Kay mengembungkan pipinya bermaksud menahan tawa. Kalau diizinkan, ia berani sumpah, ingin tertawa sekencang-kencangnya melihat wajah Alesya yang sekarang kebingungan.
Sebelum Kay berjalan ke atas panggung, Kay memang membawa segelas air. Air yang orang-orang kira berisi soju. Padahal isi gelasnya hanyalah air-putih-biasa. Seharusnya juga, Alesya tidak perlu mengernyitkan wajah seolah apa yang perempuan itu minum benar-benar soju. Mungkin takut. Namun reaksi polos Alesya menambah kesan 'sungguhan' bahwa gelas di tangannya kini berisi soju. Bagus Alesya.
"Alesya! Ayo habiskan!" Soo Hyun dan Hansi memberi tepuk tangan meriah untuk Alesya.
Alesya tersenyum serba salah.
Di kejauhan dari tempat Alesya duduk, Harley menatap Alesya seperti kebakaran janggut. Harley berkali-kali menggelengkan kepala. Hendak berdiri. Hendak menarik Alesya yang bertindak bodoh di depan sana namun niatnya selalu kandas karena hadangan dari Boona.
"Biarkan Alesya menikmati minumannya! Kamu di sini saja denganku, Harley. Duduk!" kalau sekedar ucapan Harley bisa lolos dari hambatan yang diciptakan Boona namun Boona dengan entengnya menyentuh—lebih parah lagi—menggenggam tangan Harley, membawanya ke tempat duduk dengan hentakkan yang lumayan ... keras dan sakit. Harley mendesis kesal karena tidak bisa menolong Alesya.
"Satu gelas saja? Tambah lagi! Masih tersisa 3 botol!" Hansi membuka botol soju yang baru. Dua botol yang lain ludes diteguk oleh Baek Jeha.
Kay melirik Alesya yang wajahnya kembali memucat. Alesya sengaja berlama-lama meminum air putih pemberian Kay. Berharap dengan durasi siputnya bisa menyelamatkan 'ke-imanan' Alesya dari soju itu. Tapi ... tapi ... belum selamatkah ia?
"Tidak adil namanya! Kenapa kalian berdua tidak ikut minum bersama kami?" sela Kay.
Soo Hyun dan Hansi saling melirik. "Kami?"
"Tentu. Lihat ke sana!" Kay membentangkan tangan sebelah kirinya ke arah para tamu. "Mereka saja sibuk bersulang. Kalian bisa bergabung dengan kami untuk menghabiskan soju ini!" sambungnya mengakhiri tawaran tersebut.
"Boleh juga!" Soo Hyun menyahut lebih dulu. Tanpa tunggu lama, laki-laki yang merupakan pembawa acara itu langsung membuka penutup botol soju. Meneguknya langsung tanpa butuh gelas sebagai perantara.
Kay tersenyum. Pancingannya berhasil. Dua kali. Hari ini Kay menolong Alesya dua kali. Saat Kay memandang Alesya ternyata Alesya sedang melihat ke arahnya. "Kamu baik-baik aja?"
Mata Alesya mengerjap-ngerjap. Tercenung tanpa mengeluarkan suara.
"Lupain. Kamu pasti baik-baik aja. Tanpa soju itu dan tanpa aku."
Alesya menggeleng bukan sekedar menyanggah ucapan Kay. Jujur, ia tidak baik-baik saja tanpa Kay. Alesya menggeleng karena kini ... Kay menuang soju ke dalam gelas, lalu meneguk habis air beralkohol itu ke dalam mulutnya. Kay meminumnya sambil tidak lepas memandang Alesya.
Satu kali Alesya diam, dua kali Alesya masih diam—gelengan kepala Alesya bertambah kuat—hingga gelas ketiga yang akan meluncur masuk ke dalam mulut Kay tertahan karena Alesya menarik gelasnya secara paksa. Alesya menaruh asal gelas tersebut ke atas meja. Maafkan kesalahan Alesya kali ini, Ya Allah ... Alesya menarik tangan Kay dari kursi, membawanya berlari meninggalkan panggung. Meninggalkan wajah kebingungan Soo Hyun, Hansi, dan Baek Jeha. Alesya baru melepas genggamannya saat mereka menjauhi taman sekolah.
"Alesya kamu ...."
"Aku enggak suka ya, Kay! Aku tahu kamu udah nolong aku, tapi apa perlu kamu minum-minum seperti tadi? Kamu tahu apa dampaknya?!" Alesya meledak-ledak.
Untuk pertamakalinya, Kay melihat sisi lain dari Alesya.
"Kamu tahu seberapa ketakutannya aku duduk di sana?! Ternyata aku lebih takut lagi lihat kamu yang minum seenaknya!" bentak Alesya masih dengan wajah marahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/182941510-288-k457689.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Khimar Fillah✔
Spiritual[SELESAI!] *** SINOPSIS | Khimar Fillah Islam itu adanya di Indonesia. Tapi cahayanya ada di Korea. Kok bisa, ya? Alesya Zulfainer, remaja muslim yang terpaksa pindah ke Korea karena tuntutan pendidikannya. Ia hanya perempuan biasa yang berusaha ta...