#10

926 110 9
                                    

"Jadi dia bohong sama kamu?"

Aku menyeruput vanilla latte sembari menggelengkan kepala. "Nggak tahu."

Hyojung menatapku heran. "Nggak tahu? Jadi maksudnya kamu ngambek tanpa tahu kebenarannya."

Aku menghela nafas. Kemudian mengangguk. "Intinya aku nggak tahu siapa yang bohong atau jujur disini."

Hyojung menatapku dengan kesal. Hyojung ini kakak tingkatku semasa kuliah, ia pindah ke Busan begitu lulus dan mulai membangun dessert bar bernama HyoDee. Jujur saja aku tidak berniat menemuinya di Busan karena jadwal Jaehyun yang lumayan padat. Tapi pada kenyataannya aku justru kabur dari hotel dan memintanya untuk menjemputku.

"Harusnya kamu tanya dulu sama Jaehyun," Hyojung kemudian duduk di seberang meja sembari mengaduk milkshakenya. "Bisa aja perempuan itu yang bohong."

Aku menghela nafas. Harusnya aku memang konfirmasi hal ini dulu pada Jaehyun. Dia pasti sedang bingung karena sikapku pagi ini, belum lagi aksi kabur murahan semacam ini. Aku terus merutuk dalam hati sembari membayangkan begitu banyak kemungkinan di kepalaku; mungkin Jaehyun marah dan membenciku.

"Sekarang coba telepon Jaehyun!" ujar Hyojung setelah menyesap milkshakenya. "Dia pasti khawatir."

"Nggak ah, malu," ujarku masih merasa malu karena sikap bodohku hari ini. "Aku mau pulang ke Seoul aja."

Hyojung menatapku tidak percaya. "Jadi kamu mau pulang terpisah sama Jaehyun?"

Aku mengangguk. "Aku bisa pulang naik bis."

"Bukan itu masalahnya," Hyojung menatapku. "Menurutku sekarang lebih baik kamu kembali ke hotel, tanya Jaehyun tentang malam kemarin."

"Pokoknya aku nggak mau."

"Jadi mau main kabur-kaburan gitu? Kayak anak bocah aja."

Aku menatap Hyojung. "Takut, eonni."

"Takut apa, sih?" Hyojung menyesap milkshakenya sampai habis. "Ayo, aku antar lagi ke hotel."

Aku langsung menggeleng dengan cepat. "Nggak, pokoknya nggak."

Sebenarnya jarak dari HyoDee ke JJ Hotel cukup dekat. Hanya perlu waktu sekitar lima menit naik mobil dan hanya sekitar 15 menit jalan kaki. Tapi tetap saja, kaki ini enggan untuk melangkah keluar dari HyoDee. Bukan karena nyaman atau apa, hanya saja aku masih takut untuk bertemu Jaehyun. Aku takut dia marah atau bahkan sudah pulang lebih dulu ke Seoul.

"Seharusnya kalian pulang jam berapa?"

Aku melirik jam tanganku. "Jam tiga sore nanti. Rencananya Jaehyun mau meeting dulu sama pimpinan hotel jam sepuluh."

Jam di tanganku sudah menunjukan pukul sembilan, tepat satu jam setelah aku melancarkan aksi kabur secara diam-diam. Aku kembali menyeruput vanilla latte sambil berharap bisa memutar waktu, ingin rasanya aku datang bersama dengan Jaehyun tadi, jadi aku tidak perlu bertemu dengan Nahyun.

"No excuse. Cepat bangun! Aku antar kamu ke hotel."

Aku menggeleng. Menggenggam erat gelas vanilla latte aku erat-erat. Pokoknya aku tidak mau bertemu Jaehyun. Tidak saat ini. Aku terlalu malu dan takut pada saat bersamaan.

"Oh my, sepertinya aku tidak perlu mengantarmu—"

Ucapan Hyojung yang menggantung membuatku mendongak menatapnya yang nampak sedang memandang keluar jendela. Aku yang penasaran mengikuti arah pandangannya dan hatiku langsung berdesir saat itu juga.

IT STARTED IN THE WINTER [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang