Mimpi berpisah

631 45 5
                                    

Mami pun menengok sembari meledek ibu-ibu itu. Lalu mendekat ke arah Zahra.
" Perasaan kita berdua baru mulai perbincangan,barusan ya Ra? " .
Zahra tertawa kecil. " Hus,udah nanti bangun lagi itu musang " UPS

____________

Disisi lain pun Aban tengah bersiap untuk naik panggung yang sebentar lagi acara akan segera di mulai. Dirinya dan team hadroh nya sering sekali mendapat panggilan-panggilan seperti ini untuk mengisi beberapa acara. Entah itu acara pernikahan, peresmian atau acara hari-hari besar Islam. Yang membuat beberapa orang di dalam nya jauh dari orang-orang yang di cinta nya. Abuyah yang sering jauh dari anak istrinya. Gus Azmi yang jauh dari orang tua nya. Tak lupa pula Aban si pengantin baru yang sering jauh merindukan istrinya,Zahra.

Tiga jam sudah berlalu,acara itu sudah selesai. Rasa kantuk mulai datang dari para anggota di team Hadrah ini. Mereka pun menginap di salah satu hotel terdekat dari lokasi acara. Satu demi satu disini sudah mulai tidur tak terkecuali Aban.
_________

" Bun? mau kemana? " tanya Aban yang melihat istrinya itu berada di seberangnya dengan wajah yang sangat berseri dan amat cantik dengan balutan hijab syar'i berwarna putih sepadan dengan pakaiannya. Di antara mereka hanya terpisah sungai yang sangat jernih mengalir dengan deras.

" Aku mau jalan-jalan hehe, tapi aku mau peluk kamu dulu. Tapi aku gak mau kamu kesini " Tuturnya yang membuat kepala Aban pusing tujuh keliling.

" Yaudah kamu yang kesini dong. Aku juga mau peluk. Kan aku udah nikah sama kamu,kok masih terhalang gini? " Tanya Aban dengan segala rasa kebingungan nya.

" Kamu petik apel dulu dong disana tuh dibawah bukit itu. Disana ada pohon apel yang lebat banget. Kamu ambil ya, itu hadiah dari aku. Aku pamit dulu seben----"
______
" Hah? Zahra! Zahra! " Aban pun terbangun dengan nafas yang ter engah-engah. Dirinya sadar dan takut dengan keadaan Zahra. Zahra pergi dan hanya menyuruhnya mengambil sebuah apel di bawah bukit sana. Tapi belum sempat Aban mengambil nya, Aban sudah tersadar duluan. Semoga ini pertanda baik Ya Allah.

" Ban, kenapa ban? " Tanya Dimas yang ikut terkejut dengan sadar nya Aban dari tidurnya. Hanya Dimas yang tahu, karena di kamar ini pun hanya mereka berdua.

Aban pun menceritakan isi mimpi nya barusan kepada Dimas. Tapi Dimas hanya mengatakan bahwa Aban kelelahan dan rindu akan Zahra. Maka dari itu Zahra sampai ikut kebawa di mimpi Aban. Lalu Dimas menyarankan untuk menelfon Zahra agar memastikan bahwa Zahra dalam keadaan aman. Dimas pun memperhatikan gerak-gerik dari Aban.

Aban pun mengikuti saran dari Dimas. Aban pun mencoba menelfon nomor Zahra berkali-kali. Tapi tidak ada jawaban alias di riject. Aban semakin panik. Wajahnya pucat pasih. Dimas yang melihat pun semakin bingung dan mencoba menenangkan nya.
" Ban, tenang Ban. Berdoa yang baik-baik aja. Husnudzon aja " Kata Dimas. Dimas pun terlihat khawatir kala Aban yang sudah seperti adiknya sendiri itu memasang wajah yang cemas. Bahkan jarang sekali Aban cemas terhadap perempuan. Sesekali nya pun dulu ketika ibu nya pergi untuk selama-lamanya.

" Gimana ya Dim? apa aku bilang sama mas Mafin? " Tanya Aban yang masih terlihat panik.

" Jangan dulu, tunggu informasi yang bener dulu. Jangan sampai merepotkan orang dulu Ban. Ada Mami kan? Coba aja telfon " Tutur Dimas yang memang benar hari ini bijak sekali dia. Aban pun tak terfikir di benaknya bahwa Zahra pergi bersama Mami. Dirinya pun langsung menelfon Mami. Telfonan pertama tidak ada jawaban,makin-makin cemas wajahnya.

Aban pun menelfon nya sekali lagi. Dan Alhamdulillah diangkat.
" Mam ? halo assalamualaikum " Tanya nya dengan sigap. Dirinya tak sabar ingin tahu tentang keadaan Zahra.

" Waalaikumsalam Ban? kenapa? " Jawab Mami dengan nada melemah, tak ingin jika ibu-ibu di sampingnya kembali mengaung.

" Mam, Zahra aman kan? ada sama Mami kan? " Tanya Aban yang masih terlihat cemas.

" Aman, lagi tidur orang nya " Aban mendengus tenang, Istrinya dalam keadaan sehat-sehat disana. Khawatir sekali Aban.

" Tapi kok, Aku telfon dari tadi gak ada yang jawab Mam? " Kata Aban yang masih heran dengan jawaban riject tadi.

" Lah, orang tidur semua ya jelas gak denger. Ini tuh tadi Mami batuk terus geter handphone nya jadi Mami angkat ternyata kamu ". Jelas Mami yang membuat hati Aban merasa lebih tenang. Aban pun menutup telfon itu. Dirinya melanjutkan tidur.

" Tuh kan Ban,aku bilang apa? Jangan panik duluan. Mimpi kan juga bisa aja cuma peringatan,belum tentu akan jadi kenyataan " Jelas Dimas. Mereka pun akhirnya kembali tertidur dengan segala rasa kantuk yang menjajahi tubuhnya.
________

Disisi lain, diatas pesawat di ketinggian 35000 kaki diatas permukaan laut. Dimana terdapat dua orang yang ingin cepat-cepat sampai pada tujuan awal. Serta ingin cepat-cepat pulang. Satu orang yang memegang janji akan kembali dengan keadaan sehat bersama sang buah hati nya. Dan satu orang yang sama pula memegang janji akan melindungi perempuan yang duduk di sebelahnya dengan sepenuh jiwa. Rasa capek pasti ada dari keduanya. Apalagi satu diantara sedang berjuang agar melahirkan sosok anak yang di damba-dambakan nya sejak lama. Satu kenyataan pahit terpampang jelas dahulu kala anak pertama dari pasangan Aban dan Zahra harus pamit pergi untuk kembali ke sang pencipta. Sedih memang, tapi takdir tiada yang tahu selain Allah.

Tutt..Tutt
Para penumpang Garuda Indonesia tujuan akhir Bandara Internasional Kualanamu bernomor A330-900 di beritahukan bahwa pesawat dalam keadaan darurat, dihimbau kepada para penumpang agar memasang sabuk pengaman untuk menghindari kecelakaan yang amat parah. Para penumpang di himbau tetap dalam keadaan tenang. Terimakasih
( maapin kalau gak seperti pengumuman aslinya ya,author sendiri belum pernah naik pesawat )

" Mam? darurat Mam? gimana ? " Kata Zahra yang sangat khawatir jika terjadi apa-apa dengan pesawat ini. Zahra terus memeluk perutnya, tak mau lagi harus kehilangan untuk kedua kalinya.

" Udah , tenang-tenang. Jangan panik. Kita berdoa aja. Inget jangan di difikirin nanti stres kasian Dede nya " Jawab Mami menenangkan Zahra. Yang memang benar ibu hamil tidak boleh terlalu banyak fikiran apalagi sampai panik. Jujur Mami pun saat ini dalam keadaan risau. Tapi mau bagaimana lagi? Yang menjaga Zahra disini hanya Mami seorang. Mami harus benar-benar menjaga nya.

" Handphone aku mati Mam,aku mau hubungi Mas Aban. Boleh pinjam Mam? " Zahra panik bukan kepalang. Dirinya benar-benar stres, Dirinya berdoa agar tidak terjadi apa-apa.

Zahra pun menelfon Aban, tidak ada jawaban. Memang Aban tadi sudah tertidur lelap lagi setelah mendapati mimpi yang tidak enak. Zahra bingung,panik. Zahra mencoba menghubungi nya lagi,tapi tetap gagal. Bunyi alarm pesawat darurat semakin kencang. Zahra semakin takut.
" Mas, angkat mas " Zahra hanya terfikirkan Aban dan Aban saja sampai lupa bahwa ada Mas Mafin dan Mba Sisil atau teman hadrah nya Aban. Zahra butuh pelukan Aban saat ini.

Pesawat semakin oleng dan tidak bisa lagi di kemudikan.
Grekkkgrekk bwarrr
" Ya Allah "

Pesawat yang di naiki nya pun terjun bebas ke arah bawah. Pantai ternyata. Pesawat Garuda Indonesia ini jatuh tiada sisa di pantai ,entah daerah mana. Semua penumpang dan pekerja di dalam pesawat jatuh bersamaan. Setengah dari badan kapal hanyut bersama air di pantai tak berpenghuni disana. Setengah nya lagi rusak parah akibat tabrakan antar bebatuan dan awak kapal yang sangat kencang. Teriakan-teriakan mulai bermunculan.
Mami dan Zahra berpisah.

" Mass, aku cinta sama kamu. Datanglah dan rawat anak kita bers---- " Zahra pun tak sadarkan diri.
































Assalamualaikum temen-temen.
gimana puasanya hari ini? lancar jaya ya Alhamdulillah...

sekedar info, Im Moeslim hampir mengenai ending. Tapi insyaallah aku terusin beberapa part lagi biar greget
Dukung terus dan vote im Moeslim selalu ya

salam Cintah seliaghn ❤️




Sya'ban dan Sosok Bidadari nyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang