Pernikahan Rezi

1.8K 97 2
                                    

Setelah bermalam di pondok, pagi ini aku akan berangkat ke pernikahan Rezi, teman lamaku yang dua hari lalu memberiku undangan pernikahan nya. Rencananya aku akan pergi bersama sya'ban. Tapi keadaan mendadak menyudutkan sya'ban untuk tidak ikut bersama ku.
Hari ini sya'ban ada jadwal dadakan, So aku akan pergi bersama Mami..

" mas Aban aku berangkat ya " pamitku untuk pergi bersama Mami.

" iyaa, maaf ya gabisa anter " sya'ban mengizinkan ku dengan sedikit rasa kecewa, karena dirinya tidak bisa ikut serta dalam pernikahan sahabat istrinya itu.

" iya engga papa, aku berangkat ya, assalamualaikum " pamit keduaku dengan beranjak bangun keluar kamar.

" hati - hati yaa, jaga anak kita. Waalaikumsalam ".  Setelah berkata seperti itu sya'ban mengecup keningku. Ini adalah kali pertama dicium nya keningku oleh laki-laki setelah ayah. Pagi-pagi udah bikin terbang aja.
Lantas saja aku mencium balik bahu tangan kanan nya, layaknya kebiasaan setelah sholat.

Perjalananku kali ini menggunakan mobil, bukan aku sih yang nyetir. So pasti mba Mimi kesayanganku.

*selamat datang para tamu*

Sampailah aku di acara bahagia teman ku ini. Yaa!! Rezi Khaliz. Masih ingat kan?

Turunlah aku dari mobil yang kukendarai , dan kulihat hiasan serta dekorasi pernikahan Rezi. Acara ini dihiasi dengan warna putih berpadu gold. Cukup membuat hati tenang. Memang, dekorasi nya tidak semegah pernikahan ku waktu itu. Tapi ya, pernikahan bukanlah tentang seberapa megah dan indah acaranya namun yang terpenting adalah seberapa besar makna dari ijab qabul tersebut.

" adek ayo, " ajak Mami yang sedari tadi baru turun dari mobil.

Berjalanlah aku menyelusup acara tenang tersebut. Kucari dimana rezi?
Tetap saja dia belum terlihat.

Ternyata aku baru ingat, aku berangkat pukul 08.00 pagi, dan tahukah kamu ? Pukul 8 itu baru mau mulai ijab qabul. Ampun aku lupa.. Pantes Rezi engga ada.. Ternyata dia masih berdandan ala ala Aceh.

Duduk lah aku bersama Mami, memperhatikan seisi ruangan buatan di acara sederhana ini. Tiba-tiba...

" assalamualaikum bu ustadzah "
Suara lelaki menyuarai telingaku.
Dan kutengok lah,,

" eh,, waalaikumsalam Rezi toh " seraya menengok seraya berbicara.

" iya bu ustadzah "

" gausah panggil - panggil ibu kenapa? Belom jadi ibu nih " rasa kesal sedikit menyerui perkataan Rezi.

" iya-iya maaf "

" Zi, ijab qabulnya jam berapa? Ko belum dimulai? " tanyaku.

" harusnya si sekarang. Tapi penghulu nya belum sampai. Lagipula istri aku juga belum siap ".

" oh.. Eh belum jadi istri. Masih calon haha"

"iya iya " wajah Rezi langsung mengerenyut tiba-tiba.

***
3 jam lamanya aku sudah berada di acara tenang tersebut. Aku akan pulang karena hari sudah panas.

" Zi, aku pulang dulu ya, SAMAWA loh " berpamitan dan memberi sebungkus kado khusus ucapan selamat  kepada kedua mempelai.

" iya makasih Ra ya, makasih juga kadonya ".

Aku pun bergegas keluar dari acara tersebut. Tidak kusangka ada batu yang kuterjang.

Brukk

" astagfirullah dek, kenapa bisa jatuh? " sahut Mami terkejut melihatku jatuh.

Sya'ban dan Sosok Bidadari nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang