawab tenang oleh Zahra.
Zahra memang gitu orangnya, bukan karena ia ustadzah yang sering menasihati orang, tetapi karena ia adalah lulusan pondok dan hafidzah Quran yang terkenal, jadi, akhlak harus sama dengan apa yang ada di Al Qur'an.
Kendaraan beroda empat kembali dijalankan untuk menyusuri jalan, mencari hotel nyaman dan terdekat disini.
Sedang asyiknya menyusuri jalan, tiba-tiba,,
Ngikkk
BrukkMobil yang ditempati Zahra dan Mami mengerem dadakan dan terdengar suara jatuh yang sangat keras, ada apa?
" Mami, ada apa?" tanya Zahra kaget karena sesaat rem dadakan, Zahra tengah menatap ponsel.
" kayaknya kita nabrak dek, maaf ya " jelas Mami.
" astagfirullah, ayo kita liat Mam "
Akhirnya mereka berdua melihat apa yang ditabraknya tadi, tidak disangka, mereka menabrak seorang wanita yang kelihatannya tengah hamil.
Segeralah mereka membawa wanita itu menuju Rumah sakit atau klinik terdekat dengan wajah risau dan turut prihatin." Mam, coba lihat tas nya. Ada alamat atau apanya gitu yang bisa kita hubungi "
Ini benar-benar keadaan kacau, sudah larut malam tapi Zahra dan Mami belum juga terlelap akan kekelahannya. Yang ada masalah satu persatu turun tiada sangka.
" dek, nggak ada ponselnya. Adanya KTP, kita simpen aja ya, nanti kita cari tau keluarga nya " Mami benar-benar risau sekali, terlihat dari raut wajah yang memerah akan masalah yang terus datang dalam satu hari ini.
" iya Mam, takutnya dia kenapa-kenapa, itukan lagi hamil. Jadi inget aku pas waktu kecelakaan disaat mengandung, kita harus bisa jaga dia ya Mami, kasian " rasa peduli Zahra kini muncul kembali ketika mengingat masa dimana kecelakaan itu tiba, dimana ia harus kehilangan calon bayi yang mungkin sekarang masih ada dalam rahimnya. Zahra berjanji didalam lubuk hatinya bahwa Zahra akan menjaga dan merawat wanita ini semestinya. Tidak ingin jika calon ibu kembali kehilangan anaknya. Ia sangat ingin wanita ini sembuh semestinya dan kembali merajut cinta kasih pada jabang bayinya tersebut.
Assalamualaikum readers, saya kembali membawa selembar cerita yang insyaallah bisa melanjutkan cerita yang kemarin.
Salam cintah, Seli Aghnaeni
KAMU SEDANG MEMBACA
Sya'ban dan Sosok Bidadari nya
Diversos[ 15+ ] TELAH TAMAT DAN SEDANG REVISI Sya'ban? Dia calon suamiku? Ahhh, beberapa menit lagi idolaku akan jadi imam akhiratku. Ini bukan sosok hantu.Tapi sosok bidadari.Kamu tahu bidadari kan? Cantik, putih dan bersinar-sinar wajahnya. Nah itu dia ya...