#1

1.2K 130 8
                                    

Hari itu Kota Seoul sedang diselimuti salju. Salju pertama baru saja turun tiga hari yang lalu tepat di malam natal. Tidak banyak hal yang aku lakukan, hanya menhadiri acara family dinner di rumah nenekku di daerah Incheon lalu pergi mengunjungi krematorium tempat abu kakekku disimpan.

Tapi hari ini rupanya jadwalku cukup padat. Pagi tadi aku harus pergi ke florist langganan untuk memesan bunga di acara pernikahan Seunghee—sahabatku sejak SMA. Siang ini aku harus pergi fitting gaun untuk mencoba gaunku sebagai bridemaids. Dan malam ini—tepat saat ini—aku harus menghadiri acara makan malam dengan teman lama ayahku.

Biasanya aku tidak pernah ikut acara seperti ini, aku bukan tipe orang yang senang acara makan malam formal apalagi pergi pesta. Aku bosan terlibat dalam pembicaraan serius, aku lebih senang acara yang santai dan tidak terlalu banyak orang.

Mobil ayahku berhenti tepat di sebuah hotel dan tentu saja aku tahu apa nama hotelnya. Hotel paling terkenal di Seoul, baru saja launching beberapa bulan yang lalu. JJ Hotel. Milik pengusaha properti super kaya, Jung Taesung.

"Teman ayah pasti kaya sekali," komentarku begitu turun dari mobil. "Acara makan malam saja sampai di hotel mewah segala."

Ayah hanya tertawa sebagai jawaban. Ia kemudian menggandeng tangan ibuku sementara aku mengekor di belakang.

Interior dan design hotel ini benar-benar mewah. Bergaya khas Eropa lengkap dengan ornamen-ornamen yang biasa ditemui di Eropa, pilar-pilar besar dan ukiran super mewah di langit-langitnya. Mulutku tidak bisa berhenti menganga saking terpana dengan kemewahan hotel ini.

Kemudian kami masuk ke dalam lift, aku sedikit heran karena setahuku biasanya restoran hotel terletak di lantai satu. Aku berpikir mungkin kami akan makan malam di Sky Lounge. Lihat, kan? Teman ayahku pasti kaya sekali.

"Selamat datang di Presiden Suite JJ Hotel," dua orang wanita cantik berseragam berwarna krem menyambut kami begitu pintu lift terbuka. "Mr. Kim Youngnam?"

Ayahku mengangguk, lalu kami digiring menuju kamar super mewah yang hanya biaa diakses menggunakan sebuah kartu super mewah berwarna hitam keemasan.

Mulutku nyaris sulit tertutup. Presiden Suite? Private dinner? Sebenarnya siapa yang akan ditemui ayahku? Sekaya apa temannya? Dan bagaimana bisa ia kenal dengan ayahku yang hanya seorang CFO di bank milik Korea yang beroperasi di Tiongkok.

"Youngnam,"

Begitu pintu terbuka kami disambut oleh seorang pria tua, mungkin sekitar lima puluh tahunan yang langsung membentangkan tangannya dan tak lama berpelukan hangat dengan ayahku.

Seorang wanita cantik dengan senyum anggun muncul dan kemudian menyapa ibuku. Usianya mungkin tak lagi muda namun wajahnya benar-benar terlihat cantik. Aku asumsikan sepertinya dia istri dari teman ayahku.

"Nah, ini pasti Kim Jiho, kan?" teman ayahku menatapku dengan semangat. "Semakin dewasa terlihat semakin cantik, ya. Dulu kamu masih digendong ayahmu waktu kita terakhir ketemu."

Aku tersenyum sambil membungkuk sopan. Aku tidak ingat pernah bertemu dengannya. Tentu saja, itu mungkin terjadi dua puluh tahun yang lalu.

"Duduk, duduk!" Teman ayahku itu menunjuk meja makan bundar dengan enam kursi yang melingkar disana. Baru ada beberapa gelas dan botol wine disana. Sepertinya makanannya belum dihidangkan.

"Sekretaris Jang," istri teman ayahku langsung memanggil seorang wanita muda yang menghampiri meja begitu namanya dipanggil. "Tolong siapkan makanannya. Dan coba hubungi lagi Jaehyun. Katakan mereka sudah datang."

IT STARTED IN THE WINTER [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang